Memanasnya hubungan Indonesia dengan Australia akibat aksi penyadapan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono oleh Intelijen Australia menjadikan kedua negara saling waspada.
Meski Intelijen Australia sudah memastikan tidak akan terjadi lagi tindakan penyadapan itu, namun para peretas (hacker) Australia mengatasnamakan Australian Anonymous mengancam akan menyerang situs-situs pemerintahan, perusahaan-perusahaan milik pemerintah dan beberapa media masa di Indonesia.
Melihat kondisi tersebut, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan mengaku tidak terlalu khawatir dengan ancaman tersebut pada situs kementerian BUMN. Secara terbuka, mantan Dirut PLN ini mengatakan para peretas Australia takkan menemukan keuntungan apapuan dengan meretas situs Kementerian BUMN.
"(Situs) Kementerian itu tidak ada isinya," ungkap Dahlan di Jakarta, Kamis (21/11/2013).
Namun untuk beberapa situs perusahaan BUMN yang masuk daftar target hacker Australia itu, Dahlan memastikan sudah meminta pengamanan situs-situs perusahaan dengan penambahan proteksi.
"Kami sudah mengamankan situs-situs milik BUMN, sudah beberapa BUMN selesai, seperti Angkasa Pura salesai, Garuda saya belum cek," katanya.
Dahlan berharap akan ada tindakan tegas dari Indonesia terhadap aktivitas mata-mata yang dilakukan oleh intelijen Negeri Kanguru itu. Langkah tegas diperlukan karena Australia sudah telama lama memata-matai Indonesia secara diam-diam.
"Memang politik harus begitu, harus dilawan itu Australia," tutup Dahlan.(Yas/Shd)
Meski Intelijen Australia sudah memastikan tidak akan terjadi lagi tindakan penyadapan itu, namun para peretas (hacker) Australia mengatasnamakan Australian Anonymous mengancam akan menyerang situs-situs pemerintahan, perusahaan-perusahaan milik pemerintah dan beberapa media masa di Indonesia.
Melihat kondisi tersebut, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan mengaku tidak terlalu khawatir dengan ancaman tersebut pada situs kementerian BUMN. Secara terbuka, mantan Dirut PLN ini mengatakan para peretas Australia takkan menemukan keuntungan apapuan dengan meretas situs Kementerian BUMN.
"(Situs) Kementerian itu tidak ada isinya," ungkap Dahlan di Jakarta, Kamis (21/11/2013).
Namun untuk beberapa situs perusahaan BUMN yang masuk daftar target hacker Australia itu, Dahlan memastikan sudah meminta pengamanan situs-situs perusahaan dengan penambahan proteksi.
"Kami sudah mengamankan situs-situs milik BUMN, sudah beberapa BUMN selesai, seperti Angkasa Pura salesai, Garuda saya belum cek," katanya.
Dahlan berharap akan ada tindakan tegas dari Indonesia terhadap aktivitas mata-mata yang dilakukan oleh intelijen Negeri Kanguru itu. Langkah tegas diperlukan karena Australia sudah telama lama memata-matai Indonesia secara diam-diam.
"Memang politik harus begitu, harus dilawan itu Australia," tutup Dahlan.(Yas/Shd)