Obsesi Indonesia untuk menjadi pusat ekonomi syariah di dunia merupakan mimpi besar negara ini demi menguasai pangsa pasar ekonomi syariah. Ini adalah cita-cita sejak pencanangan pengembangan ekonomi syariah ditetapkan sebagai agenda nasional.
"Kita harus berperan lebih aktif untuk mengembangkan ekonomi syariah. Indonesia ingin menjadi pusat ekonomi syariah yang terintegrasi dengan sistem internasional, Insya Allah saya kabulkan," tutur Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Monas, Jakarta, Minggu (17/11/2013).
Lebih jauh dia menjelaskan, untuk menggapai obsesi tersebut, Indonesia perlu menghadapi tantangan perekonomian di berbagai negara, termasuk negara maju yang datang silih berganti.
"Sistem ekonomi syariah menjadi solusi untuk menjaga ketahanan ekonomi nasional dan mengurangi tekanan sistem ekonomi dunia mengingat aset perbankan syariah tumbuh 14 kali lipat dengan pertumbuhan 51% per tahun," ujar dia.
Presiden mengatakan, beberapa hal penting yang membuat Indonesia membutuhkan ekonomi syariah. Pertama, ekonomi syariah dapat mengurangi kerentanan sistem bagi hasil dan membuat tidak adanya jarak sistem di sektor keuangan dengan sektor riil. Sebab perkembangan sistem keuangan mencerminkan ekonomi sektor riil dan menghindari gelembung ekonomi.
"Kedua, ekonomi syariah dapat memperluas financial inclusion melalui pembiayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang berlandaskan kebersamaan," tambahnya.
Strateginya, kata Presiden, menyediakan infrastruktur hukum dengan penerapan aturan tentang sukuk, perbankan dan perpajakan syariah. Paling penting, sambungnya, pemerintah, BI, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menggenjot sosialisasi maupun edukasi tentang pemahaman ekonomi syariah kepada masyarakat rendahnya pemahman masyarakat.
"Konsep bagi hasil menganding nilai-nilai ekonomi syariah. Sebab sebelum Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) terbentuk, konsep bagi hasil sudah dikenal masyarakat masyarakat yang mengandung ekonomi syariah," tuturnya.
Sementara itu, Gubernur BI, Agus Martowardojo mengakui Gerakan Ekonomi Syariah (Gres) merupakan strategi baik untuk mewujudkan target jangka panjang menjadikan Indonesia sebagai pusat keuangan atau financial center, karena luasnya wilayah Indonesia dengan basis penduduk yang sebagian besar beragama Islam sehingga ini harus menjadi gerakan nasional.
Menurut Agus, pertumbuhan dan pengembangan ekonomi syariah di Indonesia didorong oleh komunitasnya. Hal ini berbeda dengan negara-negara lain.
"Gres ini didukung oleh 14 asosiasi yang mendorong pergerakan ekonomi syariah. Sedangkan di negara lain, pemerintah yang lebih mendorong pengembangan ekonomi syariah. Jadi Gres ini harus terus berjalan di Indonesia," kata Agus. (Fik/Ahm)
"Kita harus berperan lebih aktif untuk mengembangkan ekonomi syariah. Indonesia ingin menjadi pusat ekonomi syariah yang terintegrasi dengan sistem internasional, Insya Allah saya kabulkan," tutur Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Monas, Jakarta, Minggu (17/11/2013).
Lebih jauh dia menjelaskan, untuk menggapai obsesi tersebut, Indonesia perlu menghadapi tantangan perekonomian di berbagai negara, termasuk negara maju yang datang silih berganti.
"Sistem ekonomi syariah menjadi solusi untuk menjaga ketahanan ekonomi nasional dan mengurangi tekanan sistem ekonomi dunia mengingat aset perbankan syariah tumbuh 14 kali lipat dengan pertumbuhan 51% per tahun," ujar dia.
Presiden mengatakan, beberapa hal penting yang membuat Indonesia membutuhkan ekonomi syariah. Pertama, ekonomi syariah dapat mengurangi kerentanan sistem bagi hasil dan membuat tidak adanya jarak sistem di sektor keuangan dengan sektor riil. Sebab perkembangan sistem keuangan mencerminkan ekonomi sektor riil dan menghindari gelembung ekonomi.
"Kedua, ekonomi syariah dapat memperluas financial inclusion melalui pembiayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang berlandaskan kebersamaan," tambahnya.
Strateginya, kata Presiden, menyediakan infrastruktur hukum dengan penerapan aturan tentang sukuk, perbankan dan perpajakan syariah. Paling penting, sambungnya, pemerintah, BI, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menggenjot sosialisasi maupun edukasi tentang pemahaman ekonomi syariah kepada masyarakat rendahnya pemahman masyarakat.
"Konsep bagi hasil menganding nilai-nilai ekonomi syariah. Sebab sebelum Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) terbentuk, konsep bagi hasil sudah dikenal masyarakat masyarakat yang mengandung ekonomi syariah," tuturnya.
Sementara itu, Gubernur BI, Agus Martowardojo mengakui Gerakan Ekonomi Syariah (Gres) merupakan strategi baik untuk mewujudkan target jangka panjang menjadikan Indonesia sebagai pusat keuangan atau financial center, karena luasnya wilayah Indonesia dengan basis penduduk yang sebagian besar beragama Islam sehingga ini harus menjadi gerakan nasional.
Menurut Agus, pertumbuhan dan pengembangan ekonomi syariah di Indonesia didorong oleh komunitasnya. Hal ini berbeda dengan negara-negara lain.
"Gres ini didukung oleh 14 asosiasi yang mendorong pergerakan ekonomi syariah. Sedangkan di negara lain, pemerintah yang lebih mendorong pengembangan ekonomi syariah. Jadi Gres ini harus terus berjalan di Indonesia," kata Agus. (Fik/Ahm)