Dampak Tarif Trump, Harga Tas dan Syal Hermes Naik Mulai 1 Mei

Hermes mengatakan harga akan naik mulai 1 Mei dan bertujuan untuk sepenuhnya mengimbangi dampak tarif universal 10% yang diberlakukan oleh Gedung Putih pada awal April.

Liputan6.com, Jakarta - Produsen barang mewah Prancis Hermes akan menaikkan harga produknya yang dijual di Amerika Serikat (AS) mulai awal Mei untuk mengimbangi dampak kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump. Hal ini diungkap oleh kata Direktur Keuangan perusahaan.

Hermes yang awal minggu ini menyalip saingannya LVMH sebagai perusahaan barang mewah terbesar di dunia berdasarkan kapitalisasi pasar, terkenal dengan tas tangan Birkin dan Kelly, bersama dengan syal warna-warni yang dijual dengan harga ratusan dolar AS.

Selain itu ada juga produk lainnya termasuk perhiasan, jam tangan, sepatu, parfum, dan tata rias.

"Kenaikan harga yang akan kami terapkan hanya berlaku untuk AS karena ditujukan untuk mengimbangi tarif yang hanya berlaku untuk pasar Amerika, jadi tidak akan ada kenaikan harga di kawasan lain," kata Executive Vice President or Finance Hermes Eric du Halgouët, dikutip dari CNBC, Jumat (17/4/2025)

Ia menjelaskan tersebut dalam paparan kinerja kuartal I 2025 bersama dengan sejumlah analis pada Kamis waktu setempat.

Hermes mengatakan harga akan naik mulai 1 Mei dan bertujuan untuk sepenuhnya mengimbangi dampak tarif universal 10% yang diberlakukan oleh Gedung Putih pada awal April.

Konsumen AS diperkirakan akan menghadapi harga yang lebih tinggi pada sejumlah barang, mulai dari barang elektronik dan pakaian hingga mobil dan rumah, karena dampak tarif yang tinggi.

Penjualan Hermes Melambat di kuartal I 2025

Hermes melaporkan pertumbuhan penjualan sebesar 11% di Amerika, yang menyumbang hampir 17% dari pendapatan penjualannya dalam tiga bulan pertama tahun ini.

Pertumbuhan pendapatan kuartal I mencapai 7% secara keseluruhan, sedikit di bawah ekspektasi konsensus kenaikan 8% hingga 9%. Hal ini juga menunjukkan perlambatan dari pertumbuhan 17,6% pada kuartal IV 2024.

Analis Deutsche Bank mengatakan bahwa hasilnya tetap "kuat," dengan pelemahan didorong oleh penjualan jam tangan dan parfum, sementara Citi menggambarkannya sebagai "hasil yang terhormat."

2 dari 3 halaman

Hong Kong Hentikan Layanan Pengiriman Barang ke AS Usai Kenaikan Tarif Trump

Sebelumnya, layanan pos Hong Kong akan berhenti menangani paket yang datang dari atau menuju Amerika Serikat (AS). Hal ini sebagai balasan terbaru di tengah meningkatnya perang dagang antara AS dan China.

Mengutip CNN, Kamis (17/4/2025), dalam sebuah pernyataan yang dipublikasikan pada Rabu yang mengumumkan keputusan itu, pemerintah Hong Kong mengutip keputusan Presiden AS Donald Trump pekan lalu untuk menghapuskan apa yang disebut pengecualian de minimis untuk barang-barang yang dikirim dari kota itu ke AS.

Pengecualiaan tersebut berlaku untuk pengiriman internasional senilai USD 800 (Rp 13,46 juta, asumsi kurs dolar AS terhadap rupiah di kisaran 16.830) atau kurang yang masuk ke AS.

"AS tidak masuk akal, menindas dan mengenakan tarif secara kasar," kata pemerintah dalam pernyataan tersebut. Masyarakat di Hong Kong harus siap membayar biaya yang sangat tinggi dan tidak masuk akal karena tindakan AS yang tidak masuk akal dan menindas."

Pemerintah mengatakan layanan pos, Hongkong Post, akan berhenti menerima paket yang dikirim melalui laut dengan efek segera dan berhenti menerima paket melalui udara mulai 27 April. Barang pos lainnya yang hanya berisi dokumen, misalnya surat, tidak akan terpengaruh.

 

3 dari 3 halaman

Pakai Kurir Swasta

Tindakan balasan ini berarti perusahaan dan individu di Hong Kong harus membayar kurir swasta seperti DHL, FedEx, dan UPS untuk mengirimkan paket, yang selanjutnya akan meningkatkan biaya bagi konsumen di samping pungutan AS.

Seorang juru bicara DHL mengatakan kepada CNN pihaknya akan terus memproses pengiriman ke AS, memantau situasi, dan bekerja sama dengan pelanggan untuk membantu mereka mengikuti perubahan terbaru. FedEx mengatakan, ini adalah "bisnis seperti biasa." CNN telah menghubungi UPS untuk memberikan komentar.

Trump menandatangani perintah eksekutif awal bulan ini yang menaikkan tarif barang senilai USD 800 atau kurang yang dikirim dari China, termasuk Hong Kong, dengan alasan hal itu digunakan oleh pengecer untuk menghindari pajak impor dan pemeriksaan bea cukai.

Produksi Liputan6.com