Liputan6.com, Jakarta Andalas Business Matching (ABM) yang ke-2 resmi dibuka pada Senin (9/12/2024). Dalam event yang diselenggarakan oleh Universitas Andalas (Unand), Padang, hadir juga Wakil Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (Wamen UMKM) Helvi Moraza. Ia menyebutkan bahwa kegiatan tersebut dapat menjadi katalisator penting dalam mendorong sinergi lintas sektor untuk penguatan UMKM.
Wamen UMKM juga menegaskan bahwa kolaborasi ini sangat dibutuhkan untuk menghadapi tantangan UMKM, terutama yang ada di wilayah Sumatera Barat.
Baca Juga
“Acara ini bukan sekadar forum biasa, melainkan wadah strategis yang mempertemukan akademisi, dunia usaha, pemerintah, dan investor. Melalui sinergi ini, kita dapat mempercepat pertumbuhan UMKM sekaligus memastikan mereka siap bersaing di pasar internasional,” kata Helvi saat membuka ABM ke-2 dengan tema Sinergi Lokal untuk Pertumbuhan Global di Padang, Senin (9/12).
Advertisement
Peran Penting UMKM sebagai Tulang Punggung Ekonomi Nasional
UMKM memegang peranan penting sebagai tulang punggung ekonomi nasional. Wamen Helvi mengingkatkan UMKM memberikan kontribusi sebesar 60,5 persen terhadap PDB dan serapan tenaga kerja hingga 96,9 persen. Namun, ia menggarisbawahi tantangan besar yang masih dihadapi UMKM, termasuk rendahnya partisipasi dalam Rantai Pasok Global (GVC).
“UMKM kita belum cukup kompetitif untuk menembus pasar global. Di sisi lain, mayoritas UMKM juga masih belum terhubung ke rantai pasok industri,” kata Helvi.
Wamen UMKM menjelaskan ada dua hal untuk mengatasi permasalahan perdagangan internasional. “Pertama, rasionalisasi pajak ekspor dan impor bahan baku, lalu kedua, memfilter barang-barang impor yang membahayakan produk lokal,” katanya.
Untuk itu, kata Helvi, Kementerian UMKM sedanf berkolaborasi dengan Kementerian Perdagangan untuk merancang program “UMKM Bisa Ekspor”.
“Kami sedang upayakan melalui program tersebut, memberikan peluang agar UMKM bisa memperluas pasar dan bisa bertahan di pasar global,” kata Helvi.
Pentingnya Kolaborasi Lintas Sektor
Kolaborasi lintas sektor adalah kunci untuk membuka peluang yang lebih luas, termasuk akses pasar, pendampingan, pelatihan, dan adopsi teknologi.
“Kementerian UMKM terus berupaya untuk mendukung kemitraan dan membantu UMKM naik kelas dengan program Inabuyer untuk menghubungkan UMKM dengan korporasi besar dan BUMN, serta program kampus UMKM guna mendorong UMKM untuk go digital, go export, dan go standard,” kata Wamen UMKM.
Selain itu, Wamen UMKM juga mengapresiasi Unand atas perannya sebagai penggerak ekosistem inovasi di Sumatera Barat.
“Unand memiliki peran strategis sebagai jembatan antara akademisi, dunia usaha, dan pemerintah. Kami sangat mengapresiasi inisiatif Unand dalam mendorong kolaborasi lintas sektor, yang tidak hanya meningkatkan daya saing UMKM di pasar lokal, tetapi juga membuka peluang besar untuk menembus pasar global,” kata Helvi.
Helvi berharap, melalui acara seperti ABM, UMKM dapat semakin terhubung dengan ekosistem global, memperluas jaringan pasar, serta menghadirkan inovasi yang mampu menjawab tantangan ekonomi global.
Dalam kesempatan yang sama, Rektor Unand Efa Yonnedi menyampaikan perguruan tinggi sebagai pusat inovasi bisa menjadi lokomotif penciptaan wirausaha berbasis teknologi dan inovasi sebagai alat untuk persaingan pasar.
“Melalui hal tersebut, ini akan bisa memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi, sekaligus memaksimalkan potensi daerah, membuka lapangan kerja, serta membuat UMKM berkelanjutan, naik kelas, dan masyarakat sejahtera,” katanya.
Efa berharap agenda ABM ke-2 bisa mengajak seluruh pelaku bisnis untuk membangun sinergi dan kolaborasi. “Ini diharapkan bisa membangun networking yang dapat menghasilkan kesepakatan bisnis yang mampu mengakselerasi perkembangan UMKM di Sumatera Barat,” kata Efa.
Advertisement