Liputan6.com, Jakarta: PSSI merasa Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) tidak pantas mengancam untuk mencabut izin PSSI. Menurut Wakil Ketua Umum PSSI, La Nyalla Mattalitti, menekankan, seharusnya Kemenpora mewakili Pemerintah bertugas mengayomi PSSI.
Seperti diketahui, PSSI terancam dicabut izin kegiatannya oleh Kemenpora karena tetap memainkan 18 klub di kompetisi QNB League 2015. Kemenpora melalui BOPI hanya meloloskan 16 klub untuk tampil di kompetisi QNB 2015.
Kemenpora pun kemudian memberikan surat teguran kepada PSSI bila dalam tujuh hari sejak 8 April 2015 tidak mematuhi, maka akan jatuh sanksi. Sanksi dari Kemenpora sendiri tidak lain merupakan bentuk intervensi pemerintah kepada PSSI, yang juga dilarang oleh FIFA.
“PSSI diancam? Negara kita negara hukum. Pemerintah yang baik adalah yang mengayomi rakyatnya. PSSI ini rakyatnya bukan? Kok diancam-ancam, tidak pantas lho,” kata La Nyalla kepada wartawan di Kantor PSSI, Jakarta, Kamis (9/4/2015).
“Saya pikir tidak perlu komunikasi ke FIFA. Untuk apa? Kita tidak cengeng kok. PSSI tidak cengeng” sambungnya.
Lanjut ke halaman berikutnya...
2
La Nyalla juga memandang pelarangan BOPI kepada Arema Cronus dan Persebaya Surabaya untuk berkompetisi sebagai hal yang tidak wajar. Menurut La Nyalla, BOPI dan Kemenpora tidak punya alasan untuk melarang-larang Arema dan Persebaya ikut berkompetisi.
“Persebaya Surabaya dan Persebaya 1927 rumahnya berbeda. Saleh Mukaddar itu saat pimpin Persebaya 1927 masih punya utang tunggakan gaji kepada para pemain. Kenapa BOPI tidak mempermasalahkan itu,” jelasnya.
“Yang saya tahu, 16 klub yang lainnya tidak mau kompetisi berjalan kalau tidak ada dua klub itu (Arema dan Persebaya),” lanjutnya.
Baca Juga:
5 Skandal Suap yang Hebohkan Sepak Bola Indonesia
Advertisement