Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) akhirnya memutuskan untuk mulai mengurangi dana stimulusnya sebesar US$ 10 miliar menjadi US$ 75 miliar per bulan pada Januari mendatang. Pemulihan ekonomi AS yang cukup kuat dianggap mampu menahan risiko penarikan dana stimulus tersebut.
Seperti dikutip dari Reuters, Kamis (19/12/2013), selain itu, usai rapat Federal Open Market Committee (FOMC) yang berlangsung selama dua hari, The Fed juga berupaya untuk menekan kenaikan suku bunga acuannya dan menahannya di level yang lebih lama.
Dalam konferensi press terakhirnya, Gubernur The Fed, Ben Bernanke mengatakan, pembelian obligasinya akan dipangkas secara berkala mulai tahun depan. Jika tingkat pengangguran terus berkurang sesuai yang diharapkan, program tersebut sepenuhnya akan diakhiri pada 2014.
Langkah yang mengejutkan sebagian investor ini faktanya tidak mengejutkan pasar seperti yang ditakutkan banyak analis. Keputusan tersebut merupakan bukti tingginya prospek ekonomi dan tingkat tenaga kerja di AS. Langkah ini menandai titik balik paling bersejarah dalam percobaan kebijakan moneter terbesar yang pernah dilakukan The Fed.
"Pemulihan jelas masih jauh dari target, tapi kami berharap bisa melihat titik terang sebagai tanda pulihnya ekonomi AS secara sempurna," ungkap Bernanke.
Dia mengatakan, telah berkonsultasi secara intensif dengan Wakil Gubernur The Fed terkait pengambilan keputusan tersebut. Diungkapnya, Yellen yang dipastikan akan menggantikannya setelah lengser pada 31 Januari, mendukung langkah yang diambil The Fed tersebut.
"Dia sangat mendukung apa yang tengah kami lakukan sekarang," ujarnya.
Menghadapi keputusan tersebut, para investor langsung mengambil tindakan merespons proyeksi ekonomi AS yang membaik. Setelah pengumuman tersebut, bursa saham AS melonjak tajam di mana indeks saham S&P dan Dow ke level tertingginya.
Pada saat yang sama , harga obligasi AS jatuh. Akan tetapi tapi langkah itu cukup sederhana mengingat komitmen The Fed yang lain untuk mempertahankan suku bunga acuannya mendekati nol dalam waktu lama terlepas dari keputusan menurunkan jumlah pembelian aset.
"Ini adalah perubahan yang sederhana, tak besar, dan itu menunjukkan bahwa mereka (jajaran The Fed) tidak terburu-buru," ungkap Kepala Strategi Investasi Brown Brothers Harriman Wealth Management, Scott Clemons.
Menurut Scott, The Fed menggunakan bahasa yang sangat hati-hati, menunjukkan pihaknya sangat mendukung perekonomian AS. (Sis/Ahm)
Baca Juga:
Pasca Keputusan The Fed, IHSG Melanjutkan Penguatan
Keputusan The Fed Bikin Bursa Asia Sumringah
Harga Emas Melompat Sambut Keputusan The Fed
Alasan The Fed Pangkas Stimulus Moneter US$ 10 Miliar
Seperti dikutip dari Reuters, Kamis (19/12/2013), selain itu, usai rapat Federal Open Market Committee (FOMC) yang berlangsung selama dua hari, The Fed juga berupaya untuk menekan kenaikan suku bunga acuannya dan menahannya di level yang lebih lama.
Dalam konferensi press terakhirnya, Gubernur The Fed, Ben Bernanke mengatakan, pembelian obligasinya akan dipangkas secara berkala mulai tahun depan. Jika tingkat pengangguran terus berkurang sesuai yang diharapkan, program tersebut sepenuhnya akan diakhiri pada 2014.
Langkah yang mengejutkan sebagian investor ini faktanya tidak mengejutkan pasar seperti yang ditakutkan banyak analis. Keputusan tersebut merupakan bukti tingginya prospek ekonomi dan tingkat tenaga kerja di AS. Langkah ini menandai titik balik paling bersejarah dalam percobaan kebijakan moneter terbesar yang pernah dilakukan The Fed.
"Pemulihan jelas masih jauh dari target, tapi kami berharap bisa melihat titik terang sebagai tanda pulihnya ekonomi AS secara sempurna," ungkap Bernanke.
Dia mengatakan, telah berkonsultasi secara intensif dengan Wakil Gubernur The Fed terkait pengambilan keputusan tersebut. Diungkapnya, Yellen yang dipastikan akan menggantikannya setelah lengser pada 31 Januari, mendukung langkah yang diambil The Fed tersebut.
"Dia sangat mendukung apa yang tengah kami lakukan sekarang," ujarnya.
Menghadapi keputusan tersebut, para investor langsung mengambil tindakan merespons proyeksi ekonomi AS yang membaik. Setelah pengumuman tersebut, bursa saham AS melonjak tajam di mana indeks saham S&P dan Dow ke level tertingginya.
Pada saat yang sama , harga obligasi AS jatuh. Akan tetapi tapi langkah itu cukup sederhana mengingat komitmen The Fed yang lain untuk mempertahankan suku bunga acuannya mendekati nol dalam waktu lama terlepas dari keputusan menurunkan jumlah pembelian aset.
"Ini adalah perubahan yang sederhana, tak besar, dan itu menunjukkan bahwa mereka (jajaran The Fed) tidak terburu-buru," ungkap Kepala Strategi Investasi Brown Brothers Harriman Wealth Management, Scott Clemons.
Menurut Scott, The Fed menggunakan bahasa yang sangat hati-hati, menunjukkan pihaknya sangat mendukung perekonomian AS. (Sis/Ahm)
Baca Juga:
Pasca Keputusan The Fed, IHSG Melanjutkan Penguatan
Keputusan The Fed Bikin Bursa Asia Sumringah
Harga Emas Melompat Sambut Keputusan The Fed
Alasan The Fed Pangkas Stimulus Moneter US$ 10 Miliar