Wakil Presiden Boediono mengatakan Indonesia memerlukan tiga pilar yang dianggap mampu meningkatkan daya saing dan jumlah industri di tanah air. Ketiga pilar tersebut merupakan bagian dari upaya pemerintah menciptakan keselarasan perkembangan antar sektor industri.
Dalam sambutan pembukaan Indonesia Internasional Motor Show 2013 (IIMS) di Jakarta Internasional Expo, Kemayoran, Jakarta, Kamis (19/9/2013) Wapres menjelaskan Indonesia sebagai negara yang kaya akan sumber daya alam dan pertanian tidak mungkin mampu tumbuh tanpa membangun industri.
Namun untuk mencapai keselarasan tersebut, Indonesia memerlukan tiga pilar yang telah menjadi strategi pemerintah saat ini. Pilar pertama yaitu Indonesia tidak menjual lagi bahan mentah, layaknya batu bara, tembaga dan lain sebagainya. Upaya tersebut dilanjutkan dengan program hilirisasi yang ditujukan untuk proses peningkatan nilai tambah.
Salah satu program hilirisasi tersebut adalah pengembangan industri otomotif. Wapres berharap pemerintahan selanjutnya mampu meneruskan program-program ini.
Pilar kedua yang dibutuhkan Indonesia adalah memaksimalkan industri dalam negeri. Salah satu hal yang menjadi poin utama dari pilar ini adalah memeratakan dan menciptakan lapangan kerja baru.
"Kami ingin industri punya jaringan sangat banyak, jadi itu bagus. Ini yang bisa kita sebut multiplyer effect," kata Wapres.
Sementara untuk pilar strategi terakhir adalah tentang global supply change. Boediono menjelaskan, pemerintah kini sedang mewujudkan peningkatan kualitas produk dalam negeri sehingga mampu bersaing di dunia internasional, terutama di wilayah kawasan.
"Sekarang ini modelnya banyak sekali. Kita tidak boleh ketinggalan. Kesempatan bayak sekali, negara satu mata rantai pasar global. Ini pun jangan kita lalaikan, oleh sebab itu kita buka kesempatan ini. Kawasan ekonomi khusus, disini memungkinan kegiatan idustri mampu lebih dikembangkan," terang Boediono. (Yas/Shd)
Dalam sambutan pembukaan Indonesia Internasional Motor Show 2013 (IIMS) di Jakarta Internasional Expo, Kemayoran, Jakarta, Kamis (19/9/2013) Wapres menjelaskan Indonesia sebagai negara yang kaya akan sumber daya alam dan pertanian tidak mungkin mampu tumbuh tanpa membangun industri.
Namun untuk mencapai keselarasan tersebut, Indonesia memerlukan tiga pilar yang telah menjadi strategi pemerintah saat ini. Pilar pertama yaitu Indonesia tidak menjual lagi bahan mentah, layaknya batu bara, tembaga dan lain sebagainya. Upaya tersebut dilanjutkan dengan program hilirisasi yang ditujukan untuk proses peningkatan nilai tambah.
Salah satu program hilirisasi tersebut adalah pengembangan industri otomotif. Wapres berharap pemerintahan selanjutnya mampu meneruskan program-program ini.
Pilar kedua yang dibutuhkan Indonesia adalah memaksimalkan industri dalam negeri. Salah satu hal yang menjadi poin utama dari pilar ini adalah memeratakan dan menciptakan lapangan kerja baru.
"Kami ingin industri punya jaringan sangat banyak, jadi itu bagus. Ini yang bisa kita sebut multiplyer effect," kata Wapres.
Sementara untuk pilar strategi terakhir adalah tentang global supply change. Boediono menjelaskan, pemerintah kini sedang mewujudkan peningkatan kualitas produk dalam negeri sehingga mampu bersaing di dunia internasional, terutama di wilayah kawasan.
"Sekarang ini modelnya banyak sekali. Kita tidak boleh ketinggalan. Kesempatan bayak sekali, negara satu mata rantai pasar global. Ini pun jangan kita lalaikan, oleh sebab itu kita buka kesempatan ini. Kawasan ekonomi khusus, disini memungkinan kegiatan idustri mampu lebih dikembangkan," terang Boediono. (Yas/Shd)