Liputan6.com, Jakarta Donald Trump resmi menjadi presiden ke-47 Amerika Serikat usai membacakan sumpah jabatan pada Senin (20/1/2025) di US Capitol, Washington D.C.
"Saya bersumpah dengan sungguh-sungguh bahwa saya akan menjalankan jabatan Presiden Amerika Serikat dengan setia, dan dengan kemampuan terbaik saya, menjaga, melindungi dan membela Konstitusi Amerika Serikat. Semoga Tuhan menolong saya," kata Donald Trump saat menyampaikan sumpahnya, seperti yang disiarkan langsung di akun Joint Congressional Committee on Inaugural Ceremonies, Senin (20/1).
Advertisement
Baca Juga
Trump menjadi presiden kedua dalam sejarah AS yang menjabat di dua periode terpisah, setelah Presiden Grover Cleveland. Ia akan memegang jabatan sebagai presiden AS ke-45 dan ke-47.
Advertisement
Selain itu, Trump juga menjadi presiden pertama yang pernah dihukum karena pelanggaran hukum dan menjabat sebagai presiden tertua kedua yang menjadi Panglima Tertinggi.
Dibalik hal tersebut, Donald Trump yang juga merupakan pengusaha memiliki harta dan gurita bisnis yang besar.
Harta Kekayaan Donald Trump
Berdasarkan Forbes Real-Times Billionaires List, Donald Trump berada di peringkat ke-473 dalam daftar orang terkaya. Hingga 20 Januari, kekayaan bersih Trump mencapai USD 6,7 miliar atau sekitar Rp 109,73 triliun (asumsi dolar AS terhadap rupiah di kisaran 16.377).
"Sebagian besar kekayaan Donald Trump ada di sektor real estate, yang telah mengalami kesulitan dalam beberapa tahun terakhir karena suku bunga meningkat, pembeli beralih ke daring dan pekerja kantoran bekerja dari rumah,” demikian laporan Forbes.
Selain itu, Donald Trump juga memiliki lapangan golf, rumah mewah, kilang anggur dan Boeing 757 tahun 1991 yang dijuluki Trump Force One.
Riwayat Kekayaan Donald TrumpMenurut Forbes, pada 2015, kekayaan bersih Donald Trump tercatat USD 4,1 miliar yang meningkat menjadi USD 4,5 miliar pada 2016. Pada 2017, kekayaan bersih Trump turun menjadi USD 3,5 miliar. Pada 2018 dan 2019, kekayaan bersihnya menjadi USD 3,1 miliar.
Namun, pada 2020, kekayaan bersih Trump turun menjadi USD 2,1 miliar. Pada 2021 dan 2022, kekayaan bersih Trump naik masing-masing menjadi USD 2,4 miliar dan USD 3 miliar.
Berdasarkan laporan Forbes, pada 2023 dan 2024, kekayaan bersih Donald Trump masing-masing turun menyentuh USD 2,5 miliar dan USD 2,3 miliar.
Gurita Bisnis Donald Trump
Donald Trump tak hanya mengungkapkan proyek-proyek besar di beberapa negara, tetapi dia juga memperlihatkan nama dan merek kerajaan bisnis di setiap benua di dunia selain Antartika.
Dalam laporan pengungkapan keuangan yang dirilis pada Kamis kemarin, tokoh penting Partai Republik ini telah mengungkapkan bahwa dirinya memiliki sekitar 600 merek dagang di 87 negara, wilayah, dan badan internasional di seluruh dunia, termasuk sekutu dan musuh AS.
Negara dengan merek dagang terdaftar terbanyak bukanlah negara yang dia pimpin selama empat tahun kemarin yaitu AS, tetapi justru negara yang terus-meneris dia serang yaitu China.
Trump dan perusahaannya memegang 119 merek dagang di China daratan, ditambah lagi 21 lainnya di Hong Kong dan Makau. Sedangkan di AS ia hanya memiliki kurang lebih 56 merek dagang. Tentu saja perbandingan yang sangat besar.
Setelah dua negara terbesar di dunia, Donald Trump juga mengungkapkan bahwa ia memegang merek dagang terbanyak di Inggris (33), Uni Emirat Arab (31), Kanada (19), Turki (18), Uni Eropa (17), Panama (16), Republik Dominika (13) dan Indonesia (12).
Advertisement
Kekayaan Intelektual
Portofolio kekayaan intelektual Trump menjangkau hampir setiap wilayah di mana Amerika Serikat memiliki kepentingan geopolitik yang signifikan. Dia memiliki 10 merek dagang di Korea Selatan, yang tetangga utaranya suka berperang dilaporkan baru saja meluncurkan rudal balistik antarbenua ke Laut Jepang.
Dia memiliki enam merek dagang di Rusia, sebuah negara yang saat ini mengobarkan perang berdarah melawan Ukraina – di mana Trump memiliki tiga merek dagang lainnya. Dia memiliki merek dagang di saingan berat seperti Kuba, Iran dan Venezuela.
Selain itu, dia juga memiliki tiga di Taiwan, yang mungkin membutuhkan bantuan AS jika terjadi invasi oleh China daratan — di mana Trump memiliki lebih banyak merek dagang daripada negara lain mana pun di Bumi.
Akan tetapi, perwakilan dari Organisasi Trump tidak segera menanggapi permintaan komentar.