Rupiah Terpuruk ke Level Terendah dalam 5 Tahun Terakhir

Kekhawatiran melebarnya defisit transaksi berjalan akibat larangan ekspor bahan mineral membuat rupiah makin terpuruk.

oleh Syahid Latif diperbarui 18 Des 2013, 11:31 WIB
Diterbitkan 18 Des 2013, 11:31 WIB
rupiah-saham-turun-131201b.jpg
Nilai tukar rupiah bergerak makin lemah setelah menyentuh level terendah dalam lima tahun terakhir. Ambruknya rupiah dipicu kekhawatiran pelaku pasar terhadap melebarnya defisit transaksi berjalan akibat larangan ekspor bahan mentah.

Dikutip dari laman Bloomberg, Rabu (18/12/2013), rupiah di pasar lokal melemah 0,4% ke level 12.170 per dolar AS pada perdagangan pukul 0.35 WIB. Posisi rupiah ini merupakan yang terendah sejak Desember 2008.

Rupiah tercatat telah melemah 21% sepanjang 2013 atau terparah kedua diantara 24 mata uang negara berkembang.

Di pasar luar negeri, nilai tukar  rupiah di pasar non delivered forward melemah 0,2% ke level 12.098 per dolar AS atau 0,6% lebih kuat dibandingkan pasar spot.

"Defisit masih menjadi isu besar untuk kurs rupiah," kata Head of Treasury Research PT Bank CIMB Niaga, Mika Martumpal.

Hingga saat ini, pembuat kebijakan masih terus bekerja untuk membuat detil ketentuan pengapalan bahan mineral mentah yang dijadwalkan efektif bulan depan.

Larangan ekspor bahan mineral diperkirakan bakal memangkas ekspor Indonesia hingga US$ 5 miliar per tahun. Kondisi ini akan semakin memperparah kondisi defisit transaksi berjalan yang telah mencapai 3,8% dari PDB pada kuartal yang lalu.

Mika memperkirakan, jelang akhir tahun ini, dolar masih menjadi alat investasi paling aman bagi pelaku pasar. (Shd)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya