Keinginan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa agar Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi bisa menggenjot ekspor nasional dinilai sulit terwujud. Apalagi masa jabatan mantan duta besar Indonesia untuk Jepang ini hanya dalam hitungan bulan saja.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi menilai target kenaikan ekspor sulit tercapai karena adanya pelaksanaan pemilu di tahun ini. Hal lain beban biaya industri dalam negeri yang kian banyak membuat mereka sulit bersaing dengan industri asing.
"Beban biaya industri kita sudah luar biasa. Itu bunga naik, UMP naik, listrik naik. Harga kita naik, sedangkan industri luar negeri tidak menaikkan, jadi akan susah untuk bisa bersaing," ujar dia di Jakarta seperti ditulis Kamis (20/2/2014).
Menurut Sofjan, larangan ekspor mineral mentah yang berlaku sejak 12 Januari 2014 menjadi salah satu penyebab utama sulitnya upaya untuk meningkatkan ekspor.
Begitu pula dengan industri manufaktur lokal yang belum mampu bisa bersaing dengan negara lain. "Manufaktur kita juga masih belum bisa bersaing, jadi apa yang bisa diharapkan untuk meningkatkan ekspor," lanjut dia.
Selain itu, kinerja ekspor Indonesia bergantung pada komoditas tidak banyak membantu karena harga komoditas dunia yang tidak stabil. Belum lagi, komoditas Indonesia juga masih sulit bersaing karena negara lain.
"Komoditas kita bisa diekspor tapi untuk mencapai keuntungan, volume yang diekspor harus banyak. Tetapi pasar kita sudah tidak butuh banyak, karena industri di negara lain juga sudah over capacity, Jadi kita kalah sama Tiongkok," kata Sofjan.
Namun dia menyatakan hal terpenting yang harus dilakukan pemerintah saat ini adalah menjaga arus ekspor tetap baik dengan meminimalisir gangguan terhadap ekspor.
"Tidak harus meningkat pesat tetapi yang penting lancar dari gangguan. Kalau dia bisa menekan harga bahan pokok dia lulus jadi mendag," tandas dia. (Fik/Nrm)
*Bagi Anda yang ingin mengetahui hasil ujian CPNS Honorer K2 2013 silakan klik di cpns.liputan6.com
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi menilai target kenaikan ekspor sulit tercapai karena adanya pelaksanaan pemilu di tahun ini. Hal lain beban biaya industri dalam negeri yang kian banyak membuat mereka sulit bersaing dengan industri asing.
"Beban biaya industri kita sudah luar biasa. Itu bunga naik, UMP naik, listrik naik. Harga kita naik, sedangkan industri luar negeri tidak menaikkan, jadi akan susah untuk bisa bersaing," ujar dia di Jakarta seperti ditulis Kamis (20/2/2014).
Menurut Sofjan, larangan ekspor mineral mentah yang berlaku sejak 12 Januari 2014 menjadi salah satu penyebab utama sulitnya upaya untuk meningkatkan ekspor.
Begitu pula dengan industri manufaktur lokal yang belum mampu bisa bersaing dengan negara lain. "Manufaktur kita juga masih belum bisa bersaing, jadi apa yang bisa diharapkan untuk meningkatkan ekspor," lanjut dia.
Selain itu, kinerja ekspor Indonesia bergantung pada komoditas tidak banyak membantu karena harga komoditas dunia yang tidak stabil. Belum lagi, komoditas Indonesia juga masih sulit bersaing karena negara lain.
"Komoditas kita bisa diekspor tapi untuk mencapai keuntungan, volume yang diekspor harus banyak. Tetapi pasar kita sudah tidak butuh banyak, karena industri di negara lain juga sudah over capacity, Jadi kita kalah sama Tiongkok," kata Sofjan.
Namun dia menyatakan hal terpenting yang harus dilakukan pemerintah saat ini adalah menjaga arus ekspor tetap baik dengan meminimalisir gangguan terhadap ekspor.
"Tidak harus meningkat pesat tetapi yang penting lancar dari gangguan. Kalau dia bisa menekan harga bahan pokok dia lulus jadi mendag," tandas dia. (Fik/Nrm)
*Bagi Anda yang ingin mengetahui hasil ujian CPNS Honorer K2 2013 silakan klik di cpns.liputan6.com