Pelindo II Dituding Jadi Calo di Proyek Kalibaru

PT Pelindo II dinilai tidak menjalankan tugas bertanggung jawab dalam membangun proyek terminal Kalibaru, Pelabuhan Tanjung Priok.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 20 Des 2013, 13:48 WIB
Diterbitkan 20 Des 2013, 13:48 WIB
sby-tak-puas-new-tanjung-priok-130322b.j
Serikat Pekerja Pelindo II (SPPI II) menuding perusahaannya tidak menjalankan tugas dari pemerintah untuk bertanggung jawab dalam membangun dan mengoperasikan proyek Terminal Kalibaru, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta.

Dikutip dari laporan tertulis SPPI II terkait perkembangan proyek Terminal Kalibaru, Pelindo II dalam pengerjaan pembangunan Kalibaru hanya sebagai calo karena proses pengerjaan lebih banyak berhubungan dengan pihak asing.

"Skim seperti yang di design Dirut PT Pelindo II maka yang terjadi PT Pelindo II tidak lebih dari sebagai calo bukan Pelindo II menjadi operator terminal yang mengoperasikan fasilitas pelabuhan secara langsung," tulis laporan SPPI II yang dikutip Liputan6.com, Jumat (20/12/2013)

Apa yang dilakukan Pelindo II tersebut dikatakan tidak sesuai dengan semangat penerbitan Perpres,  PT Pelindo II sebagai BUMN yang 100% sahamnya dimiliki Pemerintah RI, dapat mengelola secara penuh Terminal Kalibaru, sehingga fasilitas yang sangat strategis tersebut tetap ditangani Pemerintah/BUMN dan kemanfaatannya bisa maksimal untuk kepentingan rakyat dan negara Indonesia.

Penugasan kepada Pelindo II untuk melaksanakan pembangunan dan pengoperasian adalah berdasar Perpres RI Nomor 36/2012 tanggal 5 April 2012 tentang Penugasan Kepada PT Pelindo II untuk Membangun Dan Mengoperasikan Terminal Kalibaru Pelabuhan Tanjung Priok.

"Perlu diingat bahwa sesuai UU Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran, status PT Pelindo II saat ini adalah sebagai operator terminal, dengan terbitnya Perpres No. 36 tersebut seharusnya PT Pelindo II adalah yang melaksanakan pembangunan dan pengoperasian sendiri Pelabuhan Kalibaru," jelas laporan itu.

Tidak hanya itu para serikat pekerja menilai dalam proyek Kalibaru yang bernilai Rp 46 triliun ini lebih banyak melibatkan peran dari asing.

"Proyek Kalibaru memiliki Kepentingan besar bagi perekonomian nasional, namun Proyek Kalibaru oleh Pelindo II sejak direncanakan, pemilihan mitra, sampai dengan pendanaannya sangat mengandalkan peran konsultan asing. Peran SDM intern sangat minim termasuk dalam pengoperasian Terminal Kalibaru," papar laporan SPPI II. (Yas/Ahm)

Baca Juga:

Bos Pelindo II Pilih Mundur Daripada Pertahankan Anak Buah

Direksi Ramai-ramai Mundur, Pengusaha Dukung Reformasi Pelindo II

61 Pejabat Pelindo Mundur, Dahlan Iskan: Itu Biasa





POPULER

Berita Terkini Selengkapnya