India dan China Jadi Konsumen Energi Terbesar Dunia

Sebagian besar permintaan energi akan berasal dari India dan China.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 17 Jan 2014, 10:53 WIB
Diterbitkan 17 Jan 2014, 10:53 WIB
cina-india-140117b.jpg
Permintaan energi global akan terus berkembang, namun perkembangan tersebut kini melambat. Permintaan energi didorong oleh negara-negara berkembang yang dipimpin oleh China dan India.

Seperti yang dikutip dari  BP Energy Outlook 2035, Jumat (17/1/2013) berdasarkan analisis terbaru untuk pertama kalinya menetapkan pandangan BP akan perkembangan yang paling mungkin terjadi di pasar energi global untuk tahun 2030-2035.

Outlook BP Energy mengungkapkan konsumsi energi global diperkirakan akan meningkat sebesar 41% dari 2012 hingga 2035, dibandingkan dengan 55 % selama 23 tahun terakhir (52 % selama dua puluh tahun terakhir) dan 30 % selama sepuluh tahun terakhir.

Sekitar 95% dari pertumbuhan permintaan tersebut diperkirakan akan datang dari negara-negara berkembang, sementara penggunaan energi di negara-negara maju di Amerika Utara, Eropa dan Asia secara kelompok diperkirakan akan tumbuh sangat lambat. Permintaan akan mulai menurun pada tahun-tahun terakhir dari periode laporan.

Pangsa pasar bahan bakar fosil primer akan bertabrakan dengan minyak, gas alam dan batubara yang masing-masing diperkirakan mencapai sekitar 27 % dari total perpaduan pada 2035 sedangkan pangsa yang tersisa akan berasal dari energi nuklir, hidroelektrik dan energi terbarukan.

Di antara bahan bakar fosil, gas berkembang paling cepat, dan semakin banyak dimanfaatkan sebagai alternatif lebih bersih dari batu bara baik untuk pembangkit listrik maupun sektor-sektor lain.

BP Group Chief Executive Bob Dudley mengatakan, outlook menyoroti kekuatan kekuatan persaingan dan pasar bebas dalam membuka teknologi dan inovasi untuk memenuhi kebutuhan energi dunia.

" Faktor-faktor ini membuat kami optimistis untuk masa depan energi dunia," tutur Bob. (Pew/Ahm)

Baca juga:

RI Gandeng AS Investasi Sumber Energi Baru Terbarukan

AS Biayai Proyek Listrik Daerah Terpencil US$ 1,2 Juta

Pemanfaatan Bioavtur Dilakukan Mulai 2016



POPULER

Berita Terkini Selengkapnya