Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengungkapkan, pemanfaatan gas alam cair (Liquefied Natural Gas/LNG) oleh PLN dapat menghemat subsidi bahan bakar minyak mencapai Rp 3,6 miliar/hari.
"Melalui pemanfaatan LNG oleh PLN tersebut diharapkan terjadi penghematan subsidi BBM oleh PLN bisa mencapai Rp. 3,6 miliar per hari," ujar Plt Kepala SKK Migas, J. Widjonarko, dalam keterangan tertulisnya, Minggu (6/10/2013).
Widjonarko menuturkan, selama ini sudah ada 22 kargo LNG yang dimanfaatkan untuk sektor kelistrikan. Pasokan ini berasal dari Blok Mahakam dan diterima oleh fasilitas regasifikasi yang dioperasikan oleh PT Nusantara Regas. Pada 2013, SKK Migas telah menginstruksikan untuk memasok 2 kargo LNG dari Kilang LNG Tangguh di Papua.
Pasokan 2 kargo LNG dari Kilang LNG Tangguh didasarkan pada surat instruksi dari menteri ESDM. Instruksi tersebut meminta industri hulu migas menyediakan 5 kargo LNG dari Kilang LNG Tangguh untuk pasokan domestik. Akan tetapi, dari 5 kargo yang disediakan, ternyata domestik hanya mampu menyerap 2 kargo.
Dua kargo LNG ini akan digunakan untuk pembangkit listrik milik PLN di Muara Tawar dan Muara Karang setelah sebelumnya diregasifikasi di fasilitas PT Nusantara Regas.
Satu kargo LNG yang dimanfaatkan untuk pembangkit listrik Muara Tawar dijalankan melalui proses pertukaran gas (swap gas) antara gas dari PGN dan Nusantara Regas. Melalui mekanisme swap gas tersebut, pemenuhan kebutuhan gas untuk pembangkit Muara Tawar berasal dari gas PGN yang melalui jalur pipa South Sumatera West Java (SSWJ).
Sedangkan konsumen PGN yang selama ini menerima pasokan gas dari pipa transmisi SSWJ akan menerima pasokan gas pengganti dari pasokan gas alam cair yang diregasifikasi pada fasilitas milik PT Nusantara Regas.
Satu kargo LNG lainnya direncanakan dimanfaatkan oleh PT PLN (persero) untuk pemenuhan kebutuhan gas di pembangkit listrik Muara Karang.
Keberadaan fasilitas regasifikasi terapung (FSRU) Jawa Barat yang dikelola oleh PT Nusantara Regas diharapkan dapat menjamin ketersediaan gas untuk kebutuhan kelistrikan dan industri di Jawa Barat ke depannya. (Pew/Amh)
"Melalui pemanfaatan LNG oleh PLN tersebut diharapkan terjadi penghematan subsidi BBM oleh PLN bisa mencapai Rp. 3,6 miliar per hari," ujar Plt Kepala SKK Migas, J. Widjonarko, dalam keterangan tertulisnya, Minggu (6/10/2013).
Widjonarko menuturkan, selama ini sudah ada 22 kargo LNG yang dimanfaatkan untuk sektor kelistrikan. Pasokan ini berasal dari Blok Mahakam dan diterima oleh fasilitas regasifikasi yang dioperasikan oleh PT Nusantara Regas. Pada 2013, SKK Migas telah menginstruksikan untuk memasok 2 kargo LNG dari Kilang LNG Tangguh di Papua.
Pasokan 2 kargo LNG dari Kilang LNG Tangguh didasarkan pada surat instruksi dari menteri ESDM. Instruksi tersebut meminta industri hulu migas menyediakan 5 kargo LNG dari Kilang LNG Tangguh untuk pasokan domestik. Akan tetapi, dari 5 kargo yang disediakan, ternyata domestik hanya mampu menyerap 2 kargo.
Dua kargo LNG ini akan digunakan untuk pembangkit listrik milik PLN di Muara Tawar dan Muara Karang setelah sebelumnya diregasifikasi di fasilitas PT Nusantara Regas.
Satu kargo LNG yang dimanfaatkan untuk pembangkit listrik Muara Tawar dijalankan melalui proses pertukaran gas (swap gas) antara gas dari PGN dan Nusantara Regas. Melalui mekanisme swap gas tersebut, pemenuhan kebutuhan gas untuk pembangkit Muara Tawar berasal dari gas PGN yang melalui jalur pipa South Sumatera West Java (SSWJ).
Sedangkan konsumen PGN yang selama ini menerima pasokan gas dari pipa transmisi SSWJ akan menerima pasokan gas pengganti dari pasokan gas alam cair yang diregasifikasi pada fasilitas milik PT Nusantara Regas.
Satu kargo LNG lainnya direncanakan dimanfaatkan oleh PT PLN (persero) untuk pemenuhan kebutuhan gas di pembangkit listrik Muara Karang.
Keberadaan fasilitas regasifikasi terapung (FSRU) Jawa Barat yang dikelola oleh PT Nusantara Regas diharapkan dapat menjamin ketersediaan gas untuk kebutuhan kelistrikan dan industri di Jawa Barat ke depannya. (Pew/Amh)