Liputan6.com, Jakarta - Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengungkapkan Microsoft sedang dalam pembicaraan untuk mengakuisisi TikTok.
Namun, baik pihak Microsoft maupun TikTok tidak segera menanggapi permintaan komentar terkait rencana akuisisi tersebut.
Baca Juga
Mengutip South China Morning Post, Selasa (28/1/2025), Donald Trump sebelumnya mengatakan, ia sedang berdiskusi dengan beberapa pihak terkait pembelian TikTok.
Advertisement
Ia memperkirakan keputusan tentang masa depan aplikasi media sosial tersebut akan rampung dalam 30 hari ke depan.
"Saya telah berbicara dengan banyak orang tentang TikTok dan ada minat yang besar terhadap TikTok," kata Trump kepada wartawan di Air Force One selama penerbangan ke Florida.
TikTok, yang memiliki sekitar 170 juta pengguna di AS sempat menghadapi penutupan sesaat sebelum undang-undang yang mengharuskan ByteDance untuk menjualnya dengan alasan keamanan nasional atau menghadapi larangan mulai berlaku pada 19 Januari 2025.
Berdasarkan kesepakatan yang dinegosiasikan oleh Gedung Putih, pemilik TikTok yang berbasis di China, ByteDance, akan tetap memiliki saham di perusahaan tersebut, tetapi pengumpulan data dan pembaruan perangkat lunak akan diawasi oleh Oracle, yang telah menyediakan fondasi infrastruktur Web TikTok, menurut laporan seorang sumber terkait.
Namun, Trump mengatakan bahwa ia belum berbicara dengan bos Oracle, Larry Ellison terkait pembelian TikTok.
"Tidak, tidak dengan Oracle. Banyak orang berbicara kepada saya, orang-orang yang sangat penting, tentang pembeliannya dan saya akan membuat keputusan itu mungkin dalam 30 hari ke depan. Kongres telah memberikan waktu 90 hari. Jika kita dapat menyelamatkan TikTok, saya pikir itu akan menjadi hal yang baik," terang Trump.
Miliarder hingga Seleb Youtube Bersaing Akuisisi TikTok
Seorang sumber mengatakan ketentuan kesepakatan potensial dengan Oracle masih bisa berubah dan kemungkinan akan berubah.
Pihak lain yang bersaing untuk mengakuisisi TikTok, termasuk kelompok investor yang dipimpin oleh miliarder Frank McCourt dan Jimmy Donaldson, yang lebih dikenal sebagai bintang YouTube Mr. Beast.
Berdasarkan ketentuan kesepakatan data TikTok, Oracle akan bertanggung jawab untuk menangani masalah keamanan nasional.
Advertisement
Manajemen TikTok Tak Akan Diganti
TikTok awalnya membuat kesepakatan dengan Oracle pada tahun 2022 untuk menyimpan informasi pengguna AS guna meredakan kekhawatiran Washington tentang campur tangan pemerintah China.
Dipastikan juga, mnajemen TikTok tidak akan diganti untuk mengoperasikan aplikasi video pendek tersebut, menurut salah satu sumber.
Donald Trump Ingin 50% Saham TikTok
Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menunda larangan hukum terhadap platform media sosial TikTok. Hal itu menjadi alasan untuk merayakan bagi 170 juta pengguna TikTok di Amerika Serikat.
Mengutip CNN, Selasa (21/1/2025), hal ini berbeda dengan di China, tempat perusahaan induk TikTok berada tidak begitu positif.
Hal ini terutama karena Donald Trump telah mengisyaratkan ia dapat meminta perusahaan untuk menyerahkan 50% saham TikTok untuk mencegah penutupan. Selain itu, ia juga mengisyaratkan tarif atas barang-barang China dapat bergantung pada apakah Beijing menyetujui kesepakatan potensial pada masa mendatang.
Ketika ditanya mengenai visi Donald Trump untuk masa depan TikTok, Kementerian Luar Negeri China mengatakan “operasi dan akuisisi perusahaan” harus diputuskan oleh perusahaan dan sejalan dengan hukum China.
"Amerika Serikat harus sungguh-sungguh mendengarkan suara akal sehat dan menyediakan lingkungan bisnis yang terbuka, adil, jujur, dan tidak diskriminatif bagi perusahaan-perusahaan dari semua negara,” ujar Juru Bicara Guo Jiakun pada Selasa pekan ini.
Adapun beberapa jam setelah pelantikannya pada Senin, 20 Januari 2025, Donald Trump mengeluarkan perintah eksekutif yang menunda selama 75 hari penegakan hukum yang haruskan TikTok dilarang di AS kecuali jika dijual kepada pembeli dari AS atau salah satu sekutunya.
Tindakan eksekutif tersebut mengikuti janji Donald Trump pada Minggu lalu, ia akan menunda penegakan hukum.
Advertisement
Bikin Usaha Patungan
TikTok menuturkan, jaminan tersebut memungkinkan untuk kembali online setelah tidak aktif selama lebih dari 12 jam selama akhir pekan.
“Penundaan itu akan membantu pemerintahan Donald Trump menentukan arah yang tepat ke depan dengan cara yang tertib yang melindungi keamanan nasional sambil menghindari penutupan tiba-tiba platform komunikasi yang digunakan oleh jutaan orang Amerika Serikat,” demikian isi perintah tersebut.
Dalam beberapa hari terakhir, Donald Trump telah berulang kali menyatakan mungkin terbuka terhadap pembeli Amerika Serikat yang membeli setengah dari perusahaan dan menjalankannya sebagai usaha patungan 50:50 dengan pemiliknya saat ini di China, ByteDance.
Usaha patungan yang melibatkan perusahaan AS dengan 50% saham di TikTok akan melunakkan isi hukum yang kontroversial itu, meskipun tidak jelas apakah anggota parlemen AS atau TikTok yang menyangkal hal itu menimbulkan risiko keamanan nasional bagi orang Amerika Serikat akan menerimanya.