Boneka menjadi salah satu mainan favorit anak-anak hingga orang dewasa. Tingginya minat masyarakat terhadap boneka membuka peluang bisnis karena pasar yang besar baik di pasar domestik maupun mancanegara.
Pengelola PT Panen Pasifik Pinaremas, salah satu Produsen Boneka di Indonesia, Asep mengungkapkan, pihaknya mampu mengeskpor ratusan hingga ribuan boneka ke pasar luar negeri.
"Mayoritas produksi boneka kami diekspor ke negara-negara Eropa, seperti Italia dan Inggris. Sebab boneka yang kami jual juga eksklusif seperti karakter Hello Kitty, Shaun The Sheep, Barney, Tiger dan Disney," kata dia ketika dihubungi Liputan6.com, Jakarta, seperti ditulis Minggu (17/11/2013).
Menurutnya, eksklusifitas produknya dapat terlihat lantaran boneka-boneka tersebut merupakan barang original karena memiliki izin lisensi dari pemegang merek. Proses memperoleh izin sendiri bisa berlangsung kurang lebih selama 6 bulan.
Meski sebagian besar dikirim ke luar negeri, Asep mengaku tak terkena dampak dari gejolak krisis yang melanda negara-negara di kawasan Eropa. "Tidak kena imbas dari pelemahan ekonomi global. Bahkan kami sudah menjajaki kerja sama penjualan dengan negara lain, yakni Jepang karena kami bisa memproduksi boneka mengikuti tren karakter kartun yang tengah booming atau dikenal di kalangan anak-anak," jelasnya.
Permintaan boneka Panen Pasifik, tambah dia, juga datang dari sejumlah perusahaan besar di Indonesia, seperti PT Garuda Indonesia Tbk dan telah masuk ke pusat-pusat perbelanjaan maupun ritel, diantaranya Gramedia, Toys Kingdom dan sebagainya.
"Harga boneka produksi kami berkisar dari Rp 50 ribu sampai Rp 1,9 juta rupiah per pieces. Sedangkan boneka kecil untuk pasar domestik dibanderol seharga Rp 20 ribu-Rp 25 ribu per pieces," ucapnya.
Dia mengakui, penjualan bakal terdongkrak naik apabila film kartun yang menjadi ide dari bentuk boneka tersebut sering diputar di televisi atau sedang tenar. "Penjualan bisa mencapai ribuan boneka per hari," tutur dia.
Asep mengatakan, boneka yang sudah melanglang buana tersebut diproduksi di Sukabumi, Jawa Barat hingga mencapai ribuan pieces setiap harinya.
"Setiap hari produksi sebesar 10 ribu-15 ribu pieces per hari. Itu adalah produksi untuk memenuhi permintaan ekspor, sedangkan kalau pasar lokal, kami tidak produksi setiap hari karena penjualannya cuma di atas 100 pieces per hari," paparnya.
Dia berharap, masyarakat saat ini lebih pandai dalam memilih mainan untuk buah hati yang memenuhi standarisasi nasional. "Kalau produk kami itu tidak menimbulkan alergi, bonekanya bisa dicuci, aman bagi anak karena tidak mengandung bahan kimia," tutup Asep mengakhiri perbincangan. (Fik/Igw)
Pengelola PT Panen Pasifik Pinaremas, salah satu Produsen Boneka di Indonesia, Asep mengungkapkan, pihaknya mampu mengeskpor ratusan hingga ribuan boneka ke pasar luar negeri.
"Mayoritas produksi boneka kami diekspor ke negara-negara Eropa, seperti Italia dan Inggris. Sebab boneka yang kami jual juga eksklusif seperti karakter Hello Kitty, Shaun The Sheep, Barney, Tiger dan Disney," kata dia ketika dihubungi Liputan6.com, Jakarta, seperti ditulis Minggu (17/11/2013).
Menurutnya, eksklusifitas produknya dapat terlihat lantaran boneka-boneka tersebut merupakan barang original karena memiliki izin lisensi dari pemegang merek. Proses memperoleh izin sendiri bisa berlangsung kurang lebih selama 6 bulan.
Meski sebagian besar dikirim ke luar negeri, Asep mengaku tak terkena dampak dari gejolak krisis yang melanda negara-negara di kawasan Eropa. "Tidak kena imbas dari pelemahan ekonomi global. Bahkan kami sudah menjajaki kerja sama penjualan dengan negara lain, yakni Jepang karena kami bisa memproduksi boneka mengikuti tren karakter kartun yang tengah booming atau dikenal di kalangan anak-anak," jelasnya.
Permintaan boneka Panen Pasifik, tambah dia, juga datang dari sejumlah perusahaan besar di Indonesia, seperti PT Garuda Indonesia Tbk dan telah masuk ke pusat-pusat perbelanjaan maupun ritel, diantaranya Gramedia, Toys Kingdom dan sebagainya.
"Harga boneka produksi kami berkisar dari Rp 50 ribu sampai Rp 1,9 juta rupiah per pieces. Sedangkan boneka kecil untuk pasar domestik dibanderol seharga Rp 20 ribu-Rp 25 ribu per pieces," ucapnya.
Dia mengakui, penjualan bakal terdongkrak naik apabila film kartun yang menjadi ide dari bentuk boneka tersebut sering diputar di televisi atau sedang tenar. "Penjualan bisa mencapai ribuan boneka per hari," tutur dia.
Asep mengatakan, boneka yang sudah melanglang buana tersebut diproduksi di Sukabumi, Jawa Barat hingga mencapai ribuan pieces setiap harinya.
"Setiap hari produksi sebesar 10 ribu-15 ribu pieces per hari. Itu adalah produksi untuk memenuhi permintaan ekspor, sedangkan kalau pasar lokal, kami tidak produksi setiap hari karena penjualannya cuma di atas 100 pieces per hari," paparnya.
Dia berharap, masyarakat saat ini lebih pandai dalam memilih mainan untuk buah hati yang memenuhi standarisasi nasional. "Kalau produk kami itu tidak menimbulkan alergi, bonekanya bisa dicuci, aman bagi anak karena tidak mengandung bahan kimia," tutup Asep mengakhiri perbincangan. (Fik/Igw)