Strategi Hadapi Tantangan Manajemen Aset di Era Industri 5.0

Kebutuhan akan manajemen aset yang andal semakin meningkat seiring dengan tantangan yang dihadapi industri besar dalam menjaga keandalan operasional mereka.

oleh Septian Deny diperbarui 17 Nov 2024, 06:30 WIB
Diterbitkan 17 Nov 2024, 06:30 WIB
ilustrasi akuntansi
ilustrasi. Kebutuhan akan manajemen aset yang andal semakin meningkat seiring dengan tantangan yang dihadapi industri besar dalam menjaga keandalan operasional mereka. (sumber: freepik)

Liputan6.com, Jakarta Kebutuhan akan manajemen aset yang andal semakin meningkat seiring dengan tantangan yang dihadapi industri besar dalam menjaga keandalan operasional mereka. Pendekatan strategis dan inovatif diperlukan untuk mengatasi masalah ini, terutama dengan perubahan besar yang dibawa oleh Revolusi Industri 5.0. Sistem yang lebih cerdas dan terintegrasi menjadi kebutuhan untuk mendukung kelancaran operasional di tengah tantangan tersebut.

Oleh karena itu, para praktisi reliability engineering dituntut untuk terus mengembangkan solusi baru dan berbagi pengetahuan guna menghadapi kompleksitas di lapangan. Kolaborasi antar profesional menjadi kunci untuk menemukan praktik terbaik yang dapat diterapkan secara efektif.

Dengan kemajuan teknologi, manajemen aset tidak hanya berfokus pada pemeliharaan, tetapi juga pada strategi pengelolaan yang menyeluruh.

Sebagai wadah untuk mendukung tujuan ini, PT Tiara Vibrasindo Pratama menggelar Tiara Reliability User Conference (TRUC) 2024, yang telah menjadi ajang penting bagi komunitas reliability engineering di Indonesia sejak 2007.

Acara tahunan ini mengumpulkan praktisi dari berbagai industri untuk berbagi pengalaman dan praktik terbaik dalam reliability asset management dan condition monitoring. Memasuki tahun ke-17, TRUC 2024 diadakan pada 29-31 Oktober lalu di Tiara Competency Center, Yogyakarta, dengan tema “Proactive Asset Stewardship in Interconnected Intelligent Reliability World.”

Ketua Pelaksana TRUC 2024 Arfiandi Anugerah menjelaskan bahwa TRUC bertujuan memperkenalkan best practice dalam komunitas reliability, di mana praktisi handal berkolaborasi untuk menghasilkan formulasi yang dapat diterapkan di tempat masing-masing.

"Harapannya komunitas ini terus berkembang. Tak lupa juga TRUC mampu memberdayakan komunitas-komunitas lokal lainnya dalam rangkaian acara, sejalan dengan salah satu tujuannya yaitu sebagai Corporate Social Responsibility (CSR)," jelasnya.

 

Manfaatkan Kecerdasan Buatan

ilustrasi akuntansi
ilustrasi akuntansi (sumber: freepik)

Sementara itu, Direktur PT Tiara Vibrasindo Pratama Cailendra Gautama, menambahkan bahwa perusahaan harus memiliki komitmen untuk menjadi lebih proaktif dengan memanfaatkan konektivitas dan kecerdasan buatan untuk memprediksi, me-mitigasi, dan mengoptimalkan kinerja aset.

“Saya berharap pada TRUC kali ini seluruh peserta mendapatkan manfaat tersebut. Saya ingin memastikan bahwa seluruh peserta punya ‘oleh-oleh’ untuk dibawa pulang dan diaplikasikan di perusahaan masing-masing sehingga memberikan nilai manfaat,” katanya.

TRUC 2024 menegaskan komitmennya pada tiga tujuan utama: sebagai Pusat Keunggulan, CSR, dan penguatan persaudaraan di kalangan praktisi reliability. Konferensi ini menjadi ajang berbagi pengetahuan, membangun jaringan, dan memperkuat komunitas reliability engineering di Indonesia.

Erick Thohir Bilang Orang Bisa Nganggur Kalau Tak Pakai AI, CEO Nvidia Mempertegas

CEO NVIDIA Jensen Huang di acara Indonesia AI Day 2024. Liputan6.com/Agustin Setyo Wardani
CEO NVIDIA Jensen Huang di acara Indonesia AI Day 2024. Liputan6.com/Agustin Setyo Wardani

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir bertemu dengan CEO Nvidia, Jensen Huang dalam sebuah panel diskusi di acara Indonesia AI Day pada Kamis, 14 November 2024.

Pada kesempatan tersebut Erick Thohir berbincang mengenai perkembangan dan pemanfaatan teknologi Artificial Intelligence (AI). Jensen menjelaskan tanpa infrastruktur, terutama infrastruktur internet maka Artificial Intelligence  (AI) tidak akan dapat diakses oleh masyarakat luas.

Jensen juga menuturkan Indonesia memiliki potensi untuk menggunakan data dan mengubahnya menjadi kecerdasan atau informasi dan dapat digunakan kembali untuk penduduknya.

“Indonesia punya data dari penduduknya yang kemudian bisa diubah menjadi intelligence dan digunakan kembali lagi masyarakat, untuk negara tersebut,” kata Jensen dalam acara Indonesia AI Day.

 

AI Bukan untuk Ditakuti

CEO NVIDIA Jensen Huang bersama CEO GOTO Patrick Walujo dan Menteri BUMN Erick Thohir di acara Indonesia AI Day 2024. Liputan6.com/Agustin Setyo Wardani
CEO NVIDIA Jensen Huang bersama CEO GOTO Patrick Walujo dan Menteri BUMN Erick Thohir di acara Indonesia AI Day 2024. Liputan6.com/Agustin Setyo Wardani

Adapun pada kesempatan yang sama, Erick mengungkapkan AI bukan sesuatu yang harus ditakuti, tetapi harus menjadi sesuatu yang harus dimengerti dan siap menjadikan AI sebagai teman.

“Indonesia harus bisa siap dengan AI, berteman dengan AI, orang yang tidak siap dengan AI bisa kehilangan pekerjaan,” jelas Erick.

Menanggapi hal tersebut, menurut Jensen seseorang tidak akan kehilangan pekerjaan karena AI, tetapi seseorang akan kehilangan pekerjaan oleh orang yang bisa menggunakan AI.

Adapun melalui unggahan media sosial resminya, Erick menyebut pertemuan dengan Bon Nvidia ini membahas peluang besar yang dapat dihadirkan AI untuk mendorong transformasi digital di Indonesia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya