Liputan6.com, Jakarta - Dampak dibekukannya PSSI oleh Menteri Pemuda dan Olahraga melalui ternyata mulai meluas. Persipura Jayapura dirayu oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM) untuk pindah ke negara kepulauan di Samudera Pasifik bagian selatan, Republik Vanuatu.
Selain itu,Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), yang telah berkomunikasi dengan kompetisi di negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura. Menurut Sekretaris Asosiasi Provinsi NAD, Tengku Mahmud Khaidir, peraturan daerahnya mengizinkan agar bidang olahraga bisa melakukan hubungan ke luar negeri.
Situasi ini tentu tak lepas dari banyak daerah yang kecewa dan sulit menerima kenyataan Pemerintah melalui Menpora memutuskan membekukan PSSI. Keputusan Menpora dianggap sepihak, karena sebelumnya tidak berkomunikasi dengan para anggota PSSI.
Advertisement
"Kami sudah berkirim surat dengan AFC dan sudah melakukan komunikasi dengan Malaysia dan Singapura. Peraturan daerah kami juga sudah mengizinkan bahwa budaya dan olahraga di Aceh boleh melakukan hubungan dengan pihak luar negri. Maka dari itu, kami lakukan hal ini daripada kami ikut Indonesia yang jelas-jelas sudah dibekukan oleh anak bangsa sendiri," ujar Khaidir dalam rilis yang diterima wartawan, Kamis (23/4/2015).
"Jadi kami harap Menpora segera mencabut keputusan pembekuan itu. Ayolah dahulukan kepentingan bangsa dan negara, jangan sepak bola malah menjadi korban kebuasaan kekuasaan ini," sambungnya.
Bersambung ke halaman berikutnya>>>
Selanjutnya
Setelah membekukan PSSI, praktis Kemenpora seperti tanpa persiapan melakukan langkah selanjutnya. Terbukti, rencana Kemenpora membentuk Tim Transisi hingga saat ini belum juga dilakukan, padahal mereka telah membekukan PSSI sejak 17 April 2015.
Pembina Persipura Jayapura, La Siya, menyatakan, peluang Persipura dilarang tampil di AFC Cup, karena sanksi FIFA dijadikan senjata bagi OPM. Menurut La Siya, sepak bola adalah alat pemersatu di Papua, sehingga wajib dilindungi oleh negara, termasuk Menpora.
"Jadi, efek yaitu kalau sampe sanksi FIFA turun, otomatis Persipura tidak ikut pertandingan AFC. Karena sepakbola itu harkat dan martabat orang Papua, inilah yang akan terjadi. Sebab setiap isu yang merugikan Republik ini, yang menyangkut Papua itu cepat diambil," tambahnya.
Baca juga:
Ancelotti Puji Setinggi Langit Striker Buangan MU
Advertisement