Dolar Hari Ini: Waspada Rupiah Terus Loyo

Analis mata uang Doo Financial Futures, Lukman Leong, menyebut faktor utama yang memicu dolar AS makin mahal adalah ketidakpastian pasar domestik

oleh Ilyas Istianur Praditya Diperbarui 19 Mar 2025, 10:45 WIB
Diterbitkan 19 Mar 2025, 10:45 WIB
Donald Trump Kalah Pilpres AS, Rupiah Menguat
Petugas menghitung uang rupiah di penukaran uang di Jakarta, Senin (9/11/2020). Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS bergerak menguat pada perdagangan di awal pekan ini Salah satu sentimen pendorong penguatan rupiah kali ini adalah kemenangan Joe Biden atas Donald Trump. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Pada pembukaan perdagangan Rabu pagi, rupiah tercatat melemah 87 poin atau 0,53 persen menjadi 16.515 per dolar AS, dibandingkan posisi sebelumnya di level 16.428 per dolar AS.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diperkirakan akan melemah seiring tekanan sentimen negatif dari dalam negeri.

Analis mata uang Doo Financial Futures, Lukman Leong, menyebut faktor utama yang memicu pelemahan rupiah adalah ketidakpastian pasar domestik menjelang pengumuman hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) sore ini.

"Investor menantikan keputusan BI yang diperkirakan tetap mempertahankan suku bunga. Namun, fokus utama ada pada pernyataan BI terkait sentimen risk-off yang mendorong aksi jual di pasar saham domestik dan berdampak pada rupiah," jelas Lukman dikutip dari ANTARA, Rabu (19/3/2025).

Trading Halt

Sebagai informasi, pada Selasa (18/3), Bursa Efek Indonesia (BEI) sempat melakukan trading halt pada pukul 11:19:31 WIB setelah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok lebih dari 5 persen. Kondisi ini semakin mempertegas ketidakpastian pasar keuangan domestik.

Lukman menjelaskan, beberapa faktor yang memicu tekanan di pasar adalah kekhawatiran investor terhadap prospek pertumbuhan ekonomi, tingginya defisit anggaran, penurunan peringkat saham, serta isu pengunduran diri Menteri Keuangan Sri Mulyani.

 

Promosi 1

Sisi Eksternal

Nilai Tukar Rupiah Menguat Atas Dolar
Teller tengah menghitung mata uang rupiah di penukaran uang di Jakarta, Junat (23/11). Nilai tukar dolar AS terpantau terus melemah terhadap rupiah hingga ke level Rp 14.504. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Dari sisi eksternal, penguatan dolar AS juga turut menekan rupiah. Data ekonomi AS menunjukkan hasil di atas ekspektasi pasar.

Produksi industri AS tercatat naik 0,7 persen (prediksi 0,2 persen), sektor manufaktur tumbuh 0,9 persen (estimasi 0,3 persen), pembangunan perumahan mencapai 1,5 juta unit, dan izin perumahan tembus 1,456 juta unit, mengungguli proyeksi sebelumnya.

“Meski indeks dolar AS sedikit terkoreksi akibat penguatan euro usai parlemen Jerman menyetujui peningkatan anggaran belanja, secara keseluruhan dolar masih kuat karena data ekonomi AS yang solid. Sementara itu, sentimen domestik masih tertekan oleh aksi jual di pasar saham," tambah Lukman.

Melihat kondisi saat ini, Lukman memperkirakan nilai tukar rupiah akan bergerak di kisaran Rp16.400 hingga Rp16.550 per dolar AS dalam waktu dekat.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Produksi Liputan6.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya