Konsumsi gandum Indonesia diprediksi terus meningkat setiap tahunnya. Salah satu negara tujuan impor gandum Indonesia, yakni Australia.
Bahkan, Kepala Ekonom ANZ Warren Hogan mengatakan, Indonesia akan menjadi importir terbesar gandum dunia dalam lima tahun ke depan, menyalip Mesir.
Adapun salah satu negara tujuan impor gandum Indonesia adalah Austraia. "Australia memiliki keunggulan dalam melayani pasar Indonesia karena kedekatannya dengan negara Asia dan penjualan gandum saat ini," mengutip laman weeklytimesnow.com.au, Selasa (30/7/2013).
Hogan menuturkan, Indonesia membeli 4,3 juta ton gandum Australia pada 2011-12. Indonesia memang telah menjadi pembeli setia gandum Australia dalam beberapa dekade terakhir.
Dia juga mengatakan Indonesia akan menjadi salah satu dari negara "7 Asia Baru", yang cenderung menjadi lebih kuat daripada negara yang tergabung dalam G7 pada beberapa dekade mendatang. Enam negara lainnya yakni Cina, India, Jepang, Korea Selatan, Malaysia dan Thailand.
Ia mengatakan, secara kolektif, ketujuh negara Asia akan menyumbang setengah dari growth domestic product (GDP) global pada 2050. (Nur)
Bahkan, Kepala Ekonom ANZ Warren Hogan mengatakan, Indonesia akan menjadi importir terbesar gandum dunia dalam lima tahun ke depan, menyalip Mesir.
Adapun salah satu negara tujuan impor gandum Indonesia adalah Austraia. "Australia memiliki keunggulan dalam melayani pasar Indonesia karena kedekatannya dengan negara Asia dan penjualan gandum saat ini," mengutip laman weeklytimesnow.com.au, Selasa (30/7/2013).
Hogan menuturkan, Indonesia membeli 4,3 juta ton gandum Australia pada 2011-12. Indonesia memang telah menjadi pembeli setia gandum Australia dalam beberapa dekade terakhir.
Dia juga mengatakan Indonesia akan menjadi salah satu dari negara "7 Asia Baru", yang cenderung menjadi lebih kuat daripada negara yang tergabung dalam G7 pada beberapa dekade mendatang. Enam negara lainnya yakni Cina, India, Jepang, Korea Selatan, Malaysia dan Thailand.
Ia mengatakan, secara kolektif, ketujuh negara Asia akan menyumbang setengah dari growth domestic product (GDP) global pada 2050. (Nur)