Liputan6.com, Jakarta - Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Industropolis Batang, Jawa Tengah digadang-gadang menjadi sumber magnet investasi asing baru. Bahkan, diproyeksikan investasinya tembus Rp 133,8 triliun pada 2035 mendatang.
Angka itu diprediksi dicatatkan usai status KEK resmi diemban Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB). Direktur Utama Holding BUMN Danareksa, Yadi Jaya Ruchandi memprediksi angka itu bisa dicapai dalam 10 tahun kedepan.
Baca Juga
“Dengan ditetapkannya KITB sebagai KEK Industropolis Batang, kami optimistis arus investasi global dapat semakin meningkat," kata Yadi di KEK Industropolis Batang, Jawa Tengah, Kamis (20/3/2025).
Advertisement
Selain karena status KEK, peluang investasi itu terbuka setelah adanya Nota Kesepahaman (MoU) antara KITB dan China State Construction Engineering (CSCE) dalam program Two Countries Twin Park.
Yadi bilang, nilai investasi yang diproyeksikan mencapai Rp 133,8 triliun dalam satu dekade ke depan. Asal tahu saja, angka ini meningkat berkali lipat dari proyeksi masuknya investasi Rp 60 triliun dalam 5 tahun kedepan.
Dengan begitu, KEK Industropolis Batang tidak hanya akan menjadi magnet bagi perusahaan multinasional tetapi juga mengakselerasi penyerapan lebih dari 240 ribu tenaga kerja, mendorong pertumbuhan ekonomi daerah, serta meningkatkan daya saing industri nasional.
"Sehingga dapat turut mendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia dan memberikan dampak bagi masyarakat di sekitar kawasan,” ucap Yadi.
Selain itu, dengan adanya insentif pajak dan kemudahan regulasi, kawasan ini juga berpotensi meningkatkan ekspor hingga USD 23,98 juta, memperluas akses pasar global bagi industri di dalamnya, serta mempercepat transfer teknologi dan inovasi.
Pengembangan KIT Batang dengan Potensi Investasi Rp 60 Triliun
Sebelumnya, kerja sama Indonesia dan China kembali berlanjut dalam memperkuat industri dalam negeri. Kali ini ada potensi investasi mencapai Rp 60 triliun dalam pengembangan Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB), Jawa Tengah.
Hal tersebut ditandai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara KITB dengan China State Construction Engineering Corporation (CSCEC) dalam rangka memperkuat implementasi program Two Countries Twin Park (TCTP).
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan potensi investasi yang terealisasi di kawasan industri Batang mencapai Rp 60 triliun.
"Potensinya bisa sampai Rp 60 triliun, hanya di Batang saja," ungkap Menko Airlangga di KIT Batang, Jawa Tengah, Kamis (20/3/2025).
Advertisement
Rencana Proyek
Dia menerangkan, investasi tersebut bisa didapat dari pengembangan kawasan seluas 500 hektare. Setiap 1 hektare lahan industri diperkirakan dapat menciptakan 50 hingga 60 lapangan kerja. Sehingga secara keseluruhan berpotensi membuka lebih dari 10.000 peluang kerja baru bagi tenaga kerja Indonesia.
Adapun, ada 3 lokasi yang rencananya jadi lokasi pelaksanaan program Two Countries Twin Park ini. Yakni, KIT Batang, KIT Wijayakusuma Semarang, dan KIT Bintan Utara. Dia berharap pengembangan kawasan ini akan membuat setara dengan Shenzhen, China.
"Sebagai informasi, Two Countries Twin Park ini ada tiga lokasi. Jadi satu di Batang, Wijayakusuma di Semarang, di Bintan Utara. Jadi dengan pengembangan ini kami berharap bahwa ini akan mempunyai keberhasilan seperti kawasan Shenzhen," terangnya.
Genjot Investasi
Lebih lanjut, Menko Airlangga memandang ada peluang meningkatnya investasi di Indonesia melalui program ini. Ditambah lagi dengan Kedutaan Besar China yang membawa sekitar 20 pengusaha China ke KIT Batang.
"Melihat kerja sama Two Countries Twin Park ini menjadi salah satu akselerator. Apalagi tadi Bapak Duta Besar China membawa 20 pengusaha China yang sudah beroperasi di Indonesia," bebernya.
"Nah tentunya ini menjadi bagian daripada realisasi pembicaraan Bapak Presiden Xi Jinping dan Presiden Prabowo pada saat pertemuan di Beijing di bulan November yang lalu," sambungnya.
Advertisement
Industri Bertaraf Internasional
Direktur Utama KITB, Ngurah Wirawan, menyampaikan kolaborasi ini tidak hanya mempercepat pembangunan infrastruktur, tetapi juga menghadirkan standar industri bertaraf internasional.
"Kami percaya bahwa kemitraan dengan CSCEC akan memberikan dampak signifikan bagi pengembangan KEK Industropolis Batang," kata dia.
"Dengan infrastruktur yang lebih baik, ekosistem industri yang matang, serta skema investasi yang menarik, kami optimis kawasan ini akan menjadi destinasi utama bagi investor global," tambah dia.
