Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi Moneter Bank Indonesia (BI) Solikin M Juhro mengatakan ajang Pemilihan Umum (Pemilu) yang akan berlangsung pada tahun depan diyakini bakal mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
"Dampak dari Pemilu akan memberikan stimulus-stimulus walaupun tidak banyak tetapi saya rasa cukup lumayan," ujarnya di Bandung, Jawa Barat, seperti ditulis Minggu (10/11/2013).
Dari perkiraan bank sentral, ajang Pemilu 2014 mendatang akan memberikan sumbangan pada pertumbuhan ekonomi sebesar 0,2%. Prediksi ini berkaca dapat pengalaman Pemilu 2004 dan 2009 yang rata-rata juga menyumbang 0,2% pada pertumbuhan ekonomi. Bahkan, Solikin, menilai dampak Pemilu sudah mulai terasa pada saat ini.
"Harusnya sudah lebih terasa dari sekarang, tetapi kita masih kalkulasi. Biasanya pada tahun sebelumnya ada sumbangan 0,1%, sisanya akan terus tergiring sampai tahun depan. Kita cukup yakin," lanjutnya.
Kontribusi gelaran Pemilu pada pertumbuhan ekonomi nasional berasal dari pengeluaran dan konsumsi kampanye pada masa-masa Pemilu seperti pemasangan iklan serta pembelian barang kelengkapan kampanye antara lain baju, bendera dan spanduk.
"Dari BPS sudah menghitung bahwa pengeluaran untuk Pemilu itu ada. Bahkan ini sudah dimulai dari sekarang seperti sudah ada yang mulai pasang, ini kan ada biaya iklannya," jelas Solikin.
BI yakin konsumsi besar-besaran yang terjadi selama Pemilu takkan berpengaruh besar pada laju inflasi. Penyebabnya, pengeluaran terbesar akan didominasi pada sektor jasa-jasa iklan, bukan pada konsumsi barang.
"Dampak inflasinya tidak ada karena lebih banyak kepada jasa-jasa iklan, itu tidak terkait langsung," tandasnya.(Dny/Shd)
"Dampak dari Pemilu akan memberikan stimulus-stimulus walaupun tidak banyak tetapi saya rasa cukup lumayan," ujarnya di Bandung, Jawa Barat, seperti ditulis Minggu (10/11/2013).
Dari perkiraan bank sentral, ajang Pemilu 2014 mendatang akan memberikan sumbangan pada pertumbuhan ekonomi sebesar 0,2%. Prediksi ini berkaca dapat pengalaman Pemilu 2004 dan 2009 yang rata-rata juga menyumbang 0,2% pada pertumbuhan ekonomi. Bahkan, Solikin, menilai dampak Pemilu sudah mulai terasa pada saat ini.
"Harusnya sudah lebih terasa dari sekarang, tetapi kita masih kalkulasi. Biasanya pada tahun sebelumnya ada sumbangan 0,1%, sisanya akan terus tergiring sampai tahun depan. Kita cukup yakin," lanjutnya.
Kontribusi gelaran Pemilu pada pertumbuhan ekonomi nasional berasal dari pengeluaran dan konsumsi kampanye pada masa-masa Pemilu seperti pemasangan iklan serta pembelian barang kelengkapan kampanye antara lain baju, bendera dan spanduk.
"Dari BPS sudah menghitung bahwa pengeluaran untuk Pemilu itu ada. Bahkan ini sudah dimulai dari sekarang seperti sudah ada yang mulai pasang, ini kan ada biaya iklannya," jelas Solikin.
BI yakin konsumsi besar-besaran yang terjadi selama Pemilu takkan berpengaruh besar pada laju inflasi. Penyebabnya, pengeluaran terbesar akan didominasi pada sektor jasa-jasa iklan, bukan pada konsumsi barang.
"Dampak inflasinya tidak ada karena lebih banyak kepada jasa-jasa iklan, itu tidak terkait langsung," tandasnya.(Dny/Shd)