Liputan6.com, Jakarta PLN Indonesia Power (PLN IP) telah melakukan beragam gebrakan untuk mewujudkan komitmennya dalam mengembangkan Energi Baru Terbarukan (EBT) di Tanah Air, mulai dari pemanfaatan tenaga surya dan air melalui proyek Hijaunesia dan Hydronesia.
Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Yuliot Tanjung mengatakan, Indonesia memiliki potensi EBT yang luar biasa dan beragam yaitu sebesar 3.687 GW, namun baru 0,3% yang dimanfaatkan, karenanya dia mengajak berbagai pihak untuk bekerja lebih keras lagi melalui kolaborasi bersama.
Advertisement
Baca Juga
Salah satunya dengan lewat ajang Electric Connect 2024, bisa menjadi forum kolaborasi global untuk mendorong penggunaan energi terbarukan .
Advertisement
"Saya sangat mengapresiasi kegiatan Electricity Connect 2024 ini yang merupakan forum yang tepat untuk berkonsolidasi, menyamakan persepsi, menyiapkan regulasi, adaptasi teknologi, digitalisasi serta membangun keunggulan sumber daya manusia di sektor ketenagalistrikkan dalam menggairahkan investasi di bidang kelistrikan yang berbasis EBT," kata Yuliot.
Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo mengungkapkan, PLN akan memenuhi Kebutuhan sebesar 103 GB dimana 75 GB berbasis pada EBT. Hal ini adalah visi misi Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan PLN siap mendukung. PLN akan beralih dari fosil base development to green energy development and great magnificient opportunity.
"PLN akan merancang dan membangun ekosistem yang kondusif untuk berkolaborasi dan berinvestasi sehingga pelaku usaha bisa membangun kolaborasi yang berbasis pada spirit of fairness berkembang bersama sehingga misi dari Pemerintah bisa tercapai," tutur Darmawan.
Untuk mendukung mendukung pengembangan EBT pada sektor kelistrikan, PLN Indonesia Power pun telah melakukan gebrakan energi hijau. Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra mengukapkan, gebrakan tersebut meliputi pengembangan proyek Hijaunesia terdiri dari 12 PLTS dan 1 PLTB dengan total kapasitas 1.055 MW.
Â
Â
Proyek Hidronesia
Gebrakan berikutnya adalah mengembangkan proyek Hidronesia berkapasitas 2.135 MW dan geothermal berkapasitas 280 MW, serta mengembangkan energi panas bumi bekerja sama bersama perusahaan lain.
PLN Indonesia Power juga membangun pabrik panel surya teritegrasi pertama dan terbesar di Indonesia dengan kapasitas 1 GWP per tahun dengan TKDN 41%. Keberadaan fasilitas tersebut akan mendorong pengembangan PLTS.
Ediwn menyebutkan, gebrakan yang terakhir adalah membangun Geothermal Green Hydrogen Plant pertama di Asia Tenggara dan Hydrogen Refuelling Station pertama di Indonesia.
"PLN Indonesia Power pun mengajak berbagai mitra, pengembangan panas bumi hingga mengembangkan ekosistem hidrogen dari hulu ke hilir," tutur Edwin.
Â
Advertisement
Pengembangan EBT
Atas pencapaian tersebut PLN IP dianugerahi Best Emerging Large Scale Renewable Energy Development pada acara Electricity Connect 2024 yang diselenggarakan oleh PLN dengan Masyarakat Kelistrikan Indonesia (MKI).
"Penghargaan yang kami dapatkan ini jadi bukti nyakat bahwa kami concern dalam pengembangan EBT di Indonesia demi tercapainya Net Zero Emission pada 2060," tutup Edwin.