Maskapai Ini Bakal Distribusikan Beras ke Pelosok Indonesia

Distribusi pangan, seperti beras ke daerah terpencil di Indonesia masih menjadi tantangan. Penggunaan pesawat penerbangan perintis dinilai bisa menjadi salah satu opsinya.

oleh Arief Rahman H diperbarui 21 Nov 2024, 22:10 WIB
Diterbitkan 21 Nov 2024, 22:10 WIB
SAM Air
SAM Air Buka Penerbangan Perintis di Gorontalo. Foto: Risman (Arfandi Ibrahim/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta Distribusi pangan, seperti beras ke daerah terpencil di Indonesia masih menjadi tantangan. Penggunaan pesawat penerbangan perintis dinilai bisa menjadi salah satu opsinya.

Program distribusi beras sendiri ditugaskan Badan Pangan Nasional (Bapanas) terhadap Perum Bulog. Sementara itu, distribusi ke daerah Papua Tengah dan Papua Pegunungan salah satunya akan digarap oleh maskapai SAM Air.

Direktur Utama SAM Air, Agus Priyanto mengatakan pada pelaksanaan distribusinya nanti dia akan menggandeng maskapai lain, Asian One Air yang memiliki pengalaman dalam penerbangan ke wilayah terpencil.

"Kami sangat antusias dengan kerjasama ini. Melalui sinergi dengan Asian One Air, kami percaya dapat mendukung program pemerintah dalam memastikan distribusi beras mencapai seluruh pelosok Indonesia," kata Agus dalam keterangannya, Kamis (21/11/2024).

Program ini diharapkan dapat meningkatkan ketersediaan pangan di daerah terpencil yang selama ini mengalami tantangan logistik. Sehingga masyarakat di wilayah terpencil dapat memperoleh akses pangan yang lebih baik.

"Ini adalah langkah nyata kami untuk hadir lebih dekat dengan masyarakat, khususnya di daerah terpencil yang membutuhkan perhatian lebih," ucapnya.

Sementara itu, Direktur Utama Asian One Air, Silvi Herawaty, menambahkan, kerja sama ini cara mencari solusi distribusi pangan ke wilayah pelosok RI.

"Kerjasama ini mencerminkan semangat gotong-royong dalam mengatasi tantangan distribusi di wilayah terpencil. Kami optimis bahwa dengan kolaborasi ini, distribusi pangan akan semakin efisien dan dapat membantu meningkatkan kualitas hidup masyarakat di daerah-daerah yang selama ini sulit dijangkau," ujar dia.

 

Harga Beras Mulai Naik

Imbas Kenaikan BBM, Harga Beras Ikut Merangkak Naik
Warga saat membeli beras di Pasar Induk Cipinang, Jakarta Timur, Kamis (8/9/2022). Kenaikan harga BBM bersubsidi berdampak pada melonjaknya harga beras di Pasar Induk Cipinang hingga Rp 2.000 - Rp 3.000 per kilogram akibat bertambahnya biaya transportasi. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Sebelumnya, Badan Pangan Nasional (Bapanas) meminta pemerintah daerah fokus mengintervensi harga beras Stabilitas Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) di pasar tradisional guna menjaga stabilitas harga dan ketersediaan beras bagi masyarakat.

Upaya ini dinilai penting, terutama di wilayah yang harga berasnya telah melebihi harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.

Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Bapanas, I Gusti Ketut Astawa, mengatakan bahwa hasil pemetaan menunjukkan sejumlah daerah dengan harga beras yang lebih tinggi dari HET, termasuk Papua, Kepulauan Riau, Kalimantan, Sulawesi, dan sebagian Sumatera.

Optimalisasi penyaluran beras SPHP di pasar tradisional sangat penting. Mayoritas masyarakat berbelanja di pasar, jadi intervensi ini dapat langsung dirasakan,” jelas Astawa dikutip dari ANTARA, pada Rabu (12/11/2024) di Jakarta.

Dalam upaya ini, Bapanas menyelenggarakan Rapat Koordinasi SPHP Beras bersama kepala dinas dari seluruh provinsi, kabupaten, dan kota serta Perum Bulog untuk membahas strategi penyaluran beras SPHP di seluruh Indonesia.

 

Intervensi Pasar untuk Stabilisasi Harga Beras

Takaran Beras
Ilustrasi Takaran Beras / Freepik by azerbaijan_stockers

Bapanas mencatat 101 daerah yang harga berasnya masih di atas HET, dengan Papua menjadi wilayah yang paling terdampak. Untuk mengatasi hal ini, Bapanas menginstruksikan pemerintah daerah dan Perum Bulog untuk mempercepat distribusi beras SPHP ke pasar-pasar utama agar harga tetap stabil.

Selain itu, Bapanas mendorong pelaksanaan Gerakan Pangan Murah (GPM) di daerah-daerah, sebagai langkah konkret untuk menyediakan beras terjangkau bagi masyarakat.

GPM diharapkan mampu menjaga harga beras tetap stabil, terutama menjelang periode Natal dan Tahun Baru, sehingga dapat menekan laju inflasi akibat kenaikan harga pangan.

Infografis Rokok Kalahkan Telur dan Ayam, Tertinggi Kedua Setelah Beras
Infografis Rokok Kalahkan Telur dan Ayam, Tertinggi Kedua Setelah Beras (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya