Keluarga Kaya Pemilik Louis Vuitton Akuisisi Klub Sepak Bola Paris FC, Bakal Jadi Saingan PSG?

Keluarga Arnault asal Prancis, pemilik Moet Hennessy Louis Vuitton (LVMH) ingin meniru kesuksesan yang dicapai Red Bull dalam akuisisi klub sepakbola asal Jerman, Leipzig dan Salzburg dari Austria.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 23 Nov 2024, 21:01 WIB
Diterbitkan 23 Nov 2024, 21:01 WIB
Keluarga Kaya Pemilik Louis Vuitton Akuisisi Klub Sepak Bola Paris FC, Bakal Jadi Saingan PSG?
Keluarga Arnault asal Prancis, pemilik Moet Hennessy Louis Vuitton (LVMH) dan salah satu dinasti terkaya di dunia, tengah bersiap untuk mengamankan kepemilikan mayoritas klub sepakbola Paris FC. (ERIC PIERMONT/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Keluarga Arnault asal Prancis, pemilik Moet Hennessy Louis Vuitton (LVMH) dan salah satu dinasti terkaya di dunia, tengah bersiap untuk mengamankan kepemilikan mayoritas klub sepakbola Paris FC.

Antoine Arnault, putra dari CEO dan Chairman LVMH Bernard Arnault, mengatakan investasi di klub sepak bola kecil itu adalah perkara emosi ketimbang soal keuangan. Mereka ingin meniru kesuksesan yang dicapai Red Bull dalam akuisisi klub sepakbola asal Jerman, Leipzig dan Salzburg dari Austria.   

Keluarga Arnault juga akan bermitra dengan Red Bull di Paris FC, dengan perusahaan induk keluarga Agache mengambil 52 persen saham awal. Sementara perusahaan raksasa minuman energi tersebut memperoleh 11 persen.  

Dia mengatakan, dibandingkan dengan klub lain, keluarganya telah menemukan lebih banyak minat dan penciptaan nilai dalam mengakuisisi Paris FC. Tak hanya dari sisi olahraga, tapi juga branding daripada Paris FC itu sendiri. 

"Ada anomali dalam sepakbola Perancis dan Paris, bahwa kota ini mungkin satu-satunya kota besar di Eropa yang hanya memiliki satu klub sepakbola besar. Sementara Paris FC susah memiliki infrastruktur, tim hebat, punya sejarah yang indah. Namun mereka hanya butuh sokongan uang, pemegang saham yang sedikit lebih kuat untuk mendorongnya ke tingkat berikutnya," kata Arnault dikutip dari CNBC, Sabtu (23/11/2024).

Dibandingkan dengan Paris Saint-Germain (PSG) yang dikuasai raksasa Qatar, Paris FC jadi klub yang kurang dikenal, lantaran terakhir bermain di liga utama pada periode 1970-an. Sementara PSG telah menguasai Ligue 1 sejak beberapa dekade terakhir. 

 

 

Tujuan Pertama Masuk Liga Satu

Bernard Arnault
CEO LVMH Bernard Arnault mengumumkan hasil grup tahun 2022 di markas LVMH di Paris pada 26 Januari 2023. (Stefano Rellandini/AFP)

Saat ditanya apakah Paris FC bisa menggeser dominasi PSG, Arnault merasa sangat tidak sopan bagi pihaknya jika mereka membandingkan diri dengan Paris Saint-Germain. 

"Tujuan pertama adalah masuk ke Liga Satu dan naik, kemudian berkembang, dan kemudian membangun klub yang indah dengan nilai-nilai baik yang dicintai penggemar kami. Juga dihormati penggemar kami dan ingin kembali ke pertandingan berikutnya," ungkapnya. 

"Kami bukanlah dana investasi. Kami tidak meminta mereka untuk memenangkan Liga Champions dalam 3, 5, 10 tahun. Silakan berikan yang terbaik yang mereka bisa, dan memberikan segalanya di lapangan," dia menambahkan. 

Tim tersebut siap untuk mendapatkan momentum tambahan dari penunjukan Jürgen Klopp baru-baru ini, yang membawa klub Inggris Liverpool meraih kesuksesan Liga Premier, sebagai kepala sepak bola global Red Bull. Klopp diharapkan untuk bekerja dengan keluarga Arnault dalam peran penasihat.

Banyak keluarga kaya telah mengincar tim olahraga terkenal sebagai akuisisi menjanjikan. Seringkali digunakan untuk pencitraan merek, dengan jor-joran mengeluarkan ongkos agar bisa menggondol trofi.

Namun, Arnault menyatakan, jika keluarganya mengincar aset trofi, mereka akan mencari tempat lain. "Yang kami inginkan adalah membangun kisah ketahanan, membangun kisah kerja keras dengan nilai-nilai yang indah," tandasnya.

 

Miliarder Bernard Arnault Jajaki Beli Klub Sepak Bola Paris FC

Ilustrasi Miliarder atau Orang Terkaya Dunia: Foto: Freepik/Chokniti
Ilustrasi Miliarder atau Orang Terkaya Dunia: Foto: Freepik/Chokniti

Sebelumnya, perusahaan induk milik orang terkaya di Prancis, Bernard Arnault yakni Agache mengatakan sedang memasuki negosiasi eksklusif untuk membeli saham mayoritas di klub sepak bola Ligue 2 Paris FC.

Mengutip france24.com, Jumat (18/10/2024), raksasa minuman energi Red Bull juga telah memasuki pembicaraan untuk akuisisi "saham minoritas" di Paris FC.

Perusahaan induk keluarga Arnault, Agache mengungkapkan sebuah langkah yang dapat mengguncang lanskap sepak bola Prancis.

Berdasarkan ketentuan kesepakatan itu, keluarga Arnault pada awalnya akan memegang 55 persen saham klub sepak bola Paris FC dan Red Bull 15 persen, demikian menurut sumber yang dekat dengan hal itu.

Presiden Paris FC sejak 2012, pengusaha Pierre Ferracci (72) akan genggam 30 persen dari modal itu sebelum menjual sahamnya pada 2027 kepada keluarga Arnault yang kemudian akan memiliki 85 persen saham klub, demikian menurut sumber.

"Dengan kedatangan Agache sebagai pemegang saham mayoritas klub, klub akan mengubah dimensi dan mengincar kesuksesan baru," demikian seperti dikutip.

Perusahaan induk tersebut bermaksud secara bertahap membawa tim sepak bola putra untuk kembali ke jajaran elit sepak bola. Hal ini juga sama dengan tim putri yang sudah bermain di divisi pertama.

Adapun Bernard Arnauld, salah satu orang terkaya di dunia adalah pemimpin perusahaan barang mewah LVMH, tetapi juga telah bergerak untuk membangun kerajaan bisnis di bidang lain, salah satunya mengambil alih kendali majalah mingguan Paris Match.

Akuisisi saham klub sepak bola itu dapat sepenuhnya mengubah lanskap sepak bola di Prancis seiring liga domestik telah didominasi oleh Paris Saint-Germain sejak diakuisisi oleh Qatar Sports Investments pada 2011.

 

Kekayaan Miliarder Bernard Arnault Susut Rp 124,29 Triliun dalam 1 Hari

Ilustrasi Miliarder atau Orang Terkaya. Foto: Freepik
Ilustrasi Miliarder atau Orang Terkaya. Foto: Freepik

Sebelumnya, pendiri dan CEO perusahaan barang mewah LVMH, Bernard Arnault mencatat penurunan kekayaan hampir USD 10 miliar atau sekitar Rp 155,33 triliun (asumsi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.533) dalam satu hari. Hal ini seiring penurunan tajam harga saham LVMH sebesar 7 persen setelah Perseroan membukukan penurunan penjualan yang tidak terduga pada kuartal III.

Mengutip Yahoo Finance, Kamis (17/10/2024), produsen barang mewah yang memiliki merek Moet & Chandon, Louis Vuitton, dan Tiffany&Co membukukan penurunan penjualan 3 persen pada kuartal III 2024 menjadi 19,1 miliar euro atau USD 21 miliar. Hal itu menekan saham LVMH.

Sebelum pengumuman kinerja keuangan, kekayaan bersih Arnault diperkirakan mencapai USD 190 miliar atau sekitar Rp 2.951 triliun. Akan tetapi, sejak saat itu ia telah kehilangan USD 8 miliar atau sekitar Rp 124,29 triliun dari kekayaan bersihnya.

Jauh berbeda pada awal 2024, saat Arnault menjadi orang terkaya di dunia. Pada Maret, kekayaan Arnault mencapai titik tertinggi sepanjang masa USD 231 miliar. Namun, kekayaan Arnault terus merosot sejak saat itu karena penjualan di LVMH menurun drastic.

Bulan lalu, posisi taipan Prancis situ anjlok menjadi orang terkaya kelima di dunia. Hal ini setelah harga saham LVMH merosot 20 persen yang akibatkan kekayaan bersihnya berkurang USD 54 miliar atau sekitar Rp 83,92 triliun.

Pada Mei 2024, miliarder ini juga alami kerugian USD 11,2 miliar saat saham LVMH turun 5 persen.

Kekayaan Arnault meski turun, tetapi pria berusia 75 tahun ini masih memiliki kekayaan USD 182 miliar atau sekitar Rp 2.827 triliun, menurut indeks Bloomberg Billionaires. Adapun LVMH tidak segera menanggapi permintaan komentar Fortune.

Apa yang Terjadi di LVMH?

Selama paruh pertama 2024, LVMH melaporkan penurunan pendapatan cukup besar, tetapi divisi anggur dan minuman keras alami kinerja kurang baik.

“Mungkin situasi global saat ini, baik geopolitik maupun ekonomi makro, tidak membuat orang-orang bersemangat dan membuka botol sampanye,” ujar Chief Financial Officer LVMH, Jean-Jacques Guiony.

Kali ini raksasa barang mewah itu menyalahkan lemahnya belanja di kalangan konsumen China atas penurunan penjualan kuartal ketiga yang tidak terduga dan memperingatkan tentang lingkungan ekonomi dan geopolitik yang tidak pasti.

Dalam panggilan dengan investor, Guinoy menuturkan, masih belum jelas apakah langkah-langkah stimulus pemerintah China baru-baru ini akan cukup atau tidak mendorong belanja di kawasan itu, menurut MarketWatch.

Di sisi lain, penjualan di divisi utama fesyen dan barang dari kulit LVMH, yang dipandang sebagai penentu sektor mewah turun 5 persen menandai pertama kalinya divisi tersebut mencatat penurunan penjualan sejak 2020, selama pandemi COVID-19.

infografis miliarder dunia
Pendatang baru miliarder dunia
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya