Pelabuhan Cilamaya Banten dinilai menjadi solusi alternatif efektif untuk mengurangi kepadatan arus barang yang selama ini terjadi di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Selain itu, keberadaan pelabuhan ini dapat mendukung perkembangan industri di Karawang dan sekitarnya.
Sebab itu, Menteri Perindustrian (Menperin) MS Hidayat mengaku telah meminta agar pembangunan pelabuhan tersebut dipercepat.
"Tadinya itu mau berfungsi pada 2020, jadi dimulai 2017. Tapi saya mendorong supaya dipercepat sehingga akhir tahun depan atau paling tidak awal 2016 fisiknya sudah dimulai, sehingga 1 tahun lebih awal," ujar dia di Karawang, Jawa Barat, Rabu (12/2/2014).
Hidayat menjelaskan, pembangunan pelabuhan ini sebenarnya merupakan kesepakatan yang telah ditandatangani Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa dengan Ministry of Economy, Trade and Industry (METI) selaku perwakilan dari pemerintah Jepang di Tokyo.
"Salah satu blue print yang ditandatangani adalah pembangunan Cilamaya karena ini ingin dijadikan center mereka (Jepang). Karena setelah dilakukan analisa yang mendalam, tidak bisa menggantungkan diri dengan Tanjung Priok karena kerugian akibat efisensi logistik terus meningkat sehingga pemerintah Jepang menyetujui blue print-nya. Saya minta hal itu dipercepat," lanjut dia.
Selain bersedia membuatkan studi kelayakan, menurut Hidayat, Jepang juga telah menawarkan skema investasi melalui public private partnership (PPP), di mana melibatkan pemerintah dan swasta.
"Jadi mungkin kita lakukan beauty contest lalu. Karena mereka (Jepang) mendanai 100%, nanti mereka mendapatkan fasilitas manajemen sekian puluh tahun sebelum dikembalikan di Indonesia," tandas dia. (Dny/Nrm)
*Bagi Anda yang ingin mengetahui hasil ujian CPNS Honorer K2 2013 silakan klik di cpns.liputan6.com
Sebab itu, Menteri Perindustrian (Menperin) MS Hidayat mengaku telah meminta agar pembangunan pelabuhan tersebut dipercepat.
"Tadinya itu mau berfungsi pada 2020, jadi dimulai 2017. Tapi saya mendorong supaya dipercepat sehingga akhir tahun depan atau paling tidak awal 2016 fisiknya sudah dimulai, sehingga 1 tahun lebih awal," ujar dia di Karawang, Jawa Barat, Rabu (12/2/2014).
Hidayat menjelaskan, pembangunan pelabuhan ini sebenarnya merupakan kesepakatan yang telah ditandatangani Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa dengan Ministry of Economy, Trade and Industry (METI) selaku perwakilan dari pemerintah Jepang di Tokyo.
"Salah satu blue print yang ditandatangani adalah pembangunan Cilamaya karena ini ingin dijadikan center mereka (Jepang). Karena setelah dilakukan analisa yang mendalam, tidak bisa menggantungkan diri dengan Tanjung Priok karena kerugian akibat efisensi logistik terus meningkat sehingga pemerintah Jepang menyetujui blue print-nya. Saya minta hal itu dipercepat," lanjut dia.
Selain bersedia membuatkan studi kelayakan, menurut Hidayat, Jepang juga telah menawarkan skema investasi melalui public private partnership (PPP), di mana melibatkan pemerintah dan swasta.
"Jadi mungkin kita lakukan beauty contest lalu. Karena mereka (Jepang) mendanai 100%, nanti mereka mendapatkan fasilitas manajemen sekian puluh tahun sebelum dikembalikan di Indonesia," tandas dia. (Dny/Nrm)
*Bagi Anda yang ingin mengetahui hasil ujian CPNS Honorer K2 2013 silakan klik di cpns.liputan6.com