BBM Kosong di Beberapa Wilayah, Ada Apa?

Sejumlah pasokan bahan bakar minyak (BBM) di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) swasta didapati sering kosong. Salah satunya adalah SPBU BP.

oleh Arief Rahman H diperbarui 31 Jan 2025, 14:10 WIB
Diterbitkan 31 Jan 2025, 14:10 WIB
Sejak pertama kali beroperasi di tahun 2018, jaringan SPBU BP-AKR hingga kini telah mencapai 50 SPBU yang berada di wilayah Jabodetabek dan Jawa Timur. (Dok BP-AKR)
Sejak pertama kali beroperasi di tahun 2018, jaringan SPBU BP-AKR hingga kini telah mencapai 50 SPBU yang berada di wilayah Jabodetabek dan Jawa Timur. (Dok BP-AKR)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Sejumlah pasokan bahan bakar minyak (BBM) di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) swasta didapati sering kosong. Salah satunya adalah SPBU BP.

Manajemen BP-AKR buka suaran. President Director PT Aneka Petroindo Raya, Vanda Laura membenarkan tidak seluruh SPBU BP menjual produknya. Penyebabnya adalah keterbatasan pasokan.

"Sehubungan dengan keterbatasan stok, maka untuk sementara waktu beberapa jaringan SPBU bp tidak dapat melayani penjualan produk BBM secara lengkap," ungkap Vanda dalam keterangannya, Jumat (31/1/2025).

Dia mengatakan, BP-AKR akan segera memulihkan pasokan di sejumlah SPBU yang kekurangan tadi.

"BP-AKR berkomitmen untuk segera memulihkan ketersediaan produk dan memastikan bahwa jaringan SPBU bp saat ini tetap beroperasi untuk melayani pembelian produk bahan bakar yang tersedia," tuturnya.

Canda juga meminta maaf kepada pelanggan yang tidak bisa membeli produk BBM BP-AKR.

"BP-AKR menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat atas ketidaknyamanan yang terjadi. Untuk layanan customer service, para pelanggan dapat menghubungi nomor 0811 1990 0606," pungkas dia.

BBM Swasta Kosong

Seperti diketahui, dalam beberapa waktu terakhir ramai di media sosial terkait tak adanya stok BBM di sejumlah SPBU swasta. Diantaranya di SPBU Shell serta SPBU BP-AKR.

Pada SPBU Shell, tertera pengumuman yang bertuliskan "Bahan bakar habis, bengkel dan toko buka". Ini terjadi di sejumlah wilayah seperti Jakarta, Bogor, hingga Bandung.

Sementara itu, pasokan yang minim juga terjadi di SPBU BP-AKR. Beberapa pelanggan mengeluhkan stok yang juga menipis. Beberapa lokasi bahkan mengalami antrean yang cukup panjang. Kejadian ini didapati di wilayah Jabodetabek dan Jawa Timur.

 

Impor LPG dan BBM Salah Satu Biang Kerok Rupiah Loyo

Kebutuhan Elpiji 3 Kg
Warga mengangkut tabung gas LPG 3 kilogram (kg) dengan sepeda motor di Jakarta, Rabu (16/12/2020). PT Pertamina (Persero) memperkirakan kebutuhan gas elpiji 3 kg naik menjadi 7,50 juta metrik ton pada 2021. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia, mengungkapkan salah satu penyebab nilai tukar Rupiah menurun terhadap dolar adalah akibat dari ketergantungan Indonesia terhadap impor LPG, hingga BBM.

Menteri Bahlil mengungkapkan bahwa pemerintah mengalokasikan subsidi sekitar Rp 87 triliun per tahun untuk LPG 3 kilogram yang digunakan oleh masyarakat.

Jika ditotal, anggaran untuk impor crude oil, minyak jadi, dan LPG mencapai sekitar Rp 500 triliun per tahun. Jumlah yang sangat besar ini berdampak pada pengeluaran devisa negara, yang pada gilirannya memengaruhi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Lantaran Indonesia harus membeli sejumlah besar dolar untuk membiayai impor energi tersebut, maka permintaan terhadap mata uang asing meningkat, yang pada akhirnya dapat menekan nilai tukar rupiah.

"Itulah kemudian salah satu penyebab kenapa Nilai tukar rupiah kita Agak sedikit menurun Terhadap dollar. Karena memang permintaan kita Terhadap dollar tinggi Akibat karena kita butuh untuk beli-beli (minyak mentah, BBM, minyak jadi)," kata Bahlil dalam Diskusi Ekonomi Outlook 2025, di Jakarta, Kamis (30/1/2025).

 

Jumlah Impor LPG

Pertamina Patra Niaga pastikan harga LPG 3 kg di Pangkalan resmi mengikuti HET yang ditetapkan setiap Pemda. (Foto: Pertamina)
Pertamina Patra Niaga pastikan harga LPG 3 kg di Pangkalan resmi mengikuti HET yang ditetapkan setiap Pemda. (Foto: Pertamina)... Selengkapnya

Lebih lanjut, Bahlil, mengatakan Indonesia saat ini mengimpor sekitar 6 hingga 7 juta ton LPG per tahun, sementara kebutuhan domestik hanya sekitar 1,4 juta ton.

Hal ini menunjukkan besarnya ketergantungan Indonesia pada impor LPG yang dalam jangka panjang dapat memengaruhi kestabilan ekonomi nasional.

"Gas ini kita impor LPG Itu 8 juta ton. Industri kita dalam negeri Itu cuma 1,4 juta Jadi kita import sekitar 6-7 juta ton Pertahun," ujarnya.

 

Infografis 4 Persiapan Pertamina Batasi Pembelian BBM Subsidi. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis 4 Persiapan Pertamina Batasi Pembelian BBM Subsidi. (Liputan6.com/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya