Komitmen pemerintah yang mewajibkan perusahaan tambang untuk membangun pabrik peleburan dan pemurnian (smelter) akhirnya membuat nyali PT Freeport Indonesia menciut. Padahal sebelumnya raksasa tambang ini ogah mendirikan smelter.
Buktinya, Bos Freeport Indonesia, Rozik B Soetjipto dan Direktur Utama PT Antam (Persero) Tbk Tato Miraza menandatangani nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) untuk melakukan studi kelayakan (feasibility study/FS) pembangunan smelter.
Rozik mengungkapkan, Freeport sebelumnya telah merampungkan pra studi kelayakan oleh HEX Engineering Company asal Kanada untuk pembangunan smelter pada Januari 2014. Upaya ini, kata Rozik, merupakan dukungan atas kebijakan pemerintah dalam hilirisasi tambang.
"Ini untuk meneruskan dan mendetailkan studi yang sudah kami lakukan sebelumnya. Karena beberapa waktu lalu, CEO McMoran datang dan menyatakan akan membangun smelter dengan skema Public Privat Partnership (PPP), makanya kami gandeng Antam," ucap dia usai Penandatanganan MoU FS Smelter di kantor Antam, Jakarta, Senin (10/2/2014).
Lebih jauh Rozik mengakui, saat ini pihaknya sudah memiliki opsi empat lokasi yang akan dikaji kelayakannya untuk pembangunan smelter.
Empat lokasi tersebut, dia menyebut, pertama, di wilayah Petrokimia Gresik dekat smelter yang sudah eksisting. Lokasi kedua, dekat pelabuhan milik Pelindo dan AKR Corporindo dan lokasi ketiga, Polowijo ke arah Barat Sedayu. Sedangkan lokasi keempat beradai di Amamapare, Papua.
"Nanti akan dibandingkan berbagai aspeknya karena nanti secara detail akan ditentukan berbagai unsur pendukung yang diperlukan untuk smelter. Misalnya penting menyerap asam sulfatnya ketika berada di dekat Petrokimia karena ini penting supaya tidak terjadi masalah," tutur dia.
Jika terealisasi, Rozik memastikan, smelter dengan Antam dan pihak lain ini akan mempunyai kapasitas peleburan dan pemurnian sampai 300 ribu ton. Sebab, pembangunan smelter selalu berhadapan dengan tantangan pembangunan infrastruktur, energi, pelabuhan dan lainnya.
"FS-nya perlu waktu 3 bulan, kira-kira akhir April ini selesai. Jika hasilnya positif, barulah akan ada tindakan selanjutnya. Jadi tergantung hasil (FS), kapan dan langkah berikutnya (smelter bisa dibangun)," ujar Rozik.
Sementara itu, Tato Miraza menambahkan, pihaknya dapat mengolah kembali anode slime sebanyak 500 ton. "Jadi anode slime bisa diolah sebanyak 500 ton dari sekitar 1.500-2.000 ton yang dihasilkan," pungkas Tato. (Fik/Ahm)
*Bagi Anda yang ingin mengetahui hasil ujian CPNS Honorer K2 2013 silakan klik di cpns.liputan6.com
Baca juga:
Freeport Gandeng Antam Bangun Smelter
Freeport dan Newmont Belum Dapat Izin Ekspor Mineral
Bos Antam: Bangun Smelter Tak Seperti Bikin Pabrik Tahu
Buktinya, Bos Freeport Indonesia, Rozik B Soetjipto dan Direktur Utama PT Antam (Persero) Tbk Tato Miraza menandatangani nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) untuk melakukan studi kelayakan (feasibility study/FS) pembangunan smelter.
Rozik mengungkapkan, Freeport sebelumnya telah merampungkan pra studi kelayakan oleh HEX Engineering Company asal Kanada untuk pembangunan smelter pada Januari 2014. Upaya ini, kata Rozik, merupakan dukungan atas kebijakan pemerintah dalam hilirisasi tambang.
"Ini untuk meneruskan dan mendetailkan studi yang sudah kami lakukan sebelumnya. Karena beberapa waktu lalu, CEO McMoran datang dan menyatakan akan membangun smelter dengan skema Public Privat Partnership (PPP), makanya kami gandeng Antam," ucap dia usai Penandatanganan MoU FS Smelter di kantor Antam, Jakarta, Senin (10/2/2014).
Lebih jauh Rozik mengakui, saat ini pihaknya sudah memiliki opsi empat lokasi yang akan dikaji kelayakannya untuk pembangunan smelter.
Empat lokasi tersebut, dia menyebut, pertama, di wilayah Petrokimia Gresik dekat smelter yang sudah eksisting. Lokasi kedua, dekat pelabuhan milik Pelindo dan AKR Corporindo dan lokasi ketiga, Polowijo ke arah Barat Sedayu. Sedangkan lokasi keempat beradai di Amamapare, Papua.
"Nanti akan dibandingkan berbagai aspeknya karena nanti secara detail akan ditentukan berbagai unsur pendukung yang diperlukan untuk smelter. Misalnya penting menyerap asam sulfatnya ketika berada di dekat Petrokimia karena ini penting supaya tidak terjadi masalah," tutur dia.
Jika terealisasi, Rozik memastikan, smelter dengan Antam dan pihak lain ini akan mempunyai kapasitas peleburan dan pemurnian sampai 300 ribu ton. Sebab, pembangunan smelter selalu berhadapan dengan tantangan pembangunan infrastruktur, energi, pelabuhan dan lainnya.
"FS-nya perlu waktu 3 bulan, kira-kira akhir April ini selesai. Jika hasilnya positif, barulah akan ada tindakan selanjutnya. Jadi tergantung hasil (FS), kapan dan langkah berikutnya (smelter bisa dibangun)," ujar Rozik.
Sementara itu, Tato Miraza menambahkan, pihaknya dapat mengolah kembali anode slime sebanyak 500 ton. "Jadi anode slime bisa diolah sebanyak 500 ton dari sekitar 1.500-2.000 ton yang dihasilkan," pungkas Tato. (Fik/Ahm)
*Bagi Anda yang ingin mengetahui hasil ujian CPNS Honorer K2 2013 silakan klik di cpns.liputan6.com
Baca juga:
Freeport Gandeng Antam Bangun Smelter
Freeport dan Newmont Belum Dapat Izin Ekspor Mineral
Bos Antam: Bangun Smelter Tak Seperti Bikin Pabrik Tahu