Rupiah Lunglai Tampar Harga Komponen Impor Kereta Api & Bus

Harga komponen kereta api dan bus mengalami kenaikan akibat penguatan dolar AS. PT INKA pun kelimpungan.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 08 Sep 2013, 16:00 WIB
Diterbitkan 08 Sep 2013, 16:00 WIB
rupiah-kuat-130903b.jpg
PT Industri Kereta Api Indonesia (INKA) mengakui harga komponen kereta api dan bus mengalami kenaikan akibat penguatan dolar Amerika Serikat (AS). Padahal Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di industri manufaktur ini masih harus bergantung pada impor sarana penggerak dan tidak berpenggerak.

Direktur Produksi INKA Hendy Hendratni Adji mengungkapkan, nilai tukar dolar yang kian perkasa hingga menembus angka di atas Rp 11 ribu selama dua bulan ini mengakibatkan terjadi koreksi harga beli komponen impor, terutama untuk produk yang kandungan lokalnya rendah.

"Pelemahan rupiah tentu sangat berdampak sekali terhadap bisnis kami. Misalnya saja untuk impor komponen kereta penumpang (tidak berpenggerak), kandungan lokalnya sudah cukup tinggi sekitar 60%-65%," ungkap dia saat dihubungi Liputan6.com, Minggu (8/9/2013).

Namun kandungan lokal bagi sarana berpenggerak sekitar 45%-50%. Hendy menjelaskan, selama ini perseroan mendatangkan komponen impor untuk tidak berpenggerak seperti roda, bearing roda, sebagian komponen sistem pengereman, AC dan lainnya.

"Kalau sarana yang berpenggerak, selain komponen di atas, juga seperti impor mesin, transmisi, generator, sistem, elektronik kontrol, populasi dan sebagainya," tambah dia.

Dia menyebut, komponen yang dibeli langsung dari luar negeri, secara otomatis ada kenaikan harga beli karena perusahaan pelat merah ini harus membayar menggunakan dolar AS.

"Sedangkan jika ada agen di Indonesia, kami hanya membayar pakai rupiah. Karena vendor-vendor itu masih harus melakukan aksi wait and see untuk menaikkan harga barang," ucapnya.    

Lebih jauh Hendy menuturkan, pihaknya tidak mempunyai stok dolar mengingat INKA selalu memperoleh bantuan pembiayaan proyek dari perbankan dengan meminjam uang berdenominasi rupiah.

"Makanya sangat terasa sekali kalau buka Letter of Credit (LC) pakai dolar AS tapi pembayarannya harus menggunakan rupiah," pungkas dia. (Fik/Igw)

Baca Juga:
Genjot Ekspor Kereta Api Lokal, INKA Bidik Myanmar
FOTO: Penampakan Lokomotif Canggih Buatan PT INKA
INKA Bikin 280 Gerbong Kontainer dan 2 Lokomotif Diesel Hidrolik

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya