BI: Percuma Ekonomi Tumbuh Tinggi Tapi Impor Melonjak

BI menilai pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,7-6% pada tahun ini merupakan level paling optimal.

oleh Septian Deny diperbarui 10 Nov 2013, 13:06 WIB
Diterbitkan 10 Nov 2013, 13:06 WIB
ekspor-impor--batas130911c.jpg
Ekonomi Indonesia yang diperkirakan bertumbuh antara 5,7%-6% pada tahun ini merupakan tingkat pertumbuhan paling sehat dan rasional yang bisa tercapai pemerintah. Kenaikan yang lebih tinggi namun diikuti impor yang melonjak justru dinilai percuma.

Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi Moneter Bank Indonesia (BI)Solikin M Juhro menyatakan pertumbuhan ekonomi 5,7% hingga 6% dianggap takkan takkan membebani neraca perdagangan. Selain itu, pertumbuhan juga terjadi pada semua sektor ekonomi.

"Kami lihat kewajaran beban. Kenapa pertimbuhan ekonomi 6% itu sudah cukup bagus? Karena itu sudah optimal untuk semua sektor, jadi tidak ada beban," ujarnya di Bandung, Jawa Barat, seperti ditulis Minggu (10/11/2013).

Soliki berdalih, neraca perdagangan Indonesia yang masih mengalami defisit merupakan kondisi yang wajar dari suatu negara yang sedang berkembang. Hanya saja, pemerintah perlu berpikir untuk mengelola defisit pada posisi yang wajar.

Dari semua kondisi yang bisa terjadi, BI memandang tindakan terpenting yang harus dilakukan pemerintah adalah menjaga pertumbuhan ekonomi berjalan stabil namun tidak memberatkan neraca perdagangan.

Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan Produk Domestik Bruto Indonesia pada kuartal III-2013 hanya mampu bertumbuh 5,62%. Pencapaian tersebut melambat dibandingkan kuartal sebelumnya yang masih mampu tumbuh 5,8%.

Pertumbuhan ekonomi hingga saat ini masih mengandalkan konsumsi masyarakat yang berperan hingga separuh dari pencapaian PDB Indonesia. (Dny/Shd)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya