Mendag Bantah RUU Perdagangan Baru Neolib

Mendag menyatakan RUU Perdagangan ini justru mendapatkan pujian dari DPR karena dianggap sangat nasionalis.

oleh Septian Deny diperbarui 27 Okt 2013, 18:25 WIB
Diterbitkan 27 Okt 2013, 18:25 WIB
gita-wirjawan-senyum-130429b.jpg
Menteri Perdagangan Gita Wirjawan membantah draf Rancangan Undang-Undang (RUU) Perdagangan yang disusun pemerintah terlalu bersifat liberal bahkan cenderung neolib. Gita memastikan RUU tersebut sudah sejalan dengan cita-cita perekonomian Indonesia.

"Justru kita dipuji oleh DPR karena ini sangat nasionalis ini kita merancang mengkerangkakan agar perdagangan kita menuju ke keamanan nasional, ketahanan pangan energi, peningkatan kualitas dan infrastruktur," ujarnya di Masjid Istiqlal, Jakarta, Minggu (27/10/2013).

Gita mengaku menerima kritikan apapun soal RUU tersebut. Namun dirinya meminta agar pihak-pihak yang kontra terhadap RUU tersebut untuk terlebih dahulu memahami isi dan konteks yang terkandung didalamnya. "Kami menghormati tapi baca saja dulu. Kalau menurut saya ini jauh lebih bagus daripada tidak ada RUU perdagangan," katanya.

Kementerian Perdagangan (Kemendag) memastikan RUU kali ini memiliki peran penting seiring perkembangan Indonesia yang akan menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015. "Supaya kita bisa siap menghadapi MEA yang sebelumnya disepakati oleh pemerintahan sebelumnya," lanjutnya.

Pemerintah menargetkan RUU Perdagangan ini akan selesai pada akhir tahun. Saat ini proses pembahasan sudah memasukan sesi pendaftaran masalah. (Dny/Shd)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya