Rupiah Nyaris Tembus 16.000 per USD

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Jumat dibuka turun di tengah meningkatnya inflasi produsen Amerika Serikat (AS) November 2024.

oleh Septian Deny diperbarui 13 Des 2024, 11:30 WIB
Diterbitkan 13 Des 2024, 11:30 WIB
Jangan dulu senang, Rupiah Masih Harus Tetap Waspada
Kurs rupiah yang sejak Rabu lalu menguat drastis, tak bisa menjadi alasan buatmu untuk tetap tenang.

Liputan6.com, Jakarta Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Jumat dibuka turun di tengah meningkatnya inflasi produsen Amerika Serikat (AS) November 2024.

Pada awal perdagangan Jumat, rupiah tergelincir 21 poin atau 0,13 persen menjadi Rp15.966 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rpp15.945 per dolar AS.

"Data inflasi produsen AS bulan November year on year yang dirilis semalam menunjukkan kenaikan 3 persen, melebihi bulan sebelumnya yang mengalami kenaikan 2,6 persen,” kata pengamat pasar uang Ariston Tjendra saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Jumat.

Menurut dia, inflasi AS yang masih belum stabil turun tersebut menaikkan peluang suku bunga acuan AS bakal sulit turun tahun depan.

Ariston menuturkan indeks dolar AS melejit naik ke atas area 107 pagi ini, dibanding pagi kemarin masih di sekitar 106,50.

Selain itu, ketegangan di Timur Tengah yang meningkat juga menjaga posisi dolar AS tetap kuat dibandingkan nilai tukar lainnya.

“Pagi ini terlihat nilai tukar regional bergerak melemah terhadap dolar AS dan rupiah juga berpeluang melemah lagi hari ini,” ujarnya.

Ia menuturkan, peluang pelemahan rupiah ke arah 16.000 per USD, dengan support di sekitar Rp15.900 per USD hari ini.

Rupiah Hampir Sentuh 16.000 per Dolar AS, Ini Gara-garanya

kurs-rupiah-130711b.jpg
Kurs rupiah.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah pada perdagangan Kamis (12/12/2024). Pelemahan rupiah ini terjadi usai investor melihat rilis inflasi Amerika Serikat (AS) November 2024.

Pada awal perdagangan Kamis, rupiah pagi turun 19 poin atau 0,12 persen menjadi 15.938 per dolar AS dari sebelumnya sebesar 15.919 per dolar AS.

"Nilai tukar rupiah diperkirakan akan melemah terhadap dolar AS yang menguat setelah data inflasi AS semalam," kata analis mata uang Lukman Leong dikutip dari Antara. 

Lukman mengatakan inflasi AS naik ke 2,7 persen secara year on year (yoy), sesuai perkiraan.

Ia menuturkan, rencana Pemerintah China yang akan melemahkan yuan tahun depan juga menekan rupiah.

Namun, dengan kurs rupiah mendekati level psikologis 16.000 per dolar AS, ada peluang besar Bank Indonesia (BI) akan mengintervensi pasar. Intervensi BI bisa langsung di pasar spot maupun obligasi.

 

Dampak Donald Trump

rupiah-kurs-131217b.jpg
Kurs rupiah.

Ia memproyeksikan rupiah bergerak di rentang 15.850 per dolar AS sampai dengan 16.000 per dolar AS hari ini.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati prediksi rupiah akan melemah seiring indeks dolar Amerika Serikat (AS) makin menguat setelah Donald Trump memenangkan Pemilihan Presiden AS (Pilpres AS).

Sri Mulyani menilai, kemenangan Donald Trump berdampak signifikan terhadap pasar keuangan global. Sri Mulyani menuturkan, nilai tukar Rupiah sempat menguat hingga bulan Oktober 2024, bahkan mencapai Rp 15.200 per dolar AS (USD).

Infografis Nilai Tukar Rupiah
Infografis Nilai Tukar Rupiah (Liputan6.com/Trie Yas)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya