Liputan6.com, Jakarta Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan perkembangan inflasi tahunan atau year-on-year (YoY) untuk berbagai kelompok pengeluaran pada Februari 2025. Secara tahunan pada Februari 2025 terjadi deflasi sebesar 0,09%.
Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti, mengatakan ada tiga kelompok utama yang menunjukkan tren inflasi dan deflasi yang signifikan.
Advertisement
Baca Juga
"Saya akan mendalami inflasi tahunan atau year-on-year untuk tiga kelompok pengeluaran," kata Amalia dalam konferensi pers, Senin (3/3/2025).
Advertisement
Pertama, kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi adalah kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau. Kelompok ini mengalami inflasi 2,25% dengan andil inflasi sebesar 0,66%.
Inflasi pada kelompok ini terutama didorong oleh beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga signifikan, seperti minyak goreng, sigaret kratek mesin, dan cabai rawit.
BPS mencatat, kenaikan harga minyak goreng menjadi salah satu faktor utama, diikuti dengan tingginya permintaan dan terbatasnya pasokan pada beberapa waktu terakhir.
Namun, di sisi lain, terdapat sejumlah komoditas yang mengalami deflasi seperti beras dan tomat, yang sedikit meredakan tekanan inflasi pada kelompok ini.
"Di sisi lain, terdapat sejumlah komoditas yang mengalami deflasi seperti beras dan tomat," ujarnya.
Kelompok Kedua
Kedua, adalah kelompok Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar Rumah Tangga. Kelompok ini mengalami deflasi 12,08%, yang memberikan kontribusi deflasi sebesar 1,92%.
Deflasi pada kelompok ini terutama disebabkan oleh adanya diskon tarif listrik yang diberlakukan oleh pemerintah, yang memberikan penurunan biaya pengeluaran rumah tangga. Dengan adanya penurunan tarif listrik, kelompok ini mengalami deflasi yang cukup signifikan.
Namun, di sisi lain, beberapa komoditas dalam kelompok ini justru mengalami inflasi. Kenaikan tarif air minum di beberapa kota kabupaten, biaya sewa rumah, bahan bakar rumah tangga, dan biaya kontrak rumah turut memberikan tekanan terhadap kelompok ini.
"Sehingga kalau kita agregasikan, kelompok ini mengalami deflasi 12,08% yaitu kelompok perumahan, air listrik, dan bahan bakar rumah tangga," ujarnya.
Kelompok Ketiga Penyumbang Inflasi Februari 2025
Ketiga, kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya. Kelompok ini mencatatkan inflasi sebesar 8,43%, dengan andil inflasi mencapai 0,52%. Pendorong utama inflasi pada kelompok ini adalah kenaikan harga emas perhiasan.
Kata Amalia, harga emas yang terus mengalami peningkatan di pasar internasional sejak Februari 2022 menjadi faktor utama di balik lonjakan inflasi pada kelompok ini.
"Inflasi kelompok ini utamanya didorong oleh inflasi emas perhiasan, dan menurut catatan BPS, emas perhiasan terus mengalami inflasi secara year-on-year sejak Februari 2022, karena meningkatnya harga emas di pasar internasional," pungkasnya.
Advertisement
Deflasi 0,48% pada Februari 2025, BPS Ungkap Biang Keroknya
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Februari 2025 terjadi deflasi sebesar 0,48% secara bulanan atau terjadi penurunan indeks harga konsumen dari 105,99 pada januari 2025 menjadi 105,48 pada Februari 2025.
"Secara YoY, juga terjadi deflasi 0,09% dan secara tahun kalender mengalami deflasi sebesar 1,24%," kata Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers, Senin (3/3/2025).
Kelompok pengeluaran penyumbang deflasi terbesar adalah perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga dengan deflasi sebesar 3,59% dan memberikan andil deflasi 0,52%.
"Karena komoditas yang dominan mendorong deflasi kelompok ini adalah diskon tarif listrik yang memberikan andil deflasi 0,67%," ujarnya.
Adapun komoditas lain yang juga memberikan andil deflasi, karena penurunan harga beberapa pangan bergejolak, seperti daging ayam ras yang harganya turun, sehingga memberikan andil deflasi 0,06%.
"Bawang merah, dan cabai merah juga mengalami penurunan ahrga sepanjang bulan Februari, sehingga memberikan andil deflasi masing-masing sebesar 0,05% dan 0,04%," ujarnya.
Komoditas Lain
Selain itu, terdapat komoditas-komoditas lain yang memberikan andil inflasi pada Februari 2025, antara lain kenaikan tarif air minum PAM memberikan andil inflasi sebesar 0,13%. Kemudian, masih naiknya emas dan perhiasan dan ada penyesuaian harga bensin. Hal itu berturut-turut memberikan andil inflasi sebesar 0,08% untuk emas perhiasan, dan 0,03% andil dari bensin.
Menurut Komponen Deflasi yang terjadi pada Februari 2025 sebesar 0,48%, utamanya didorong deflasi komponen harga yang diatur Pemerintah. Komponen inti masih mengalami inflasi sebesar 0,25%, dengan andil inflasi sebesar 0,16%.
"Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi komponen inti adalah emas perhiasan, kopi bubuk, dan mobil," ujarnya.
Sementara, komponen harga diatur pemerintah mengalami deflasi sebesar 2,65% dengan andil deflasi sebesar 0,48%. Komdoutas yang dominan memberikan andil deflasi adalah tarif listrik. Untuk komponen bergejolaj mengalami deflasi sebesar 0,93% dengan andil deflasi sebesar 0,16%.
Advertisement
