Bos Garuda Optimistis Raih Keuntungan pada 2013

Manajemen PT Garuda Indonesia Airline Tbk optimistis dapat mencatatkan keuntungan pada 2013.

oleh Septian Deny diperbarui 11 Nov 2013, 19:00 WIB
Diterbitkan 11 Nov 2013, 19:00 WIB
garuda-indonesia-130805c.jpg
Meskipun mencatatkan rugi bersih yang diatribusikan (ditanggungkan) sepanjang periode Januari-September 2013, namun Direktur Utama PT Garuda Indonesia Airlines Tbk, Emirsyah Satar mengaku, kinerja keuangan maspakai tersebut masih dalam keadaan baik.

"Kalau garuda sendiri masih bagus meskipun ada kerugian kurs dan lain-lain," ujarnya di Gedung Kementerian Perindustrian, Jakarta Selatan, Senin (11/11/2013).

Menurut Emir, kerugian yang didapat oleh Garuda sendiri lebih disebabkan karena kerugian yang masih dialami oleh anak perusahaannya yaitu Citilink. Sehingga saat dilakukan konsolidasi keuangan, terlihat jatuh pada posisi merugi.

"Kerugian yang banyak ada di Citilink, karena Citilink masih merugi sehingga  waktu dikonsolidasi itu jatuhnya rugi. Jadi karena ada kerugian dari anak perusahaan, laporan keuangannya kan dikonsolidasi," lanjutnya.

Emir juga menjelaskan, tahun ini Garuda masih dapat mendapatkan keuntungan meskipun mengalami penurunan jika dibandingkan tahun lalu. Namun dia yakin kinerja keuangan maskapai plat merah ini tetap berada pada level positif pada akhir tahun.

"Tetapi kalau hanya Garuda sendiri, memang profitnya agak turun tetapi tetap profitable. Akhir tahun kita yakin positif, jadi memang biasanya Januari atau kuartal pertama rendah, tetapi naik lagi di kuartal dua, kemudian di kuartal tiga naik, lalu kuartal empat lebih bagus lagi," kata Emirsyah.

Garuda Indonesia tercatat mengalami kerugian bersih yang ditangguhkan kepada pemilik entitas induk menjadi US$ 22,32 juta pada periode Januari-September 2013. Angka ini merosot dari kinerja periode yang sama tahun lalu yang mencatatkan keuntungan US$ 56,06 juta. Namun, maskapai ini masih mendapatkan kenaikan pendapatan usaha sebesar 12,5% menjadi US$ 2,68 miliar pada periode tersebut.

Kinerja perseroan sendiri tergerus beban usaha yang meningkat 16% sepanjang 9 bulan pertama tahun ini. Beban usaha perseroan menjadi US$ 2,66 miliar hingga 9 bulan pertama tahun ini dari periode yang sama pada tahun 2012 lalu yang senilai US$ 2,29 miliar. (Dny/Ahm)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya