Liputan6.com, Jakarta Saat banjir melanda suatu wilayah, sering kali kita mendengar laporan yang menyebutkan ketinggian air banjir dengan perbandingan tinggi tubuh orang dewasa.
Misalnya, "banjir setinggi pinggang orang dewasa" atau "banjir mencapai dada orang dewasa." Tapi, mengapa ukuran tubuh manusia sering dijadikan patokan dalam mengukur banjir? Berikut beberapa alasannya.
Baca Juga
1. Lebih Mudah Dipahami oleh Masyarakat
Menggunakan tinggi badan orang dewasa sebagai ukuran banjir lebih mudah dipahami oleh masyarakat umum daripada ukuran dalam satuan meter atau centimeter. Tidak semua orang memiliki pemahaman yang baik tentang ukuran dalam angka, sehingga perbandingan dengan tinggi tubuh manusia lebih intuitif.
Advertisement
2. Sebagai Gambaran Visual yang Jelas
Menyebutkan "banjir setinggi pinggang" atau "banjir seukuran dada orang dewasa" memberikan gambaran visual yang lebih konkret bagi masyarakat. Mereka bisa langsung membayangkan bagaimana kondisi banjir tersebut tanpa perlu menghitung angka.
3. Variasi Ketinggian Badan Tidak Terlalu Berbeda
Rata-rata tinggi orang dewasa berkisar antara 150 cm hingga 180 cm. Perbedaan ini memang ada, tetapi tidak terlalu signifikan jika dibandingkan dengan anak-anak yang memiliki rentang tinggi lebih bervariasi. Sehingga, standar "orang dewasa" tetap bisa digunakan sebagai ukuran yang cukup akurat dalam konteks sehari-hari.
4. Lebih Relevan untuk Keselamatan dan Evakuasi
Dalam situasi darurat, tinggi air yang dibandingkan dengan tubuh manusia bisa menjadi indikator bahaya yang lebih jelas. Misalnya, jika disebutkan "banjir setinggi leher orang dewasa," ini berarti kondisi sudah sangat berbahaya bagi kebanyakan orang dan evakuasi harus segera dilakukan.
5. Digunakan oleh Media dan Laporan Resmi
Banyak media dan petugas kebencanaan menggunakan ukuran ini karena lebih komunikatif bagi publik. Meskipun laporan resmi biasanya tetap menyertakan angka pasti dalam satuan meter, penggunaan tinggi badan orang dewasa tetap membantu masyarakat memahami situasi dengan lebih cepat.
Momen Pak Bas Ikut Kebanjiran, Kocak!
Basuki Hadimuljono, Mantan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) yang sekarang menjabat sebagai Kepala Otorita IKN tidak pernah berhenti menjadi sorotan, meski dirinya sudah tidak lagi menjabat sebagai menteri dalam kabinet pemerintah. Kali ini Basuki yang akrab disapa Pak Bas viral lantaran mengayuh motor di tengah banjir.
Video viral Pak Bas mengayuh motor di tengah banjir tersebut salah satunnya dibagikan akun Instagram @infohitssetubekasi.
"@basuki_hadimuljono KEBANJIRAN DI BEKASI. Pak Bas sapaan akrabnya tampak santai mengendarai motor di perumahan Kemang Pratama Bekasi. Warga Bekasi sejak tahun 2019 ini berbaur bersama warga lainnya," tulis @infohitssetubekasi, dikutip Rabu (5/3/2025).
Tampak dalam video tersebut, dengan topi andalannya yang sering dia pakai, Pak Bas mengayuh motor trail berwarna hijau-hitam di jalan yang banjir sambil didorong oleh seseorang di belakangnya. Pak Bas pun tampak tersenyum ketika melewati banjir tersebut.
Advertisement
Warga Korban Banjir Bekasi Terjebak di Lantai 2 Rumah Butuh Bantuan Makanan
Warga terdampak banjir di Kota Bekasi, Jawa Barat, mulai terdesak kebutuhan makanan. Seperti warga yang masih terjebak di lantai dua rumah di belakang Stadion Patriot Candrabaga, Kayuringin, lantaran sudah terkepung banjir setinggi nyaris 2 meter.
Ivan Faizal, salah satu warga yang bertahan di lantai dua rumahnya, mengatakan ia dan beberapa warga lainnya saat ini sangat membutuhkan bantuan makanan dan pakaian bersih.
Mereka sama sekali tidak bisa menggunakan peralatan memasak lantaran tidak ada listrik.
"Untuk sementara saat ini kami bertahan di rumah masing-masing di lantai dua, semoga saja air tidak naik. Kalau naik sampai ke lantai dua selesai kita," kata Faisal kepada Liputan6.com, Selasa (4/3/2025).
Setidaknya ada sekitar 20 orang yang masih bertahan di rumah salah seorang warga.
