Tak adanya pengakuan Bank Indonesia (BI) terhadap penggunaan Bitcoin dan virtual money tidak menghalangi para penggiat untuk terus melakukan transaksi. Bahkan kini para pengguna bitcoin telah membuat pasar tersendiri di tanah air bernama Bitcoin Marketplace.
Keputusan ini tak terlepas dari peningkatan volume dan jumlah transaksi bitcoin di Tanah Air. Melalui kehadiran tempat jual beli online itu, pertukaran bitcoin di Indonesia tidak lagi berpatokan pada standar nilai tukar internasional.
Peluncuran bitcoin marketplace yang digelar di Jakarta, Sabtu (15/2/2014) ditujukan agar bitcoin Indonesia memiliki nilai tukar yang lebih independen dan murni serta hanya bergantung pada permintaan dan pasokan domestik. Dengan begitu, kemungkinan besar bitcoin Indonesia akan memilki pergerakan pasar yang berbeda dengan Amerika Serikat (AS).
"Dengan keberhasilan peluncuran Bitcoin Marketplace ini, kami yakin volume transaksi di Indonesia akan mencapai minimal 100 BTC per harinya," ungkap CEO Bitcoin Indonesia Oscar Darmawan.
Dengan kehadiran Bitcoin Marketplace, para pengguna di Indonesia diharapkan tak lagi bergantung pada perputaran bitcoin dan dolar AS. Selama ini, nilai nilai tukar bitcoin di Indonesia memang masih mengacu pada bitcoin dan dolar AS.
Saat ini, China merupakan salah satu negara pengguna bitcoin yang telah memiliki pergerakan pasar sendiri.
Oscar menjelaskan, kehadiran Bitcoin Marketplace dapat membuat pembeli dan penjual mata uang ikut terlibat sebagai penentu nilai tukar bitcoin di Indonesia. Pengaruh terbesar dari kemunculan Bitcoin Marketplace ini adalah selisih transaksi yang kian menipis mendekati nol.
Peluncurannya juga diharapkan dapat meningkatkan jumlah pengguna bitcoin secara signifikan. Maklum, di tengah ketidakpahaman masyarakat mengenai bitcoin, jumlah penggunanya justru tercatat mengalami peningkatan.
Untuk menggenjot Bitcoin Marketplace, Bitcoin Indonesia mengaku telah menyiapkan strategi khusus diantaranya mengajak para blogger dan internet marketer untuk ikut berpromosi. Imbalannya, para blogger dan internet marketer dapat memperoleh komisi sebesar 25% dari akumulasi biaya transaksi member yang direferensikan.(Sis/Shd)
Keputusan ini tak terlepas dari peningkatan volume dan jumlah transaksi bitcoin di Tanah Air. Melalui kehadiran tempat jual beli online itu, pertukaran bitcoin di Indonesia tidak lagi berpatokan pada standar nilai tukar internasional.
Peluncuran bitcoin marketplace yang digelar di Jakarta, Sabtu (15/2/2014) ditujukan agar bitcoin Indonesia memiliki nilai tukar yang lebih independen dan murni serta hanya bergantung pada permintaan dan pasokan domestik. Dengan begitu, kemungkinan besar bitcoin Indonesia akan memilki pergerakan pasar yang berbeda dengan Amerika Serikat (AS).
"Dengan keberhasilan peluncuran Bitcoin Marketplace ini, kami yakin volume transaksi di Indonesia akan mencapai minimal 100 BTC per harinya," ungkap CEO Bitcoin Indonesia Oscar Darmawan.
Dengan kehadiran Bitcoin Marketplace, para pengguna di Indonesia diharapkan tak lagi bergantung pada perputaran bitcoin dan dolar AS. Selama ini, nilai nilai tukar bitcoin di Indonesia memang masih mengacu pada bitcoin dan dolar AS.
Saat ini, China merupakan salah satu negara pengguna bitcoin yang telah memiliki pergerakan pasar sendiri.
Oscar menjelaskan, kehadiran Bitcoin Marketplace dapat membuat pembeli dan penjual mata uang ikut terlibat sebagai penentu nilai tukar bitcoin di Indonesia. Pengaruh terbesar dari kemunculan Bitcoin Marketplace ini adalah selisih transaksi yang kian menipis mendekati nol.
Peluncurannya juga diharapkan dapat meningkatkan jumlah pengguna bitcoin secara signifikan. Maklum, di tengah ketidakpahaman masyarakat mengenai bitcoin, jumlah penggunanya justru tercatat mengalami peningkatan.
Untuk menggenjot Bitcoin Marketplace, Bitcoin Indonesia mengaku telah menyiapkan strategi khusus diantaranya mengajak para blogger dan internet marketer untuk ikut berpromosi. Imbalannya, para blogger dan internet marketer dapat memperoleh komisi sebesar 25% dari akumulasi biaya transaksi member yang direferensikan.(Sis/Shd)