Banjir yang melanda kawasan ibukota mulai meresahkan kalangan pelaku usaha. Terputusnya akes transportasi telah melumpuhkan aktivitas perekonomian masyarakat di Jakarta.
Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Daerah DKI Jakarta menyatakan banjir besar yang melanda kota Jakarta kini bukan lagi bencana musiman lima tahun. Banjir seolah menjadi musibah tahunan yang melanda ibukota.
Wakil Ketua Umum Kadin DKI Jakarta, Sarman Simanjorang mengungkapkan sejumlah pusat bisnis di Jakarta hampir berhenti total akibat akses jalan yang menggenang dan tidak bisa dijangkau oleh pengungjung atau konsumen.
Dari catatan Kadin DKI Jakarta, pusat perbelanjaan yang terkena imbas banjir besar diantaranya kawasan Mangga Dua, kawasan Kepala Gading, kawasan Jatinegara.
Dikawasan Mangga Dua setidaknya terdapat enam pusat perdagangan yaitu Pasar Pagi, ITC, WTC, Mangga Dua Square, Mall Mangga Dua serta Harco Mangga Dua dengan perkiraan jumlah pedagang mencapai 20 ribu toko.
"Omzet rata rata 5 juta per kios maka taksiran kerugian mencapai 50 miliar per hari," kata Sarman.
Kerugian lebih besar ditanggung pelaku usaha di kawasan Kelapa Gading, Jakarta. Di kawasan ini, para pengusaha diperkirakan menanggung kerugian hingga Rp 40 miliar setiap hari. Kerugian dipicu ratusan toko, perkantoran, mal yang tutup operasi. Bahkan beberapa kantor cabang Bank mengalihkan pelayanan nasabah ke kantor bank terdekat akibat tidak bisa beroperasi.
Sementara di kawasan Tanah Abang, omzet pedagang diperkirakan turun sampai 60%. penurunan ini dipicu para pembeli yang tidak dapat menembus akses menuju Tanah Abang. Padahal omzet di kawasan ini diperkirakan mencapai Rp 200 miliar per hari dalam situasi normal.
"Sedangkan di kawasan Jatinegara Barat hampir semua toko tutup, aktivitas perdagangan disana hampir lumpuh," kata Sarman .
Bencana banjir juga tercatat telah melumpuhkan aktivitas sekitar 300 pabrik yang berlokasi di Kawasan Industri Pulogadung. Di kawasan ini, sempat terjadi banjir di beberapa titik dengan ketinggian mencapai 50 centimeter.
Di kawasan industri lainnya seperti Kawasan Berikat Nusantara (KBN), proses produksi industri padat karya khususnya garmen dan tekstil masih berjalan normal. Diharapkan kedua kawasan industri ini bisa terhindar dari banjir karena akan sangat mengganggu proses produksi dan pengusaha akan mengalami kerugian yang sangat besar seperti yang dialami tahun yang lalu.
Tak hanya pabrik dan pusat perbelanjaan, banjir juga berdampak pada aktivitas pengangkutan di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Kemacetan panjang dengan waktu tempuh yang begitu lama menuju pelabuhan telah mengakibatkan kerugian dari sisi transportasi mencapai Rp 9 Miliar.
Kerugian tersebut belum menghitung dampak keterlambatan keluar dan masuknya barang ekspor impor dari pelabuhan Tanjung Priok.
"Diharapkan banjir tahun ini tidak separah tahun lalu dan diharapkan setiap tahun dampaknya akan semakin menurun karena akan mengganggu iklim investasi kota Jakarta," kata Sarman.(Shd)
Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Daerah DKI Jakarta menyatakan banjir besar yang melanda kota Jakarta kini bukan lagi bencana musiman lima tahun. Banjir seolah menjadi musibah tahunan yang melanda ibukota.
Wakil Ketua Umum Kadin DKI Jakarta, Sarman Simanjorang mengungkapkan sejumlah pusat bisnis di Jakarta hampir berhenti total akibat akses jalan yang menggenang dan tidak bisa dijangkau oleh pengungjung atau konsumen.
Dari catatan Kadin DKI Jakarta, pusat perbelanjaan yang terkena imbas banjir besar diantaranya kawasan Mangga Dua, kawasan Kepala Gading, kawasan Jatinegara.
Dikawasan Mangga Dua setidaknya terdapat enam pusat perdagangan yaitu Pasar Pagi, ITC, WTC, Mangga Dua Square, Mall Mangga Dua serta Harco Mangga Dua dengan perkiraan jumlah pedagang mencapai 20 ribu toko.
"Omzet rata rata 5 juta per kios maka taksiran kerugian mencapai 50 miliar per hari," kata Sarman.
Kerugian lebih besar ditanggung pelaku usaha di kawasan Kelapa Gading, Jakarta. Di kawasan ini, para pengusaha diperkirakan menanggung kerugian hingga Rp 40 miliar setiap hari. Kerugian dipicu ratusan toko, perkantoran, mal yang tutup operasi. Bahkan beberapa kantor cabang Bank mengalihkan pelayanan nasabah ke kantor bank terdekat akibat tidak bisa beroperasi.
Sementara di kawasan Tanah Abang, omzet pedagang diperkirakan turun sampai 60%. penurunan ini dipicu para pembeli yang tidak dapat menembus akses menuju Tanah Abang. Padahal omzet di kawasan ini diperkirakan mencapai Rp 200 miliar per hari dalam situasi normal.
"Sedangkan di kawasan Jatinegara Barat hampir semua toko tutup, aktivitas perdagangan disana hampir lumpuh," kata Sarman .
Bencana banjir juga tercatat telah melumpuhkan aktivitas sekitar 300 pabrik yang berlokasi di Kawasan Industri Pulogadung. Di kawasan ini, sempat terjadi banjir di beberapa titik dengan ketinggian mencapai 50 centimeter.
Di kawasan industri lainnya seperti Kawasan Berikat Nusantara (KBN), proses produksi industri padat karya khususnya garmen dan tekstil masih berjalan normal. Diharapkan kedua kawasan industri ini bisa terhindar dari banjir karena akan sangat mengganggu proses produksi dan pengusaha akan mengalami kerugian yang sangat besar seperti yang dialami tahun yang lalu.
Tak hanya pabrik dan pusat perbelanjaan, banjir juga berdampak pada aktivitas pengangkutan di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Kemacetan panjang dengan waktu tempuh yang begitu lama menuju pelabuhan telah mengakibatkan kerugian dari sisi transportasi mencapai Rp 9 Miliar.
Kerugian tersebut belum menghitung dampak keterlambatan keluar dan masuknya barang ekspor impor dari pelabuhan Tanjung Priok.
"Diharapkan banjir tahun ini tidak separah tahun lalu dan diharapkan setiap tahun dampaknya akan semakin menurun karena akan mengganggu iklim investasi kota Jakarta," kata Sarman.(Shd)