Liputan6.com, Jakarta - 2025 menjadi tahun penuh tantangan bagi sektor manufaktur dan industri di Indonesia. Gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terus bergulir seiring dengan sejumlah perusahaan di berbagai sektor yang alami kebangkrutan. Beberapa perusahaan mengumumkan penghentian operasi dan pemutusan hubungan kerja terhadap karyawannya.
Salah satu perusahaan yang resmi tutup operasi, yakni PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) atau Sritex. Raksasa tekstil nasional itu mengumumkan penutupan operasional salah satu pabriknya per 1 Maret 2025. Keputusan ini diambil akibat tekanan finansial yang semakin berat, dengan utang perusahaan yang mencapai hampir Rp 30 triliun.
Advertisement
Baca Juga
Selain itu, menurunnya permintaan global terhadap produk tekstil dan meningkatnya biaya bahan baku turut memperburuk kondisi keuangan perusahaan. Akibatnya, sekitar 10.665 karyawan terkena PHK dan harus mencari peluang baru di tengah kondisi ekonomi yang sulit.
Advertisement
Sanken
Kemudian PT Sanken Indonesia juga turut terdampak krisis industri. Pada Februari 2025, perusahaan ini mengumumkan penutupan semua lini produksinya yang berlokasi di kawasan industri MM 2100, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Adapun Sanken ini yang merupakan pabrik khusus penyediaan produksi parts kecil, bukan produsen mesin cuci Cs.
Menurut Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin, Setia Diarta, fasilitas produksi yang akan ditutup merupakan pabrik yang 100 persen berasal dari hasil penanaman modal asing (PMA) dan tidak memiliki keterkaitan dengan Sanken Indonesia.
"Berdasarkan informasi yang masuk di OSS, mereka akan menutup pabrik pada Juni 2025," ujar Setia Diarta saat ditemui di Jakarta dikutip dari Antara, Rabu, 19 Februari 2025.
Ia menuturkan,tingkat produksi pabrik tersebut terus mengalami penurunan secara bertahap. Hingga tahun 2024, tingkat utilisasi fasilitas ini hanya mencapai 14 persen, yang menjadi salah satu faktor utama dalam keputusan penutupan.
Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal melihat alarm darurat dari tutupnya pabrik PT Sanken Indonesia. Pasalnya, sekitar 900 orang telah dipastikan terkena pemutusan hubungan kerja (PHK).
Dia mengatakan sebanyak 400 orang bakal di-PHK pada Juni 2025. Setahun yang lalu pabrik di Cibitung, Bekasi ini telah merumahkan 500 karyawan.
“Dengan demikian, ditutupnya pabrik Sanken di Indonesia telah mengakibatkan 900 orang buruh kehilangan pekerjaan dengan masa kerja rata-rata 15 tahun dengan usia pekerja 30-40 tahun yang bisa dipastikan akan sulit mencari kerja pasca di-PHK," ungkap Said Iqbal dalam keterangan tertulis, Sabtu, 23 Februari 2025.
Yamaha Music Manufacturing Indonesia Hentikan Produksi
Di sektor manufaktur alat musik, PT Yamaha Music Manufacturing Indonesia juga tidak luput dari badai PHK. Belum lama ini, perusahaan mengumumkan rencana untuk menghentikan produksi dan merumahkan 2.700 karyawan. Penurunan permintaan alat musik di pasar domestik dan global menjadi faktor utama di balik keputusan ini.
Selain itu, kenaikan biaya produksi akibat inflasi dan kebijakan impor bahan baku turut berkontribusi terhadap krisis yang dihadapi Yamaha.
Pemerintah Janji Siapkan Pekerjaan Baru untuk Karyawan Sritex
Sebelumnya, Kepala Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Disperinaker) Sukoharjo, Sumarno menyatakan, karyawan PT Sri Rejeki Isman Tbk atau Sritex berhenti kerja mulai 1 Maret 2025. Karyawan dikenakan PHK per tanggal 26 Februari, terakhir bekerja pada Jumat 28 Februari. Perusahaan ditutup 1 Maret 2025.
"Jumlah karyawan Sritex yang terkena PHK sebanyak 8.400 orang. Urusan pesangon menjadi tanggung jawab Kurator. Sedangkan jaminan hari tua, menjadi kewenangan BPJS Ketenagakerjaan,” kata Sumarno.
Lalu bagaimana dengan karyawan Sritex yang kena PHK?
Wakil Menteri Ketenagakerjaan, Immanuel Ebenezer Gerungan atau yang akrab disapa Noel menyatakan, pemerintah akan mencari pekerjaan baru bagi 10.965 karyawan PT Sri Rezeki Isman Tbk (Sritex) yang terdampak Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
"Enggak kalah penting adalah kita juga mencari para kawan-kawan apa ini, kawan-kawan yang di PHK ini untuk mendapatkan pekerjaan di wilayah sekitar pabrik di situ," ujar Noel kepada media, Jakarta, Jumat (28/2/2025).
Noel menuturkan, para eks karyawan Sritex akan mendapatkan kesempatan kerja tanpa syarat dan tanpa batasan usia, serta tidak akan dipersulit dalam mendapatkan pekerjaan baru. "Dengan satu, tanpa syarat. Yang penting mereka mau bekerja, dan tidak dibatasi oleh umur," ujar dia.
"Enggaklah. Sudah kayak begitu. Jangan dipersulit. Hidup sudah susah. Jangan dipersulit lagi," ia menambahkan.
Advertisement
Pemerintah Beri Pelatihan
Selain itu, bagi karyawan yang ingin beralih dari sektor tekstil, pemerintah akan menyediakan pelatihan melalui Balai Latihan Kerja (BLK).
"Mereka mau kerja. Ada sektor tekstil, dan juga kalau seandainya mereka mau alih pekerjaannya, bisa kita masukin di BLK," ujar dia.
Noel juga mengungkapkan pada Senin, 3 Maret 2025, ia akan mengunjungi pabrik Garut yang tengah membuka penerimaan tenaga kerja bagi 10.000 orang. Selain itu, Huawei juga dikabarkan akan membuka lapangan pekerjaan bagi sekitar 30.000 orang.
"Nah hari Senin, saya akan datang ke Garut di situ ada penerimaan lapangan pekerjaan 10.000 (orang). Dan Huawei itu juga akan menerima, buka lapangan pekerjaan sekitar 30.000, begitu," ujar Noel.
Reporter: Siti Ayu
Sumber: Merdeka.com
