Boeing Bersama Elon Musk Putar Otak Percepat Pengiriman Pesawat Kepresidenan AS

Presiden AS ingin pengiriman pesawat Air Force One lebih cepat, CEO Boeing Kelly Ortberg bersama Elon Musk diskusi untuk percepat pengiriman.

oleh Agustina Melani diperbarui 30 Jan 2025, 21:00 WIB
Diterbitkan 30 Jan 2025, 21:00 WIB
Boeing Bersama Elon Musk Putar Otak Percepat Pengiriman Pesawat Kepresidenan AS
CEO Tesla sekaligus Space X Elon Musk saat berpidato di World Water Forum (WWF) ke-10 di Bali. (Merdeka).... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Miliarder sekaligus CEO Tesla Elon Musk mampir ke operasi Boeing untuk menyelidiki upaya yang telah lama tertunda untuk renovasi dua jet 747 menjadi jet Air Force One generasi berikutnya.

Hal itu disampaikan CEO Boeing Kelly Ortberg pada Selasa, 28 Januari 2025 seperti dikutip dari CNN, Kamis (30/1/2025). Ortberg menuturkan, Boeing diskusi dengan Elon Musk untuk membahas kuartal yang buruk bagi hasil keuangan Boeing. Selain itu dengan Angkatan Udara mengenai apa yang harus dilakukan untuk mempercepat pengiriman jet yang awalnya dikirimkan pada 2022 tetapi sekarang tidak diharapkan hingga 2027.

Boeing tidak akan konfirmasi tanggal pengiriman baru dengan mengatakan sedang berdiskusi dengan Angkatan Udara.

"Presiden menginginkan pesawat itu lebih cepat, jadi kami bekerja dengan Elon dan tim untuk mencari tahu apa yang dapat kami lakukan untuk mempercepat jadwal pesawat itu,” ujar Ortberg kepada CNBC.

Ia menuturkan, pembicaraan dengan Elon Musk "konstruktif”. "Mereka sungguh-sungguh melihat hal-hal dalam kontrak dan dalam proses yang memperlambat kami dan tidak memberikan nilai,” ujar dia.

Kunjungan Elon Musk meski pada 18 Desember ke Boeing telah dilaporkan sebelumnya, pernyataan Ortberg mengenai perusahaan terus bekerja dengan Musk merupakan hal baru.

Ortberg menuturkan juga telah berbicara dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. "Ia sangat fokus pada pekerjaan di AS,” ujar dia.

Ia mengatakan, pihaknya membangun pesawat di AS dan mengekspor ke seluruh dunia. "Jadi saya pikir pemerintah akan sangat mendukung, tidak hanya Boeing, tetapi juga seluruh industri kedirgantaraan,” kata dia.

Tak Ada Solusi Instan untuk Air Force One

Ilustrasi pesawat Boeing 737 MAX (AFP Photo)
Ilustrasi pesawat Boeing 737 MAX (AFP Photo)... Selengkapnya

Namun, dalam panggilan telepon dengan investor di kemudian hari, Ortberg menuturkan kalau “tidak ada solusi instan” untuk program Air Force One yang secara teknis dikenal sebagai VC-25B. Air Force One hanya digunakan saat presiden berada di dalam pesawat.

"Saya merasa lebih baik tentang kemampuan kami untuk mengelola kinerja dengan lebih baik pada 2025,” ujar Ortberg.

Elon Musk sebagai Kepala Departemen Efisiensi Pemerintah atau DOGE bertugas menghilangan pemboroan pengeluaran pemerintah.

Meski kedua jet Air Force One masing-masing melebihi anggaran lebih dari USD 1 miliar atau sekitar Rp 16,23 triliun (asumsi kurs dolar AS terhadap rupiah di kisaran 16.238), biaya itu akan dibebankan kepada Boeing, bukan pembayar pajak sebagai bagian dari kontrak harga tetap. Di mana Angkatan Udara akan membayar USD 3,9 miliar atau sekitar Rp 63,36 triliun untuk dua pesawat itu.

Penundaan selama pandemi COVID-19 yang membatasi staf di fasilitas Texas, dan masalah rantai pasokan Boeing juga mendorong waktu pengiriman jadi mundur.

Boeing telah identifikasi kerugian USD 2,25 miliar atau sekitar Rp 36,56 triliun untuk dua jet tersebut pada kinerja keuangan sebelumnya. Pada Selasa kembali mengambil biaya USD 1,7 miliar untuk kontrak militer termasuk VC-25B, meski tidak merinci berapa banyak dari biaya itu yang berasal dari jet Air Force One.

Kerugian Boeing

Boeing 737 Next-Generation (Dok boeing.com)
Boeing 737 Next-Generation (Dok boeing.com)... Selengkapnya

Kerugian Boeing Terus Meningkat

Biaya terbaru sebesar USD 1,7 miliar untuk kerugian kontrak militer hanya sebagian dari masalah Boeing. Hal ini karena pada Selasan, Boeing melaporkan rugi operasional inti mencapai USD 4 miliar pada kuartal itu, jauh lebih tinggi dari yang diperkirakan analis.

Di antara masalah itu, pemogokan dari pertengahan September hingga awal November hentikan produksi sebagian besar jet komersialnya selama tiga bulan. Hal ini karena butuh waktu sebulan setelah pemogokan untuk melanjutkan perakitan jet tersebut.

Pesanan dan pengirimannya anjlok pada kuartal tersebut dan sepanjang tahun. Kinerja keuangan pada kuartal keempat menyebabkan kerugian setahun penuh menjadi USD 11,8 miliar, tepat di bawah rekor kerugian bersih sebesar USD 11,9 miliar yang dilaporkan pada 2020 saat pesawat terlarisnya 737 Max masih dilarang terbang setelah kecelakaan fatal pada 2018 dan 2019 yang menewaskan 346 orang.

Selain itu, pandemi COVID-19 juga telah menyebabkan kerugian besar di seluruh industri penerbangan global yang merupakan sebagian besar basis pelanggan Boeing.

Adapun Boeing belum melaporkan laba tahunan sejak 2018 dan kerugian terbaru ini membuat kerugian operasi inti kumulatif mencapai USD 51,1 miliar, kerugian terbesar yang pernah dilaporkan oleh perusahaan mana pun selama kurun waktu tersebut.

Kerugian itu akan terus berlanjut pada 2025. Boeing meski tidak lagi memberikan panduan tentang laba dan rugi, Boeing prediksi akan habiskan kas daripada yang diterima selama 2025.

Infografis 7 Insiden Fatal Pesawat Boeing
Infografis 7 Insiden Fatal Pesawat Boeing. (Liputan6.com/Putri Astrian Surahman)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya