Pasar distribusi makanan dan minuman dunia diprediksi mencapai US$ 1,41 miliar setara Rp 14,5 triliun di 2019 dari nilai pada 2012 yang mencapai US$ 865,2 juta atau Rp 8,9 triliun.
Pertumbuhan di negara-negara berkembang seperti Brazil, Rusia, India, Cina, Kolombia, Indonesia, Vietnam, Mesir, Turki, dan Afrika Selatan yang lebih cepat dibandingkan negara-negara lain mendorong kenaikan pasar distribusi tersebut.
Hal ini terungkap dari Analisa terbaru Frost & Sullivan yang bertajuk Global Food and Beverage Distribution Services Market. Pengaruh globalisasi juga dinilai telah membuat proses distribusi menjadi lebih mudah.
“Harga bahan bakar dan tenaga kerja yang naik bersamaan dengan biaya input manufaktur, akan berdampak besar terhadap biaya transportasi, penyimpanan dan distribusi,” ungkap Christopher Shanahan, Food & Agriculture Program Manager Frost & Sullivan, Selasa (30/7/2013).
Bahkan, populasi dunia diperkirakan akan mencapai 9 milliar pada 2025 sehingga permintaan distribusi makanan dan minuman kemungkinan besar meningkat dua kali lipat di tahun yang sama.
“Oleh karena itu para distributor harus inovatif dalam melayani kebutuhan pasar yang bersifat dinamis, termasuk berkolaborasi dengan mitra-mitra lokal sebagai upaya untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik mengenai pasar ini, yang secara efektif dapat mengatasi tantangan-tantangan infrastruktur,” ujar dia.
Mitra-mitra perusahaan distributor makanan dan minuman pada umumnya merupakan penyedia layanan Third Party Logistics (3PL), segmen yang kini tengah berkembang pesat.
Sebagian perusahaan makanan dan minuman menggunakan layanan 3PL karena keahlian dan sumber daya yang mereka miliki untuk mengoptimalkan layanan distribusi. Investasi dalam metode dan teknologi yang inovatif ini tidak hanya akan menekan profit margin, tetapi juga akan membantu menjaga efisiensi disamping berperan sebagai pembeda pasar. (Nur)
Pertumbuhan di negara-negara berkembang seperti Brazil, Rusia, India, Cina, Kolombia, Indonesia, Vietnam, Mesir, Turki, dan Afrika Selatan yang lebih cepat dibandingkan negara-negara lain mendorong kenaikan pasar distribusi tersebut.
Hal ini terungkap dari Analisa terbaru Frost & Sullivan yang bertajuk Global Food and Beverage Distribution Services Market. Pengaruh globalisasi juga dinilai telah membuat proses distribusi menjadi lebih mudah.
“Harga bahan bakar dan tenaga kerja yang naik bersamaan dengan biaya input manufaktur, akan berdampak besar terhadap biaya transportasi, penyimpanan dan distribusi,” ungkap Christopher Shanahan, Food & Agriculture Program Manager Frost & Sullivan, Selasa (30/7/2013).
Bahkan, populasi dunia diperkirakan akan mencapai 9 milliar pada 2025 sehingga permintaan distribusi makanan dan minuman kemungkinan besar meningkat dua kali lipat di tahun yang sama.
“Oleh karena itu para distributor harus inovatif dalam melayani kebutuhan pasar yang bersifat dinamis, termasuk berkolaborasi dengan mitra-mitra lokal sebagai upaya untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik mengenai pasar ini, yang secara efektif dapat mengatasi tantangan-tantangan infrastruktur,” ujar dia.
Mitra-mitra perusahaan distributor makanan dan minuman pada umumnya merupakan penyedia layanan Third Party Logistics (3PL), segmen yang kini tengah berkembang pesat.
Sebagian perusahaan makanan dan minuman menggunakan layanan 3PL karena keahlian dan sumber daya yang mereka miliki untuk mengoptimalkan layanan distribusi. Investasi dalam metode dan teknologi yang inovatif ini tidak hanya akan menekan profit margin, tetapi juga akan membantu menjaga efisiensi disamping berperan sebagai pembeda pasar. (Nur)