Jangan FOMO, Atur Keuangan dengan Bijak di Tengah Ketidakpastian Ekonomi

Dua fenomena psikologis yang sering menjadi penyebab perilaku konsumtif, yaitu FOMO (Fear of Missing Out) dan FOPO (Fear of People's Opinions).

oleh Gagas Yoga Pratomo Diperbarui 25 Mar 2025, 17:30 WIB
Diterbitkan 25 Mar 2025, 17:30 WIB
Ilustrasi Fear of Missing Out (FOMO). (Foto by AI)
Ilustrasi Fear of Missing Out (FOMO). (Foto by AI)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Di era digital yang serba cepat ini, media sosial menjadi salah satu faktor utama yang memengaruhi gaya hidup masyarakat. Banyak orang berlomba-lomba menampilkan citra diri yang sempurna dengan gaya hidup mewah. Namun, apakah semua orang benar-benar mampu membiayai gaya hidup tersebut?

Perencana Keuangan Andy Nugroho mengingatkan pentingnya mengatur keuangan dengan bijak agar tidak terjebak dalam pola konsumtif akibat tekanan sosial. Menurutnya, generasi muda saat ini menghadapi tantangan besar karena mudah terdorong oleh tren yang tidak sesuai dengan kondisi finansial mereka.

"Berusaha untuk tidak perlu mengikuti gaya hidup, atau gaya hidupnya menyesuaikan dengan kondisi keuangannya masing-masing. Dengan kondisi sekarang, kita dengan gampang melihat di media sosial gaya hidup yang ditawarkan seperti apa," jelas Andy kepada Liputan6.com.

Hindari FOMO dan FOPO

Ia menyoroti dua fenomena psikologis yang sering menjadi penyebab perilaku konsumtif, yaitu FOMO (Fear of Missing Out) dan FOPO (Fear of People's Opinions).

"Kalau ternyata memang kebutuhan kita ataupun kondisi keuangan kita tidak mencukupi, ya kita tidak perlu mengikuti itu. Yang paling sederhana adalah hindari sifat FOMO, sifat FOPO. Ya sudah, jadi diri kita sendiri saja," tambahnya.

Sering kali, orang merasa perlu mengikuti tren hanya untuk terlihat "setara" dengan lingkungan sosialnya. Hal ini bisa menyebabkan pengeluaran yang tidak terkendali, bahkan berujung pada utang konsumtif yang sulit dilunasi.

 

Promosi 1

Miliki Budgeting yang Jelas

Ilustrasi Fear of Missing Out (FOMO). (Foto by AI)
Ilustrasi Fear of Missing Out (FOMO). (Foto by AI)... Selengkapnya

 

Solusi terbaik menurut Andy adalah dengan memiliki budgeting yang jelas. Dengan mengalokasikan pendapatan sesuai dengan kebutuhan dan tujuan finansial, seseorang bisa lebih fokus pada hal yang benar-benar penting tanpa harus terbebani oleh standar sosial yang tidak realistis.

"Penting untuk menetapkan prioritas dalam pengeluaran. Jika memang penghasilan belum cukup untuk memenuhi gaya hidup tertentu, tidak perlu memaksakan diri," katanya.

Menyadari kondisi keuangan pribadi dan menyesuaikan gaya hidup dengan kemampuan finansial adalah langkah bijak agar seseorang bisa mencapai kestabilan ekonomi tanpa terjebak dalam jebakan sosial media.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya