[VIDEO] Plus Minus Ikutan Bisnis MLM

Perencana Keuangan Mike Rini Sutikno CFP (Certified Financial Planner) memberikan penjelasan bagaimana sebenarnya bisnis MLM.

oleh Irna Gustiawati diperbarui 11 Agu 2013, 17:00 WIB
Diterbitkan 11 Agu 2013, 17:00 WIB
bisnis-mlm130726a.jpg

Bisnis herbal dan asuransi banyak yang menggunakan sistem Multi Level Marketing (MLM). Bisnis MLM ini sebenarnya adalah bisnis yang melibatkan banyak orang. Apa plus minusnya jika kita ikutan bisnis MLM.

Perencana Keuangan Mike Rini Sutikno CFP (Certified Financial Planner) memberikan penjelasan bagaimana sebenarnya bisnis MLM.

Berikut wawancara khusus Mike Rini Sutikno dengan Liputan6.com seperti ditulis Minggu (11/8/2013):

Sekarang ini banyak bisnis dalam bentuk MLM, bisa dijelaskan esensi bisnis MLM itu seperti apa?

Bisnis Multi Level Marketing itu sebenarnya people business. Mereka merekrut lebih banyak tenaga pemasar dan dari hasil aktivitas pemasaran tersebut yang kemudian didistribusikan kepada para tenaga pemsar. Semakin banyak merekrut orang maka semakin berhasil bisnis MLM tersebut.

Dengan demikian sebenarnya yang dijual bukan produk atau jasanya, tapi yang dijual adalah konsep bisnisnya. Dari konsep bisnis inilah kemudian yang mengatur aktivitas. Aktivitas bagaimana agar produk dan jasa yang menjadi jualannya MLM itu bisa dari MLM kemudian pindah ke konsumen.

Aktivitas perpindahan inilah yang kemudian menjadi ada transaksi ekonomi. Hasil transaksi ekonomi ini  didistribusikan berapa haknya si tenaga pemasar dan berapa haknya si MLM. Semakin banyak tenaga pemasar, semakin banyak omzet yang bisa dihasilkan dari aktivitas bisnis, semakin besar juga yang bisa didistribusikan pada tenaga pemasar.

Benarkah bisnis MLM itu menguntungkan?

Menguntungkan memang untuk yang berkecimpung di dunia MLM. Hanya saja karena rekrutment ini membutuhkan begitu banyak orang untuk direkrut, sehingga bisa jadi seorang yang sama itu bisa ditawari 10 hingga 15 MLM yang berbeda.

Sehingga disini ada yang namanya saturasi, kejenuhan. Orang menjadi jenuh karena ditawari hal yang sama oleh orang yang berbeda. Bisa jadi ditawari hal yang berbeda oleh orang yang berbeda tapi konsep bisnisnya tetap sama yakni MLM juga. Jadi mau produk service-nya apa pun, mau perusahaannya, mau konsep bisnisnya seperti apa pun dia tetap MLM yang akan merekrut orang.

Keengganan orang terhadap MLM adalah karena merekrut orang itu tidak mudah. Umumnya mereka tidak bsa dipaksa untuk melakukan hal yang mereka suka. Tapi by willingness, by believe itu bisa. Sehingga kalau ingin menjadi seorang pemasar MLM yang sukses harus bisa menjadi orang pemasar yang sejati.

Pemasar itu bukan seorang penjual, bukan sales. Tapi pemasar dia harus beli satu produk atau service, dia harus percaya pada apa yang dia lakukan sehingga dia bisa meyakinkan orang. Kalau dia sendiri tidak yakin, dia tidak akan bisa meyakinkan orang. Padahal sukses tidaknya bisnis MLM adalah tergantung pada berapa banyak orang yang percaya pada dia kemudian mengikuti jalurnya.

Apa yang diperlukan supaya sukses dalam bisnis MLM?

Leadership. Kepemimpinan. Dia harus bisa memimpin dirinya sendiri. Orang yang bisa memimpin dirinya sendiri adalah orang yang bisa manage dia punya waktu, disiplin, kemudian juga dia harus bisa memotivasi orang, dan harus ada fairness dan harus ada sense of service, willingness untuk service harus mau melayani orang.

Orang yang sukses di MLM adalah orang yang punya dan suka melayani orang. Tanpa chance seperti itu, tanpa karakter seperti itu, maka kebanyakan orang yang mengikuti dia hanya akan merasa jadi korban. Tetapi tidak melakukan sesuatu hanya kejar target saja. Tetapi dengan believe, dengan keyakinan, bahwa yang dia lakukan adalah baik dan dia bisa meyakinkan orang untuk itu. Karena dia juga sudah merasakan manfaatnya maka orang lain dengan willingness-nya mereka juga akan mengikuti jalurnya dia.

MLM itu sudah tidak sehat kalau apa?

MLM itu tidak sehat karena banyak money game berkedok MLM. Ada jenis-jenis MLM yang sebernarnya dia hanya permainan uang saja. Jadi masyarakat harus mendeteksi bedanya money game dengan MLM. Ada yang skema piramida ada yang corn jadi anggota baru harus membayar uang yang sedemikian besar untuk MLM. Kemudian dia dijanjikan kalau dia mendapatkan anggota baru di bawah koordinator, maka uang pendaftaran anggota barunya itu menjadi miliknya dia.

Sebenarnya berarti bisnisnya apa? Hanya sekadar biar orang membayar uang anggota tersebut. Kalau begitu, itu sudah ciri-ciri yang namanya money game. Nah money game yang berkedok MLM tersebut itu harus dijauhi.

Ada juga memang walaupun konsepnya sudah bagus, MLM-nya juga punya brand yang bagus, tetapi kalau personality dari si pemasar Mlm nya sendiri dalam melakukan perekrutan tidak etis, menjelek-jelekkan produk lain kemudian juga sikut-sikutan dengan teman sendiri maka itu nanti akan menyakiti brand dari si MLM itu sendiri  dan juga secara langsung personal brandingnya orang itu juga tidak akan bagus.

Nah masyarakat kalau sudah melihat ciri-ciri tersebut sebaiknya tidak mengikuti MLM tersebut. Atau tidak mengikuti orang-orang yang mengajak yang punya ciri-ciri seperti itu. Karena bagaimanapun sekali lagi MLM is people business, businessnya manusia, bisnisnya SDM, dia bisa sukses atau tidak tergantung bagaimana orang-orang di dalamnya bisa berinteraksi dan memberikan manfaat bagi orang-orang sekitar.

Apa jadinya kalau kita hanya ingin coba-coba di bisnis MLM?

Ada tahapan ketika kita ingin ahli dalam sesuatu kita melakukan yang namanya uji coba. Tapi uji coba kan tidak bisa selamanya, uji coba terus kapan ada hasilnya gitu. Jadi memang ada tahapan belajar. Nah, tahapan belajar ini memang biasanya bagi orang yang baru akan berbisnis dia tidak tahu bisnis apa. Dia tidak punya pengalaman dari berbisnis.

Awal-awal belajar jualan saja dulu tapi jualan apa. Kalau dia ambil ide mentahnya saja, ambil barang kemudian dia jual bisa jadi barangnya tidak laku kan. Jadi kenapa tidak, bisa jadi kadang-kadang sarana Anda untuk belajar. Belajar untuk menjual, untuk mempresentasikan produk, belajar untuk mempresentasikan konsep yang keputusan Anda akan joint di situ atau Anda punya cita-cita Anda sendiri dan MLM menjadi jembatan anda, itu sepernuhnya menjadi keputusan pribadi orang masing-masing.

Ada banyak orang yang sukses dalam MLM karena menjalankan bisnis MLM-nya secara etis sehingga tidak hanya menyejahterakan dirinya sendiri tetapi juga anggotanya. Namun ada juga beberapa oknum yang menjalankan bisnis MLM-nya tidak begitu baik. Tinggal sekarang kembali pada individu masing-masing bagaimana memilih jenis bisnis apakah yang cocok untuk dirinya. (Sis/Igw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya