Fenomena Pasar Tanah Abang Sepi Jelang Lebaran 2025, Ada Apa?

Salah satu faktor utama yang memengaruhi penurunan jumlah pengunjung di Pasar Tanah Abang jelang Lebaran adalah daya beli masyarakat yang saat ini cenderung rendah.

oleh Tira Santia Diperbarui 24 Mar 2025, 07:00 WIB
Diterbitkan 24 Mar 2025, 07:00 WIB
Pasar Tanah Abang Jakarta
Hadirnya TikTok Shop kali ini ternyata mendapat respon baik dari beberapa pedagang di Tanah Abang, Jakarta. Beberapa pedagang di Tanah Abang, khususnya pedagang baju melakukan siaran langsung atau live di e-commerce tertentu. (Amira Fatimatuz Zahra/Liputan6.com)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Ketua Asosiasi Pedagang Pasar Tanah Abang, Yasril Umar, mengungkapkan bahwa tren penjualan menjelang Lebaran tahun ini mengalami peningkatan dibanding hari-hari biasa, tetapi jika dibandingkan dengan tahun lalu, masih terjadi penurunan kunjungan dan belanja di Pasar Tanah Abang.

"Tren penjualan di Pasar Tanah Abang menjual lebaran tahun ini dibanding tahun lalu sebelumnya ini Alhamdulillah ada peningkatan di tahun ini. Tapi dibanding tahun lalu masih lebih bagus tahun lalu, ini yang kita coba lihat oleh teman-teman juga di Pasar Tanah Abang," kata Yasril kepada Liputan6.com, Senin (24/3/2025).

Kata Yasri, para pedagang di Pasar Tanah Abang merasakan perbedaan ini, terutama dalam jumlah pengunjung yang datang untuk berbelanja.

Daya Beli Masyarakat Lesu

Menurut Yasril, salah satu faktor utama yang memengaruhi penurunan jumlah pengunjung adalah daya beli masyarakat yang saat ini cenderung rendah.

Lantaran banyak masyarakat harus memenuhi kebutuhan lain di luar sandang, sehingga belanja pakaian bukan menjadi prioritas utama.

"Jumlah pengunjung tentunya pasti terjadi penurunan dibanding sebelumnya, karena faktor-faktor yang mempengaruhi itu ya mungkin daya beli masyarakat ini yang mungkin saat ini jelang Lebaran sedang rendah dan banyaknya kebutuhan-kebutuhan yang mungkin di luar sandang ya, kebutuhan sandang yang harus mereka penuhi terlebih dahulu," ujarnya.

 

Promosi 1

Barang yang Paling Dicari Menjelang Idul Fitri

Pasar Tanah Abang kembali ramai pengunjung
Calon pembeli memilih baju di Pasar Tanah Abang, Jakarta, Sabtu (23/4/2022). Menjelang Lebaran, Pasar Tanah Abang dipadati pengunjung yang memburu busana atau pakaian muslim untuk menyambut Hari Raya Idul Fitri 1443 Hijriah. (Liputan6.com/Herman Zakharia)... Selengkapnya

Meskipun jumlah pengunjung menurun, permintaan terhadap beberapa jenis barang tetap tinggi. Seperti tahun-tahun sebelumnya, menjelang Ramadan dan Idul Fitri, masyarakat banyak mencari pakaian muslim dan perlengkapan ibadah.

Barang-barang yang mereka cari itu untuk seperti biasanya menjelang Ramadan dan Idul Fitri ya kebutuhan-kebutuhan baju muslimah, baju muslim, kebutuhan perlengkapan sholat ya," ujar Yasril.

Selain pakaian dan perlengkapan ibadah, beberapa jenis barang lain juga mengalami lonjakan permintaan, seperti kurma dan makanan khas Lebaran. Produk-produk ini menjadi incaran masyarakat yang ingin mempersiapkan Hari Raya dengan maksimal.

"Terus juga mungkin ya kayak seperti kurma dan lain-lainnya juga cukup signifikan penjualannya," ujarnya.

 

Jelang Lebaran Pasar Tanah Abang Sepi? Ini Kata Menteri UMKM

Warga Padati Pasar Tanah Abang Jakarta
Mereka berburu busana baru untuk menyambut Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah. (Liputan6.com/Herman Zakharia)... Selengkapnya

Sebelumnya, Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), Maman Abdurrahman, menanggapi keluhan para pedagang di Pasar Tanah Abang yang mengalami penurunan jumlah pembeli selama bulan puasa 2025 dibandingkan tahun sebelumnya.

Maman mengakui adanya perubahan pola belanja masyarakat. Jika dulu orang lebih sering berbelanja langsung di pasar, kini banyak yang beralih ke platform e-commerce untuk memenuhi kebutuhan mereka.

"Kita juga sudah cek. Ada terjadi shifting pola budaya berbelanja masyarakat," kata Maman saat ditemui di Kementerian UMKM, di tulis Jumat (21/3/2025).

Menurut dia, jika dibandingkan tiga atau empat tahun lalu, masyarakat masih lebih banyak berbelanja di pasar tradisional maupun pusat perbelanjaan.

Meski begitu, ia menepis anggapan bahwa sepinya pembeli di pasar disebabkan oleh melemahnya ekonomi. Data dari Kementerian UMKM menunjukkan bahwa tren belanja online terus mengalami peningkatan setiap tahunnya.

"Jadi ada pergeseran ke arah sana. Belanja online memang naik," ujarnya.

Seiring dengan tren ini, Maman menegaskan bahwa kementeriannya akan mengatur ulang biaya pemasaran (marketing fee) di platform e-commerce.

"Jadi, jangan semua sudah bergeser, masyarakat sudah mulai belanja online, ini e-commerce-e-commerce, dia naikkan marketing fee kepada pedagang-pedagang mikro, pengusaha-pengusaha mikro ataupun pengusaha-pengusaha online," ujarnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya