PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) sepanjang kuartal ketiga 2013 mencatatkan laba bersih setelah pajak sebesar Rp 15,2 triliun. Laba tersebut meningkat 17,01% dibandingkan periode sama setahun sebelumnya.
Pencapaian laba bank pemerintah ini didorong pertumbuhan kredit yang meningkat 29,96% secara year on year. Kredit mikro BRI maish menjadi andalan dengan bertumbuh 26,86% atau Rp 101, 1 triliun menjadi Rp 128,22 triliun.
"Proyeksi laba di akhir tahun, posisinya sampai dengan kuartal III ini dengan seperti itu harapannya target laba sekitar Rp 20 triliun bisa tercapai," ujar Direktur Keuangan BRI, Ahmad Baiquni di Gedung BRI Jakarta, Rabu 23 Oktober 2013.
BRI mengakui, pencapaian kinerja perusahaan ini sangat menggembirakan ditengah kondisi makro ekonomi global dan domestik yang kurang kondusif. Terlebih lagi, bank harus menghadapi tekanan dari tren kenaikan suku bunga dan inflasi.
BRI melaporkan pendapatan bunga bersih (Net Interest Income) perseroan juga tumbuh 16,6% menjadi Rp 30,30 triliun. Peningkatan NII tersebut juga tampak dari NIM BRI sebesar 8,25% atau meningkat dari posisi kuartal III-2012 sebesar 8,08%.
"Capaian tersebut terutama bersumber dari pengelolaan aktiva produktif, yang menghasilkan peningkatan pendapatan bungan dan pengelolaan liabilitas agar biaya dana tetap terjaga," ujarnya.
Performa bank plat merah ini juga didukung dengan meningkatnya Dana Pihak Ketiga (DPK) menjadi Rp 454,73 triliun.
Baiquni menegaskan, pertumbuhan kredit mikro perusahaan mampu diimbangi dengan terjaganya rasio kredit bermasalah (nonperforming lona/NPL) yang rendah yaitu sebesar 0,43% nett. "Pertumbuhan kredit mikro tidak menghasilkan peningkatan outstanding pinjaman, tetapi juga menghasilkan peningkatan jumlah debitur," ungkapnya.
Hingga akhir September 2013, jumlah debitur mikro BRI mencapai 6,1 juta orang dengan kualitas kredit yang terjaga dimana posisi NPL ada di level 0,48%. (Yas/Shd)
Pencapaian laba bank pemerintah ini didorong pertumbuhan kredit yang meningkat 29,96% secara year on year. Kredit mikro BRI maish menjadi andalan dengan bertumbuh 26,86% atau Rp 101, 1 triliun menjadi Rp 128,22 triliun.
"Proyeksi laba di akhir tahun, posisinya sampai dengan kuartal III ini dengan seperti itu harapannya target laba sekitar Rp 20 triliun bisa tercapai," ujar Direktur Keuangan BRI, Ahmad Baiquni di Gedung BRI Jakarta, Rabu 23 Oktober 2013.
BRI mengakui, pencapaian kinerja perusahaan ini sangat menggembirakan ditengah kondisi makro ekonomi global dan domestik yang kurang kondusif. Terlebih lagi, bank harus menghadapi tekanan dari tren kenaikan suku bunga dan inflasi.
BRI melaporkan pendapatan bunga bersih (Net Interest Income) perseroan juga tumbuh 16,6% menjadi Rp 30,30 triliun. Peningkatan NII tersebut juga tampak dari NIM BRI sebesar 8,25% atau meningkat dari posisi kuartal III-2012 sebesar 8,08%.
"Capaian tersebut terutama bersumber dari pengelolaan aktiva produktif, yang menghasilkan peningkatan pendapatan bungan dan pengelolaan liabilitas agar biaya dana tetap terjaga," ujarnya.
Performa bank plat merah ini juga didukung dengan meningkatnya Dana Pihak Ketiga (DPK) menjadi Rp 454,73 triliun.
Baiquni menegaskan, pertumbuhan kredit mikro perusahaan mampu diimbangi dengan terjaganya rasio kredit bermasalah (nonperforming lona/NPL) yang rendah yaitu sebesar 0,43% nett. "Pertumbuhan kredit mikro tidak menghasilkan peningkatan outstanding pinjaman, tetapi juga menghasilkan peningkatan jumlah debitur," ungkapnya.
Hingga akhir September 2013, jumlah debitur mikro BRI mencapai 6,1 juta orang dengan kualitas kredit yang terjaga dimana posisi NPL ada di level 0,48%. (Yas/Shd)