Bank Dunia Dongkrak Ramalan Ekonomi China pada 2024, Apa Pendorongnya?

Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi China untuk 2025 akan turun menjadi 4,5%.Sedangkan ekonomi China akan tumbuh 4,9 persen pada 2024.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 27 Des 2024, 09:47 WIB
Diterbitkan 27 Des 2024, 09:46 WIB
Bank Dunia Dongkrak Ramalan Ekonomi China pada 2024, Apa Pendorongnya?
Bank Dunia menaikkan proyeksinya pada pertumbuhan ekonomi China untuk 2024 dan 2025(AFP/Hector Retamal)

Liputan6.com, Jakarta - Bank Dunia menaikkan proyeksinya pada pertumbuhan ekonomi China untuk 2024 dan 2025, tetapi memperingatkan kepercayaan rumah tangga dan bisnis yang lesu, bersama dengan hambatan di sektor properti, akan terus membebani negara itu tahun depan.

Melansir CNBC International, Jumat (27/12/2024) Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan produk domestik bruto China akan tumbuh sebesar 4,9% tahun ini, naik dari perkiraannya pada Juni sebesar 4,8%.

Kenaikan itu berkat efek pelonggaran kebijakan dan kekuatan ekspor jangka pendek. Sebagai catatan, China menetapkan target pertumbuhan ekonomi sekitar 5% tahun ini, sebuah tujuan yang menurutnya dapat dicapai.

Sedangkan pertumbuhan ekonomi China untuk 2025 diperkirakan turun menjadi 4,5%. Namun, angka tersebut masih lebih tinggi dari perkiraan Bank Dunia sebelumnya sebesar 4,1%.

Pertumbuhan pendapatan rumah tangga yang lebih lambat dan efek kekayaan negatif dari harga rumah yang lebih rendah diperkirakan akan membebani konsumsi China hingga tahun 2025, imbuh Bank Dunia.

"Mengatasi tantangan di sektor properti, memperkuat jaring pengaman sosial, dan meningkatkan keuangan pemerintah daerah akan menjadi penting untuk membuka pemulihan yang berkelanjutan," kata Mara Warwick, direktur negara Bank Dunia untuk China.

"Penting untuk menyeimbangkan dukungan jangka pendek terhadap pertumbuhan dengan reformasi struktural jangka panjang," tambahnya.

Seperti diketahui, ekonomi terbesar kedua di dunia itu tengah berjuang tahun ini, terutama karena krisis properti dan permintaan domestik yang lesu. Kenaikan tarif barang impor oleh AS ketika Presiden terpilih AS Donald Trump menjabat pada bulan Januari juga dapat memengaruhi pertumbuhan China.

 

Bank Dunia Pekirakan 55% Kelas Menengah di China Tak Aman Secara Ekonomi

Ilustrasi Bendera China (AFP/STR)
Ilustrasi Bendera China (AFP/STR)

Kelas menengah China telah berkembang secara signifikan sejak tahun 2010-an, mencakup 32% dari populasi pada tahun 2021, tetapi perkiraan Bank Dunia menunjukkan sekitar 55% masih "tidak aman secara ekonomi", yang menggarisbawahi perlunya menciptakan peluang.

Untuk menghidupkan kembali pertumbuhan, otoritas China dilaporkan telah sepakat untuk menerbitkan obligasi pemerintah khusus senilai 3 triliun yuan tahun depan.

Angka-angka tersebut tidak akan diumumkan secara resmi hingga pertemuan tahunan parlemen China Kongres Rakyat Nasional, pada bulan Maret 2025 mendatang, dan masih dapat berubah sebelum itu.

Sementara regulator perumahan akan terus berupaya untuk membendung penurunan lebih lanjut di pasar real estat tahun depan, Bank Dunia mengatakan pemulihan sektor tersebut tidak diantisipasi hingga akhir tahun 2025.

China Bakal Tambah Utang dan Pangkas Suku Bunga Buntut Tarif Impor Donald Trump

Peringatan 25 Tahun Penyerahan Hong Kong dari Inggris
Sebuah kapal nelayan dengan spanduk dan bendera untuk menandai peringatan 25 tahun penyerahan Hong Kong dari Inggris ke China berlayar melalui pelabuhan Victoria Hong Kong (28/6/2022). (AFP/Peter Parks)

Sebelumnya, China akan meningkatkan defisit anggaran, menambah utang, dan melonggarkan kebijakan moneter untuk mempertahankan pertumbuhan ekonominya.

Keputusan ini diumumkan dalam keterangan pemerintah China mengenai pertemuan tahunan para pemimpin utama negara itu, yang dikenal sebagai Konferensi Kerja Ekonomi Pusat (CEWC) yang diadakan pada 11-12 Desember 2024.

Langkah itu dilakukan untuk bersiap menghadapi dampak ketegangan perdagangan dengan Amerika Serikat, di mana Presiden Terpilih Donald Trump berencana menaikkan tarif impor pada barang impor dari China.

China akan meningkatkan defisit anggaran, menambah utang, dan melonggarkan kebijakan moneter untuk mempertahankan pertumbuhan ekonominya.

Keputusan ini diumumkan dalam keterangan pemerintah China mengenai pertemuan tahunan para pemimpin utama negara itu, yang dikenal sebagai Konferensi Kerja Ekonomi Pusat (CEWC) yang diadakan pada 11-12 Desember 2024.

Langkah itu dilakukan untuk bersiap menghadapi dampak ketegangan perdagangan dengan Amerika Serikat, di mana Presiden Terpilih Donald Trump berencana menaikkan tarif impor pada barang impor dari China.

 

Infografis Efek Donald Trump Menang Pilpres AS ke Perekonomian Global
Infografis Efek Donald Trump Menang Pilpres AS ke Perekonomian Global. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya