Masyarakat Indonesia lebih banyak menyimpan uangnya dalam bentuk dana tunai seperti tabungan atau deposito, dibandingkan dengan melakukan investasi jangka panjang seperti reksa dana dan saham.
Director of Business Development PT Manulife Asset Manajemen Indonesia Putut Endro Andanawari menyatakan, hal itu terjadi karena produk perbankan seperti tabungan atau deposito dianggap lebih mudah dipahami dan cenderung lebih aman dibanding produk investasi lainnya.
"Masyarakat Indonesia pilih yang aman, dengan dana tunai dinilai lebih aman dan mudah dipahami oleh masyarakat," ujarnya di Jakarta, Kamis (14/11/2013).
Putut menjelaskan, tabungan dan deposito masih menjadi pilihan utama investasi bagi masyarakat Indonesia. Dia menyebutkan dalam kondisi pasar yang fluktuatif, dana tunai hanya mengalami penurunan sebesar 4,5%.
Hal ini jauh aman dibanding penurunan pada sektor properti yang mencapai 22,1%, pendapatan tetap turun 31,7%, reksa dana yang bisa turun hingga 160,9% serta saham turun 281,8%.
"Makanya, dana tunai masih menjadi pilihan investasi yang paling tinggi, ini kondisi riil dari masyarakat Indonesia saat ini," katanya.
Dia juga menjelaskan, berdasarkan survei Manulife Investor Sentiment Index (MISI) terhadap 500 responden dengan kelas menengah ke atas, ada beberapa cara orang untuk melakukan investasi, antara lain 77% dengan menabung secara rutin, 51% orang mencapai tujuan investasinya melalui kerja tambahan, 48% dengan mengurangi pengeluaran dan hanya 18% membeli produk investasi.
"Ini menunjukkan tingkat pengetahuan investasi masih kurang," katanya.
Pada survei yang sama, dia menyebutkan 42% dari total aset dialokasikan di dana tunai, tabungan atau deposito sedangkan 64% reponden masih merasa belum cukup memegang uang tunai sehingga masih enggan berinvestasi. (Dny/Ndw)
Director of Business Development PT Manulife Asset Manajemen Indonesia Putut Endro Andanawari menyatakan, hal itu terjadi karena produk perbankan seperti tabungan atau deposito dianggap lebih mudah dipahami dan cenderung lebih aman dibanding produk investasi lainnya.
"Masyarakat Indonesia pilih yang aman, dengan dana tunai dinilai lebih aman dan mudah dipahami oleh masyarakat," ujarnya di Jakarta, Kamis (14/11/2013).
Putut menjelaskan, tabungan dan deposito masih menjadi pilihan utama investasi bagi masyarakat Indonesia. Dia menyebutkan dalam kondisi pasar yang fluktuatif, dana tunai hanya mengalami penurunan sebesar 4,5%.
Hal ini jauh aman dibanding penurunan pada sektor properti yang mencapai 22,1%, pendapatan tetap turun 31,7%, reksa dana yang bisa turun hingga 160,9% serta saham turun 281,8%.
"Makanya, dana tunai masih menjadi pilihan investasi yang paling tinggi, ini kondisi riil dari masyarakat Indonesia saat ini," katanya.
Dia juga menjelaskan, berdasarkan survei Manulife Investor Sentiment Index (MISI) terhadap 500 responden dengan kelas menengah ke atas, ada beberapa cara orang untuk melakukan investasi, antara lain 77% dengan menabung secara rutin, 51% orang mencapai tujuan investasinya melalui kerja tambahan, 48% dengan mengurangi pengeluaran dan hanya 18% membeli produk investasi.
"Ini menunjukkan tingkat pengetahuan investasi masih kurang," katanya.
Pada survei yang sama, dia menyebutkan 42% dari total aset dialokasikan di dana tunai, tabungan atau deposito sedangkan 64% reponden masih merasa belum cukup memegang uang tunai sehingga masih enggan berinvestasi. (Dny/Ndw)