Rupiah kembali masuk dalam tekanan usai muncul sejumlah sentimen negatif dari luar negeri. Kurs tengah Bank Indonesia (BI) untuk pertama kalinya sejak April 2009 bahkan menembus level 11.093 per dolar AS.
Dikutip dari situs BI, kurs transksi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) hari ini melemah 110 poin ke level 11.093 per dolar AS. Inilah pertama pada tahun ini, rupiah menembus level 11.000 per dolar AS.
Rupiah sepekan terakhir berada dalam tren melemah meski sempat beberapa kali bergerak menguat. Rupiah pada Kamis, 28 Agustus 2013 masih bisa bertahan di level 10.936 per dolar AS dan menguat ke level 10.926 pada perdagangan hari berikutnya.
Nilai tukar rupiah kembali menguat pada awal September setelah menyentuh 10.922 per dolar AS.
Namun, masih tingginya sentimen negatif dari kondisi perekonomian domestik dan global kembali mengiring rupiah dalam tren melemah. Kemarin, rupiah mulai turun 61 poin ke level 10.983. Dan hari ini, rupiah untuk pertama kalinya sejak April 2009 mencium level 11.093 per dolar AS.
Anjloknya rupiah kali ini tak terlepas dari sentimen rencana intervensi militer AS dalam konflik Suriah. Hal ini memicu kekhawatiran melambungnya harga komoditas minyak mentah dunia yang akan menggiring komoditas lainnya.
Naiknya harga minyak dunia otomatis memicu spekulasi makin melebarnya defisit transaksi berjalan Indonesia. Maklum saja, kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi tak serta merta membuat konsumsi bahan bakar menurun tajam.(Shd)
Dikutip dari situs BI, kurs transksi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) hari ini melemah 110 poin ke level 11.093 per dolar AS. Inilah pertama pada tahun ini, rupiah menembus level 11.000 per dolar AS.
Rupiah sepekan terakhir berada dalam tren melemah meski sempat beberapa kali bergerak menguat. Rupiah pada Kamis, 28 Agustus 2013 masih bisa bertahan di level 10.936 per dolar AS dan menguat ke level 10.926 pada perdagangan hari berikutnya.
Nilai tukar rupiah kembali menguat pada awal September setelah menyentuh 10.922 per dolar AS.
Namun, masih tingginya sentimen negatif dari kondisi perekonomian domestik dan global kembali mengiring rupiah dalam tren melemah. Kemarin, rupiah mulai turun 61 poin ke level 10.983. Dan hari ini, rupiah untuk pertama kalinya sejak April 2009 mencium level 11.093 per dolar AS.
Anjloknya rupiah kali ini tak terlepas dari sentimen rencana intervensi militer AS dalam konflik Suriah. Hal ini memicu kekhawatiran melambungnya harga komoditas minyak mentah dunia yang akan menggiring komoditas lainnya.
Naiknya harga minyak dunia otomatis memicu spekulasi makin melebarnya defisit transaksi berjalan Indonesia. Maklum saja, kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi tak serta merta membuat konsumsi bahan bakar menurun tajam.(Shd)