Mebel dan Kerajinan Indonesia Masih Berpeluang Jadi Produk Unggulan, Ini Modalnya

Meski kondisi perekonomian dunia belum sepenuhnya pulih akibat dinamika geopolitik, permintaan terhadap produk mebel dan kerajinan tetap tumbuh. Saat ini, China masih menjadi eksportir utama mebel dunia, disusul Vietnam.

oleh Tira Santia Diperbarui 20 Feb 2025, 16:18 WIB
Diterbitkan 20 Feb 2025, 14:12 WIB
Perajin Sukses Jual Tiga Set Mebel
Perajin furniture asal Sukoharjo, Rifky Baladraf.... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Industri mebel dan kerajinan dinilai masih memiliki potensi besar sebagai sektor unggulan Indonesia di masa depan. Potensi ini didukung oleh ketersediaan bahan baku yang melimpah, sumber daya manusia yang kompeten, serta pasar yang terus berkembang, baik di dalam maupun luar negeri.

Berdasarkan data Expert Market Research, nilai pasar furnitur global pada 2024 tercatat sebesar USD 660 miliar dan diproyeksikan tumbuh 4,9% per tahun dalam periode 2025–2034.

Ketua Umum HIMKI, Abdul Sobur mengatakan jika Industri mebel dan kerajinan adalah salah satu sektor prioritas yang menghasilkan produk bernilai tambah tinggi dan berdaya saing global.

"Industri ini juga menjadi penggerak ekonomi melalui penciptaan lapangan kerja serta kontribusi terhadap devisa negara. Apalagi, kita memiliki bahan baku yang cukup beragam, mulai dari kayu, rotan, bambu, hingga serat alam lainnya,” ujar dia, Dalam sambutannya pada Rakernas HIMKI 2025 di Jakarta.

Menurutnya, daya saing industri furnitur dan kerajinan Indonesia di pasar global terletak pada keberlanjutan bahan baku alami, desain khas yang berciri lokal, serta tenaga kerja yang terampil.

Meski kondisi perekonomian dunia belum sepenuhnya pulih akibat dinamika geopolitik, permintaan terhadap produk mebel dan kerajinan tetap tumbuh. Saat ini, China masih menjadi eksportir utama mebel dunia, disusul Vietnam.

“Ekspor produk mebel dan kerajinan nasional memang mengalami perlambatan, tetapi kami optimis pertumbuhannya akan kembali meningkat. Salah satu upaya yang kami lakukan adalah melalui pameran IFEX pada Maret 2025, yang kami harapkan dapat membantu menahan penurunan ekspor pada kuartal berikutnya,” kata Sobur.

Ia menambahkan bahwa peluang pasar global tetap terbuka, terutama dengan meningkatnya pembangunan di berbagai negara yang mendorong permintaan furnitur dan kerajinan. AS dan Eropa masih menjadi pasar utama, tetapi permintaan dari kawasan tersebut cenderung menurun akibat inflasi yang tinggi.

Oleh karena itu, industri perlu mengoptimalkan peluang di pasar baru seperti Timur Tengah, India, dan Asia. “Kami optimis industri furnitur nasional akan terus tumbuh, dengan target ekspor mencapai USD 6 miliar pada tahun 2030,” tegasnya.

 

Tantangan

Rakernas HIMKI 2025 di Jakarta.
Rakernas HIMKI 2025 di Jakarta.... Selengkapnya

Direktur Jenderal Industri Agro, Putu Juli Ardika yang mewakili Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengapresiasi HIMKI atas kontribusinya dalam mendorong industri furnitur nasional.

HIMKI dinilai terus bersinergi dengan pemerintah dan berbagai pemangku kepentingan untuk mencapai target ekspor dan memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri. Hilirisasi industri hasil hutan merupakan langkah strategis yang sejalan dengan UU Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian. Hilirisasi ini bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah produk, memperkuat struktur industri, menciptakan lapangan kerja, serta mengurangi ketergantungan pada impor.

“Indeks Kepercayaan Industri (IKI) pada Januari 2025 mencapai 53,10, menunjukkan bahwa industri sedang berada dalam fase ekspansi. Kondisi ini harus dimanfaatkan oleh para pelaku industri untuk semakin meningkatkan daya saing,” jelasnya.

Saat ini, tren furnitur global mengarah pada penggunaan material ramah lingkungan, integrasi dengan teknologi pintar, desain multifungsi, dan kustomisasi. Teknologi seperti Augmented Reality (AR) semakin banyak digunakan untuk mempermudah belanja furnitur secara daring, sementara 3D printing membantu menekan biaya produksi.

Namun, industri furnitur Indonesia juga menghadapi sejumlah tantangan, di antaranya: pertama, hambatan logistik ekspor akibat kondisi geopolitik. Kedua, kebijakan lingkungan di negara tujuan ekspor, seperti regulasi EUDR di Uni Eropa. Ketiga, meningkatnya impor furnitur, terutama berbahan logam dan plastik.

 

5 Strategi

Hasyim, perajin furniture akar kayu. (Dhita/Liputan6.com)
Hasyim, perajin furniture akar kayu. (Dhita/Liputan6.com)... Selengkapnya

Untuk menjawab tantangan ini, Kementerian Perindustrian telah menyiapkan lima strategi utama: pertama, memastikan ketersediaan bahan baku dengan membangun rantai pasok yang lebih efisien.

Kedua, menyediakan SDM terampil melalui Politeknik Furnitur dan Pengolahan Kayu di Kendal. Ketiga, memperluas pasar dengan mendorong partisipasi industri dalam pameran internasional dan ekspansi ke pasar non-tradisional.

Keempat, meningkatkan produktivitas dan kualitas produk, termasuk melalui program restrukturisasi mesin dan peralatan. Kelima, menciptakan iklim usaha yang kondusif untuk menarik investasi. Keenam, sebagai bagian dari strategi peningkatan pasar, Kementerian Perindustrian telah memfasilitasi enam perusahaan furnitur dalam pameran Index Plus New Delhi, India, pada 2024.

Respons pasar India terhadap produk furnitur Indonesia sangat positif, menunjukkan potensi ekspor yang besar ke negara tersebut. Selain itu, pemerintah juga mendorong penggunaan produk ber-TKDN dalam belanja APBN untuk memperkuat pasar domestik.

Dalam hal peningkatan produktivitas dan efisiensi, program Restrukturisasi Mesin/Peralatan Industri Pengolahan Kayu yang dimulai sejak 2022 terus berjalan. Hingga kini, 33 perusahaan telah menerima fasilitas ini dengan total nilai reimburse sebesar Rp 20,6 miliar. Pemerintah juga terus mendukung pengembangan desain furnitur melalui kolaborasi antara desainer dan pelaku industri.

Dengan sinergi yang kuat antara pemerintah, asosiasi, dan pelaku usaha, industri furnitur dan kerajinan Indonesia diharapkan semakin berkembang dan berdaya saing di pasar global.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya