Pentingnya Menabung dan Investasi untuk Jaga Keuangan

Liputan6.com, Jakarta - Bank Raya kembali membagikan tips pengelolaan keuangan praktis untuk masyarakat, termasuk generasi muda yang semakin dihadapi dengan berbagai dinamika kondisi ekonomi.

Dalam sesi talkshow lnspiraya bertajuk "Hustle Smart, Save Smarter: Muda(h) Kaya Raya", VP Digital & Product Development Bank Raya, M Farhad menyampaikan beberapa alasan pentingnya mengatur keuangan pribadi, terutama untuk menabung guna mengamankan diri dari kebutuhan tak terduga.

"Bukan (hanya) rekening yang penting, tetapi juga bagaimana mengatur budgeting," kata M Farhad di Jakarta, Kamis (27/2/2025).

Farhad menegaskan, menabung merupakan hal penting untuk menyiapkan dana darurat. Dalam kesempatan itu, Ceo & Founder DNA Finance Aliyah Natasya juga menyampaikan dalam mengelola keuangan penting untuk menjadikannya sebagai kebiasaan sehari-hari, terutama ketika mengambil pengeluaran.

"Kebiasaan dipengaruhi oleh pertemanan dan lingkungan serta keluarga kita. Jadi kebiasaan yang sehat menurut saya adalah saat uang itu sama dengan energi. Mengatur uang itu sama seperti ketika mengatur energi kita," ujar dia.

Namun, Aliyah juga mengingatkan, tabungan tidak bisa menjadi satu-satunya sumber penyimpanan dana darurat. Lantaran, dalam pembukaan rekening dikenakan biaya admin.Maka dari itu, menurut Aliyah, menabung juga bisa disertai dengan investasi.

"Perlu diketahui bahwa Anda harus investasi di hal yang Anda ketahui, produk yang Anda ketahui, dan selalu belajar dengan nominal kecil. Jadi ketika saya dan suami saya mengalami kerugian, kerugiannya kecil,” tegasnya.

Akan tetapi, seiring waktu, wawasan suatu individu terhadap investasi tentunya akan meningkat jika giat mempelajari.

"Jadi jangan terpaku kepada gaji yang kita punya, tapi apa hal yang bisa kita lakukan," kata Aliyah, seraya menambahkan bahwa "Kalau mau hidup lebih baik kita harus bersahabat dengan risiko".

Selain itu, Aliyah Natasya mengaku dirinya mengalami tantangan dalam membeli rumah pribadi di usia muda.

Beberapa waktu terakhir, media sosial tengah diramaikan dengan isu terkait Generasi Z (Gen-Z) di Indonesia yang diperkirakan akan sulit untuk membeli rumah, mengingat tingginya harga rumah di masa kini yang jauh dijangkau dengan rata-rata upah pekerja dalam negeri.

Ia mengungkapkan, dirinya baru bisa membeli rumah pribadi saat memasuki usia di atas 30 tahun. Aliyah bercerita, ia dahulu sempat kesulitan menabung lantaran pekerjaan pertamanya ia jalani dengan upah honorer.

"Maka dari itu, penting untuk memiliki rencana karier (jika ingin menabung untuk beli rumah). Karena, enggak selamanya karier kita itu cuma satu. Hidupmu terlalu pendek untuk menjalani hanya satu karier,” ungkap Aliyah dalam diskusi Inspiraya Bank Raya di Jakarta, Kamis (27/2/2025).

Aliyah menyarankan, ketika mengumpulkan dana membeli rumah juga perlu ditanamkan mindset tentang bagaimana penghasilan dapat bertambah meski sudah memiliki penghasilan tetap.

"Dulu ketika saya beli rumah, saya masih karyawan. Kedua, saya baru bisa beli rumah ketika menikah. Jadi kami menggabungkan income kita bersama. Baik secara tabungan, ataupun gaji bulanan. Kemudian salah salah satu hal yang membuat kami sebagai suami istri bisa membeli rumah karena kami sama-sama giat belajar investasi,” beber Aliyah.

Sementara untuk generasi muda yang masih single atau belum menikah, Aliyah menyarankan anak muda menentukan tujuan (goals) mereka sejak dini.

"Jadi sangat mudah buat Anda bilang tidak terhadap hal-hal yang tiba-tiba impulsif ketika sedang menabung. Dan selama proses pengen nabung beli rumah itu, memang lama," sambungnya.

Aliyah mencatat, 75% pembelian rumah di Indonesia dilakukan dengan pembiayaan KPR.

Adapun terkait inflasi, indeks harga property residential di Indonesia selama 5 tahun terakhir maksimum ada di sekitar 3%.

"Jadi kenaikan harga property di Indonesia itu tidak merata. Ada yang 2%, ada yang tidak naik," tambahnya.