Sukses

Merger BUMN di Tangan Danantara, Erick Thohir: Kasih Mereka Waktu

Erick Thohir buka suara mengenai proses merger yang ditangani Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir buka suara mengenai proses merger yang ditangani Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara). Menurutnya, lembaga baru tersebut masih perlu waktu sebelum melakukan merger BUMN.

Dia bilang proses merger perlu dibahas bersama antara Kementerian BUMN dan Danantara. Namun, karena Danantara baru lahir, maka perlu waktu agar konsolidasinya berjalan efektif.

"Danantara ini kan baru lahir, di Danantara kan ada (holding) investasi dan operasional. Kami (Kementerian BUMN) tentu dalam posisi merger, menutup, memutuskan macam-macam, artinya apa? Tentu kita memperlukan konsultasi dari Danantara supaya mereka bisa jalan," tutur Erick Thohir kepada wartawan, di Kawasan Jakarta Pusat, ditulis Rabu (23/4/2025).

Erick menyampaikan, tidak ingin buru-buru mengejar proses merger BUMN setelah peralihan pengelolaan ke Danantara. Menurutnya, Danantara butuh waktu dulu untuk konsolidasi secara internal.

"Jangan saya nge-push misalnya Ini merger Pelni ya, besok, ini kan dia juga lagi konsolidasi," ungkapnya.

Mengacu Peta Jalan

Erick menjelaskan, proses merger BUMN akan mengacu pada peta jalan (roadmap) yang sudah disusun oleh Kementerian BUMN. Dia menyinggung rencana program prioritasnya selama 5 tahun kedepan.

Tercatat ada 45 program prioritas Kementerian BUMN dalam peta jalan yang telah disusun. Dengan adanya pelimpahan kewenangan ke Danantara, seperti merger, maka bisa saja program Erick Thohir berkurang.

"Yang 45 rencana kita, kan ada merger BUMN ini, merger ini, kan kita bisa serahkan (sebagian ke Danantara). Jadi program saya enggak jadi 45, mungkin 35 gitu loh. Ini kan kita lagi bebenah," tandasnya.

 

2 dari 3 halaman

Merger KAI-INKA di Tangan Danantara

Sebelumnya, Pemerintah berencana menggabung PT Kereta Api Indonesia (Persero) bersama PT Industri Kereta Api (Persero) atau INKA. Nasib merger keduanya ada di tangan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara).

Hal tersebut diungkap Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Kartika Wirjoatmodjo. Pihaknya saat ini masih melakukan kajian merger KAI dan INKA, proses lanjutannya akan ditangani Danantara.

Pasalnya, sejumlah BUMN berstatus Perseroan Terbatas (PT) telah dialihkan kepemilikannya ke Danantara. Adapun, KAI masuk dalam Holding Operasional Danantara.

"Lagi dikaji, nanti tim danantara yang lanjutin. Kan udah dialihkan ke Holding Operasi (Danantara) sekarang," kata Tiko, sapaan akrabnya, di Stasiun Jakarta Kota, Selasa (22/4/2025).

 

3 dari 3 halaman

Masih Dikaji

Dia menjelaskan, Kementerian BUMN turut mendukung aksi korporasi tersebut. Saat ini pihaknya masih melakukan penelaahan aspek ekonomi maupun sisi hukumnya.

"Ya kita mendukung, lagi kita kaji, kajian ekonominya maupun kajian legalnya. Semoga bisa berjalan nantinya," tuturnya.

Kendati begitu, Tiko belum berbicara banyak mengenai target rampungnya merger tersebut. Dia bilang belum tentu merger KAI-INKA selesai pada 2025.

"Belum, belum tahu, nanti," tandasnya.

 

Produksi Liputan6.com