Liputan6.com, Jakarta - Musim kompetisi ISL 2014 tentu terasa spesial buat pemain asal Mali, Makan Konate. Pemain yang didatangkan dari Barito Putera itu menunjukkan kelas sebagai motor serangan nomor wahid di kasta kompetisi tertinggi di Indonesia tahun lalu.
Meski gagal menyabet gelar pemain terbaik versi PT Liga Indonesia, Konate ternyata juga pantas menyabet gelar pemain terbaik 2014. Berkaca dari statistik, Konate memang pantas mengenakan nomor punggung 10, nomor istimewa buat pemain yang memiliki pengaruh besar dalam tim.
Di musim pertama bersama Persib, Konate mampu memberikan gelar juara baut Persib. Dia sukses mengakhiri penantian panjang Persib selama 19 tahun menanti gelar juara sejak terakhir kali mereka mendapatkannya pada 1995 lalu.
Advertisement
Berikut beberapa alasan mantan pemain PSPS Padang itu pun sejatinya bisa menjadi pemain terbaik di ISL 2014 versi LabBola:
Klik halaman selanjutnya>>
Produktif di Depan Gawang
Makan Konate memiliki semua syarat yang dibutuhkan sebagai pemakai nomor 10 sejati. Sepanjang perhelatan ISL 2014, Konate mencetakk 13 gol dari 28 partaiSebesar 13,54% dari total tembakan yang dilesakkan berhasil dikonversikan menjadi gol. Ini menjadikannya sebagai pencetak gol terbanyak Persib, juga sebagai pemain tengah tersubur di ISL 2014.
Sedangkan, sebagai perbandingan, Ferdinand Sinaga--yang berhasil merebut gelar pemain terbaik ISL 2014--hanya mampu menyarangkan 11 gol. Tidak heran bila Konate juga pantas merebut gelar best player ISL 2014.
Advertisement
Mampu Mengendalikan Laga
Konate juga sangat baik dalam mengontrol permainan dan memberikan kontribusi umpan bagi Pengeran Biru. Dari seluruh pertandingan musim lalu, dia tercatat memiliki akurasi umpan sebesar 83,17%. 5 umpan yang dilepaskan Konaté menjadi assist bagi gol yang dicetak oleh rekannya.
Kebebasan dalam berkreasi yang diberikan kepada Konate membuat dia dengan leluasa dapat melakukan manuver ke kedua sisi lapangan. Tercatat setidaknya dia berhasil melewati dua pemain lawan dan melepaskan satu umpan silang akurat di setiap pertandingan pada musim lalu.
Konate juga mewakili sepakbola modern>>
Kontribusi Bertahan
Tidak hanya dalam membangun serangan, Konate juga sangat baik dalam memberikan kontribusi bertahan bagi timnya. Dia sering kali bergerak turun bertahan dari posisi semula untuk membantu kedua pivot yang diperankan oleh Hariono, Firman Utina ataupun M. Taufiq dalam merebut bola dari lawan dan merancang serangan.
Selama kompertisi ISL 2014 bergulir, Konate tercatat berhasil melakukan 67 intersep dan 62 tekel. Gaya bermain Konaté ini merepresentasikan filosofi sepak bola modern. Dia merupakan ‘Nomor 10’ modern dengan tipikal pekerja keras dan mobilitas yang tinggi di lapangan.
Terlihat kontras bila dibandingan dengan "Nomor 10" klasik yang berperan sebagai playmaker bertipikal flamboyan seperti Gustavo Lopez atau Robertino Pugliara, yang hanya mengedepankan umpan dan kreativitas namun tidak banyak memberikan manuver dalam pergerakan, cenderung statis di depan serta jarang turun untuk membantu pertahanan.
Klik halaman selanjutnya>>
Advertisement
Grafis
Sepak bola modern memang menuntut seluruh pemain pada sebuah tim tidak hanya berperan dalam bertahan atau menyerang saja. Memiliki peran dan kontribusi sama baiknya ketika bertahan dan menyerang dalam sebuah unit secara kolektif, menjadi nilai tambah dalam sepakbola di era modern. Dengan kualitas yang dimiliki, Konate bisa dijadikan contoh bagi pemain lokal Indonesia.
(Rejdo/Adhitya Warman)
Baca Juga:
Pellegrini: City Tahun Ini akan Berbeda